A. JENIS DATA
Di atas telah disebutkan bahwa data
merupakan hal yang paling penting dalam upaya memahami murid secara lebih baik.
Pemahaman yang lebih baik tentang murid hanya mungkin dapat dicapai jika
sekolah memiliki data yang lengkap dan meyeluruh tentang murid. Data yang
dimaksud meliputi data pribadi dan data lingkungan.
1.
Data
pribadi
Yang
termasuk data pribadi ialah :
a.
Data
tentang pengenalan diri siswa. Data ini terdiri dari
nama, jenis kelamin, tanggal tempat lahir, dan tempat tinggal.
b.
Data
tentang latar belakang keluarga dan lingkungan sosial,
yaitu keadaan orang tua dan anggota keluarga lainnya serta lingkungan sekitar
yang berupa antara lain umur ayah dan ibu, status hubungan ayah dan ibu (utuh,
cerai, meninggal), jumlah anggota keluarga, pendidikan orang tua dan anggota
keluarga lainnya, pekerjaan orang tua dan anggota keluarga lainnya, sikap orang
tua dan anggota keluarga lainnya, dan pengaruh-pengaruh kehidupan masyarakat
sekitar.
c.
Data
tentang keadaan kesehatan dan perkembangan murid,
seperti keadaan kelahiran, penyakit yang pernah diderita, imunisasi yang pernah
diperoleh, penglihatan, dan pendengaran.
d.
Data
tentang kemampuan dasar, yaitu angka atau keterangan
tentang kemampuan (kecerdasan) yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran
dengan menggunakan tes psikologis.
e.
Data
tentang kemampuan khusus, yaitu kecakapan atau ketrampilan
dalam bidang tertentu yang dimiliki, angka atau keterangan tentang kecakapan
yang berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan tes bakat khusus.
f.
Data
tentang riwayat pendidikan dan prestasi belajar,
yaitu umur ketika pertama kali masuk sekolah, kepindahan sekolah, kenaikan
kelas, pendidikan tambahan atau kursus yang pernah diikuti, kedudukan di dalam
kelas, dan prestasi belajar pada umumnya.
g.
Data
tentang kepribadian, yaitu penyesuaian diri, sikap,
kebiasaan-kebiasaan kematangan emosional, minat, dan sebagainya.
h.
Kegiatan-kegiatan
luar sekolah, yaitu kegiatan-kegiatan yang diikuti
di luar jam sekolah, seperti pekerjaan sambilan, kegiatan dalam organisasi
kepemudaan, kegiatan sosial, dan kegiatan di bidang keagamaan.
i.
Data
tentang rencana-rencana masa depan, yaitu berkenaan
dengan rencana setelah tamat sekolah, baik kelanjutan studi maupun pemilihan
pekerjaan.
2.
Data
tentang Lingkungan
Selain data pribadi seperti yang telah
dikemukakan di atas, perlu pula dikumpulkan berbagai data tentang lingkungan.
Data tentang lingkungan ini sangat penting dan berguna dalam rangka memberikan
informasi kepada murid. Dalam rangka penyesuian diri, khususnya yang berkaitan
erat dengan program dan kegiatan pendidikan, minat, dan cita-cita, murid
memerlukan data yang lengkap dan menyeluruh tentang berbagai aspek lingkungan.
Data yang dimaksud adalah:
a.
Data
tentang pendidikan, yaitu data yang berkenaan dengan
sistem penyelenggaraan pendidikan, kurikulum, program-program yang ada, mata
pelajaran yang dipersyaratkan, syarat-syarat masuk, biaya yang diperlukan dan
sebagainya.
b.
Data
tentang jabatan dan pekerjaan, yaitu data kategori
ini antara lain berkenaan dengan jenis-jenis jabatan dan pekerjaan, keserupaan
syarat-syarat kerja, dan kondisi-kondisi kerja.
c.
Data
tentang sosial pribadi. Kategori ini antara lain mengenai
adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi.
B. SUMBER DATA
Yang dimaksud dengan sumber data ialah
pihak-pihak yang dapat dimintai dan memberikan keterangannya tentang pribadi
murid dan lingkungan. Secara skematis sumber data itu digambarkan seperti di
bawah ini.
5
5
|
4
4
|
3
3
|
2
2
|
1
|
Bagan 3
Sumber-sumber Data
Lingkaran
1, sumber data yang paling utama tentang pribadi siswa adalah siswa itu
sendiri. Siswa adalah pusat data mengenai dirinya, baik data mengenai kekuatan
maupun mengenai kelemahannya. Semua data itu perlu diungkapkan untuk dibuat
keputusan-keputusan yang bijaksana berkenaan dengan diri murid. Namun demikian,
terkumpulnya data tentang murid banyak tergantung pada siswa itu sendiri. Kalau
siswa tidak mau mengemukakan masalahnya, tidak mau memberikan data yang benar
tentang dirinya, dan tidak mau bersungguh-sungguh mengerjakan tugas-tugas
(menjawab tes, angket, wawancara, dan sebagainya), maka segala usaha yang
dilakukan akan menjadi sia-sia. Oleh sebab itu adalah kewajiban para guru,
konselor, dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suasana yang memungkinkan
siswa mau secara sukarela mengemukakan segala data tentang dirinya.
Lingkaran
2, pihak-pihak yang menjadi sumber data dalam lingkaran ke dua di atas
adalah orang tua, guru, wali kelas, konselor, kepala sekolah, dan pihak-pihak
lain yang terkait dengan masalah siswa. Mereka ini merupakan orang-orang yang
paling dekat dan banyak bertanggung jawab tentang siswa. Status hubungan dan
pergaulan mereka sehari-hari dengan siswa, memungkinkan mereka dapat lebih
banyak mengetahui segala sesuatu tentang siswa.
Lingkaran
3, pihak-pihak yang dapat menjadi sumber data tentang siswa yaitu
orang-orang yang dekat dengan siswa, tetapi tidak langsung bertanggung jawab,
misalnya teman-temannya di sekolah dan di luar sekolah, dan anggota keluarga
laiinya.
Lingkaran
4, dalam lingkaran ini tercakup orang-orang yang agak jauh hubungannya
dengan siswa tetapi dapat memberikan keterangan tentang siswa. Orang-orang
tersebut antara lain adalah tetangga, kepala desa, dan tata usaha sekolah.
Lingkaran
5, lingkaran terakhir ini tercakup orang-orang atau lembaga-lembaga yang
berada di luar lingkungan pendidikan dan rumah tangga tetapi dapat memberikan
keterangan tentang siswa; misalnya rumah sakit, dan organisasi pemuda.
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data yang dimaksud di
atas adalah diperoleh dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul
data, baik yang bersifat tes maupun non-tes.
1.
Tes
Secara etimologis, istilah “tes”, berasal dari bahasa Latin, “testum” yang berarti cangkir, magkok
atau cawan yang digunakan untuk memeriksa logam. Lambat laun istilah ini
dipergunakan juga dalam lapangan-lapangan lain termasuk pendidikan. Dalam
penggunaannya sehari-hari, istilah tes
sering digunakan silih berganti dengan pengukuran
dan penilaian. Dalam pengertian yang sempit, tes mengandung pengertian
penyajian seperangkat tugas atau pertanyaan yang harus dijawab. Definisi yang
lebih luas tentang tes dikemukakan oleh Cronbach (1970) sebagai “prosedur yang
sistematis untuk mengamati tingkah laku seseorang dan menggambarkannya dengan
skala angka atau sistem golongan”. Umumnya
tes mengandung pengertian alat untuk menentukan atau menguji sesuatu. Dalam
hubungan dengan psikologi, tes merupakan suatu rangkaian pertanyaan atau tugas
yang harus dijawab atas dasar pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap, atau
kualifikasi seseorang dapat di tentukan.
Tes banyak sekali macamnya dan dapat
digolongkan menurut cara-cara tertentu; misalnya berdasarkan atas banyaknya
peserta tes, berdasarkan cara penyelesaiannya, dan sebagainya. Salah satu cara
penggolongan tes yang terkenal adalah penggolongan tes berdasarkan atas aspek
psikis yang diukur. Berdasarkan atas aspek yang diukur, tes dibedakan atas :
a.
Tes Inteligensi
b.
Tes Bakat
c.
Tes Kepribadian
d.
Tes Prestasi Belajar
a.
Tes
Inteligensi
Inteligensi merupakan
keseluruhan kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara terarah dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan secara efektif. Jadi, tes Inteligensi
adalah suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan taraf
kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan
menyesuaikan dirinya secara efektif.
Tes Intelegensi ada
bermacam-macam jenisnya. Dilihat dari segi apa yang diukur, tes Inteligensi
dapat dibedakan menjadi:
1)
Tes
Inteligensi Umum. Tes ini bertujuan untuk memberikan
gambaran umum tentang taraf kemampuan seseorang.
2)
Tes
Inteligensi Khusus. Tes ini menggambarkan taraf kemampuan
seseorang secara spesifik.
3)
Tes
Inteligensi Diferensial. Tes memberikan gambaran tentang
kemampuan seseorang dalam berbagai bidang yang memungkinkan di dapatnya profil
kemampuan tersebut. Melalui profil itu dapat dikenali kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan seorang murid.
Tes
Inteligensi berguna untuk :
a). Membantu guru menganalisis berbagai masalah
yang dialami murid, seperti masalah kesulitan belajar, masalah kedisiplinan,
dan masalah kepribadian.
b). Membantu guru memahami sebab-sebab terjadinya
masalah pada diri murid yang berkaitan dengan kemampuan dasarnya.
c).
Membantu guru mengenali murid-murid yang
memiliki kemampuan sangat tinggi dan sangat rendah yang membutuhkan pendidikan
khusus.
d).
Membantu guru menfsirkan
kesulitan-kesulitan belajar yang dialami murid.
b.
Tes
Bakat
‘Warren’s Dictionary of
Psychology mendefinisikan bakat sebagai berikut:
a condition or set of
characteristics regarded as symptomatic of an individual’s ability to acquaire
with training some (usually specifield) knowledge, skill or set of responses
such as the ability to speak a language to produce music.
Jadi, bakat adalah
suatu kondisi pada seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkannya
menguasai suatu kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan tertentu; seperti
kemampuan bermain musik, kemampuan berolahraga, dan lain-lain. Seseorang yang
berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak
berbakat musik akan lebih cepat menguasai ketrampilan tersebut. Dengan
demikian, bakat tidak berkembang dengan sendirinya tetapi harus ditunjang oleh
faktor lingkungan.
Bakat dapat diukur atau diungkapkan
dengan suatu alat yang disebut tes bakat. Tes bakat adalah suatu teknik atau
alat yang digunakan untuk mengetahui kecakapan, kemampuan, dan ketrampilan
seseorang dalam bidang-bidang tertentu, seperti kemampuan berbahasa, kemampuan
bermain musik, dan lain-lain.
Tes bakat berguna untuk membantu
seseorang dalam membuat rencana dan keputusan yang bijaksana berkenaan dengan
pilihan pendidikan dan pekerjaan. Dari hasil tes bakat, seseorang dapat memperoleh
gambaran tentang kecakapan, kemampuan, dan ketrampilannya, dalam dalam satu
data atau informasi. Data atau informasi itu masih perlu lagi dikonsultasikan
dengan data lain yang berkenaan dengan diri murid.
c.
Tes
kepribadian
Allport (dalam Hall dan Lindzey, 1981)
mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem-sistem
psikopisis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian-penyesuaian yang
unik dengan lingkungan.
Kepribadian dapat diukur dengan berbagai
cara. Cara yang paling banyak digunakan adalah dengan jalan melihat :
(1) Apa
yang seseorang katakan tentang keadaan dirinya sendiri. Cara ini disebut “self-report inventory”, dimana
seseorang mengemukakan sesuatu mengenai dirinya melalui alat yang sudah
disediakan.
(2) Apa
yang orang lain katakan tentang keadaan seseorang. Cara ini disebut “inventories sociometric”, dimana orang
lain diminta untuk mengemukakan keadaan pribadi seseorang.
(3) Apa
yang seseorang lakukan tentang keadaan diri seseorang. Dalam hal ini seseorang
disuruh melakukan sesuatu, dan hal-hal yang dilakukannya itu diamati secara
cermat dan ditafsirkan.
Dari ketiga cara atau pendekatan diatas,
cara yang pertama (self-report inventory) merupakan jenis tes kepribadianbyang
paling banyak digunakan di sekolah dan di perusahaan dewasa
d.
Tes prestasi belajar
Tes prestasi adalah suatu alat (tes) yang
disusun untuk mengukur hasil-hasil pengajaran, kemajuan-kemajuan yang telah
dicapai murid setelah ia mengikuti latihan atau pelajaran selama waktu
tertentu.
Tujuan utama penggunaan tes prestasi
belajar adalah agar guru dapat membuat keputusan –keputusan,seleksi dan
klasifikasi, serta menentukan keefektifan pengajaran. Hasil-hasil tes
presentasi dapat digunakan untuk mengukur hasil-hasil belajar, mengenali
murid-murid yang membutuhkan pengajaran perbaikan, memudahkan murid belajar,
dan sebagai criteria dalam melihat teknik 2. Non- Tes
Selain menggunakan tes, pengumpulan data
tentang murid dapat juga dilakukan dengan teknik-teknik non-tes seperti
observasi, wawancara, angket , sosiometri, riwayat hidup , dan study kasus.
a.
Pengamatan
(observasi )
Pengamatan
atau observasi merupakan teknik pengumpul data yang dilakukan dengan mengatasi
dan mencatat sistematik gejala-gejala tingkah laku yang tampak. Pada dasarnya
peng matan dapat dilakukan setiap waktu dan oleh siapa saja, sehingga ada orang
yang menyatakan bahwa pengamatan merupakan salah satu teknik yang sederhana dan
tidak memerlukan keahlian yang luar biasa. Namun demikian, untuk mendapatkan
hasil yang memuaskan, pengamatan perlu direncanakan sedemikian rupa, baik waktu,
alat maupun aspek-aspek tengkah laku yang akan diamati.
Dilihat
dari segi hubungan antara pengamat dengan orang yang diamati, pengamatan
dibedakan atas observasi partisipatif dan pengamatan non-partisipatif. Dalam
pengamatan partisipatif pengamat ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh
orang yang diamati misalnya, dalam kegiatan olahraga, guru kut serta bermain
sambil mengamati tingkah laku muridnya. Sedangkan dalam pengamatan non-
partisipatif , pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilaukukan oleh
orang yang diamati. Di sini pengamat bertindak seolah-olah sebagai penonton
sambil mencatat hal-hal yang diamati.
Agar
data yang dikumpulkan melalui pengamatan terekam dengan sebaik-baiknya,
diperlukan adanya siatu alat yang disebut Pedoman Pengamatan. Pedoman
pengamatan terdiri dari beberapa bentuk, antara lain berupa catatan anekdot
(anecdotal record) dan skala penilaian (rating scale).
1.)
Catatan
anekdot ( anecdotal record)
Catatan
anekdot merupakan salah satu bentuk pencatatan tentang gejala tingkah laku
indifidu yang diamati. Ini biasanya digunakan untuk memahami tingkah laku atau
peristiwa yang aneh, luar bias atau jarang dilakukan oleh murid.
Catatan
anekdot yang baik hendaknya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a) Memuat
keterangan atau data tentang tanggal, tempat, dan suasana dimana peristiwa itu
terjadi.
b) Melukiskan
perbuatan-perbuatan indifidu murid dan reaksi-reaksi orang lain yang hadir
terhadap perbuatan itu.
c) Melengkapinya
dengan gerakan-gerakan isyarat yang ditampilkan oleh indifidu mimic
gerak-gerik, wajah, dan tekanan suara. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan
penafsiran tentang tingkah laku murid yang bersangkutan, tetapi sekedar
menampilkan gerakan-gerakan sehingga pembaca dapat menduga keadaannya.
d) Uraiannya
cukup luas sehingga meliputi semua episode yang terjadi, sehingga tidak ada
yang tertinggal atau telupakan.
Untuk penulisan catatan
anekdot dapat digunakan format seperti di bawah ini :
Format
1
CATATAN ANEKDOT
Nama siswa :
Kelas :
|
||
Tanggal
|
Kejadian
|
Komentar
|
|
Pengamat:
|
|
2.
Skala
Penilaian (Rating Scale)
Sebagaimana
dengan catatan anekdot, maka skala penilaian juga sering digunakan untuk
pencatatan hasil pengamatan. Skal penilaian memuat daftar kata-kata atau
pertanyaan mengenai laku atau kepribadian seorang siswa. Guru sering dihadapkan
untuk menilai sifat-sifat tingkah laku siswa seperti kejujuran, kegotong royongan
, kepercayaan pada diri, kepemimpinan, kemandirian, dan sebagainya.
Ada
beberapa skala penilaian yang sering digunakan untuk merekam tingkah laku atau
kepribadian siswa antara lain adalah:
(1)
Skala
Bilangan
Salah satu bentuk skala
penilaian yang paling sederhana adalah dimana pengamat member tanda cek atau
melingkari bilangan yang menunjukan derajat sejauh mana sesuatu cirri muncul.
Secara khusus , setiap rangkaian bilangan diberikan uraian verbal . Misalnya ,
seorang ingin menilai taraf kegairahan salah seorang siswa dalam belajar. Salah
satu pertanyaan dapat berbunyi : “Bagaimana kegairahannya?” Dengan menggunakan
skala bilangan , maka kemungkinan jawabannya adalah :” masa bodoh” (1), kurang
bergairah (2), cukup bergairah (3), sanagt bergairah (4)”.
Selanjutnya
kegairahannya siswa dalam belajar? “……..1 2 3 4
Pengamat kemudian member tanda cek atau melingkari
bilangan yang paling menggambarkan derajat kegairahan murid yang di amati di
dalam format yang sudah di susun itu.
(2)
Skala
Uraian
Skala ini disusun
dengan menggunakan serangkaian ungkapan yang menggambarkan berbagai kadar cirri
yang dinilai. Ungkapan itu biasanya disusun dengan cara berurutan.
Contoh:
Bagaimana kerajinan
murid dalam bekerja?
---1. Lamban, kurang
berusaha.
---2.Sering tidak menyelesaikan
pekerjaan yang seharusnya diselesaikan.
---3.Menurut syarat
bekerja , tetapi tidak banyak.
---4.Rajin bekarja, dan
kadang-kadang lebih dari yang diharapkan.
---5.Sangat rajin
,dan biasanya lebih dari yang
diharapkan.
b.
Daftar
Isian ( Angket )
Daftar isian atau angket ialah suatu daftar
pertanyaan atau pernyataan yang digunakan untuk pengumpulan data di mana
melalui daftar pertanyaan dan pernyatan itu individu diharapkan dapat
memberikan tanggapanya secara tertulis. Tanggapan tertulis itu dapat berbentuk
pemberian tanda pada jawaban (tanggapan) dengan kata-kata atau kalimat pendek.
Dengan demikian , menurut bentuknya daftar isian dapat dibagi atas daftar isian
tertutup dan daftar isian terbuka. Daftar isian tertutup ialah daftar isian
yang jawabannya sudah disediakan oleh si pembuat, dan responden (murid ) tinggal memilih salah satu atau
beberapa diantaranya yang sesuai dengan keadaan daftar isian yang jawabannya
tidak di tentukan telebih dahulu oleh oleh si pembuat, tetapi diuraikan dalam
bagan berikut ini.
Bentuk
Tertutup
|
Bentuk
Terbuka
|
1
|
2
|
KEBAIKANNYA
|
|
Dapat
dijawab dengan mudah karena masing-masing butir pertanyaan sudah disediakan
jawabanya.
Responden
tinggal memilih jawaban yang disediakan.
Dapat
dikelola dengan mudah karena kemungkinkan jawaban yang disediakan itu seragam
dan jawabannya pun relative seragam. Variasi jawaban tidak banyak tersedia.
Karena
jawabannya sudah disediakan, boleh jadi jawaban itu tidak sesuai dengan
keadaan diri responden yang sesungguhnya.
|
Respondent
dapat memberikan jawaban atau tanggapan secara bebas berkenaan dengan keadaan
dirinya.
Dapat
lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya, karena jawaban atau tanggapan
yang diberikan responden itu keluar dari lubuk hatinya sendiri.
Sukar
menjawabnya Karena responden harus memikirkan dan mengungkapkan sendiri semua
jawaban yang diperlukan.
Sukar
diolah, karena disamping jawabannya sangat beragam adakalanya tulisan dan
bahasa yang digunakansukar dipahami maksudnya.
|
c.
Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik atau cara pengumpulan
data dengan mengadakan pembicaraan atau tanya jawab secara lisan antara orang
yang mewawancarai(pewawancara) dengan orang yang diwawancarai (terwawancara).
Wawancara memiliki cirri-ciri tertentu.
Dalam wawancara selalu ada dua pihak yang terlibat yang masing-masing mempunyai
kedudukan yang berlainan. Pihak yang satu sebagai pencari keterangan atau data.
Sebagai pencari keterangan atau data , pewawancara mengajukan pertanyaan –
pertanyaan, menilai jawaban-jawaban, meminta penjelasan, mengadakan pafaprase,
mencatat dan atau mengingat-ingat jawaban serta menggali keterangan secara
lebih mendalam. Dipihak lain si terwawancara berusaha menjawab pertanyaan
–pertanyaan dan memberikan penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan. Adanya dua
pihak yang mempunyai kedudukan yang berlainan itu merupakan cirri dari
wawancara, berbeda dengan pembicaraan biasa. Hubungan antara pewawancara dengan si terwawancara biasanya
tidak bersifat sepihak melainkan umpan balik.
Agar
wawancara dapat berlangsung dengan baik dan mencapai hasil yang diharapkan ,
perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
1) Pewawancara
hendaknya memberikan kesempatan yang luas kepada orang yang diwawancarai untuk
mengemukakan pendapat atau pandangan-pandangannya.
2) Pewawancara
hendaknya tidak menggunakan hanya satu pola untuk mendapatkan keterangan yang
mungkin sudah terstuktur menurut bentuk tertentu. Sebaliknya pola pertanyaan
itu bervariasi dari seseorang individu ke individu lain.
3) Pewawancara
hendaklah berusaha menghindari diri dari kecenderungan untuk berbicara terlalu
banyak dan harus berusaha mendengarkan dengan sebaik-baiknya
keterangan-keterangan yang diberikan oleh si terwawancara. Hal ini tercermin
dalam sikapnya yang hangat, pesimis, dan sungguh-sungguh.
Pewawancara
yang belum cukup berpengalaman sering kali kehilangan hal-hal yang akan
ditanyakan atau “terbawa arus”selam wawancara berlangsung. Agar hal tersebut
tidak terjadi , maka diperlukan adanya suatu pedoman yang disebut Pedoman
Wawancara . disamping untuk menghindari hal-hal seperti di atas. Pedoman
wawancara juga berguna untuk memungkinkan wawancara dapat berlangsung secara
efisien dan terarah. Pedoman wawancara yang baik memuat tentang semua hal yang
perlu diketahui, tetapi tidak terlalu rinci. Hal-hal yang lebih rinci itu sebaiknya
digunakan sebagai pengembangan pokok persoalan yang ingin dilacak lebih jauh
dan dikembangkan dalam suasana wawancara.
Format
berikut ini merupakan salah satu bentuk Pedoman wawancara yang sederhana.
Format 3
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN
ORANG TUA SISWA
Nama siswa : Sekolah :
Kelas : Tanggal :
1. Apakah
kecakapan dan minat khusus anak anda?
2. Adakah
dia merasa senang dengan kemajuan-kemajuannya di sekolah?
3. Bagaimanakah
pergaulannya dengan saudara-saudaranya?
Dengan
siapa dia paling intim?
………………………………………………………………...
17. Apakah tugas-tugas khusus yang diberikan
kepada anak anda di rumah? Dalam apakah dia paling berhasil? Apakah yang
paling sukar dia lakukan?
18.
Adakah sesuatu masalah kesehatan yang barangkali berhubungan dengan tingkah laku anak
anda?
19.
Pekerjaan apakah yang paling senang dia lakukan di waktu senggang?
20.
bagaimanakah pertimbangan bapak tentang masalah anak, anda bagaimana
tentang pelajarannya?
…………….,
…….. 20..
Pewawancara
|
d.
Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu teknik untukmengungkapkan
hubungan sosial antar anggota didalam kelompok. Di samping itu, metode ini juga
dapat digunakan untuk mengetahui popularitas seseorang di dalam kelompoknya,
menyelidiki kesulitan-kesulitan yanng dialami seseorang dalam bergaul dengan
teman-teman kelompoknya. Misalnya apabila kita ingin mengetahui mengapa seorang
murid mengalami kesulitan dalam belajarsedangkan....potensi dia pandai. Hal ini
myngkin dapat disebabkan karena penyesuaian diri dengan teman-teman sekelasnya
kurang baik. Keadaan ini dapat diketahui dengan menggunakan sosiometri.
Untuk mendapatkan data berkenaan dengan hal tersebut
diatas dilakukan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang berisi tentang
siapa yang disenangi (dipilih) dan siapa yang tidak disenangi (di tolak) dari
anggota kelompoknya. Daftar pertanyaan yang digunakan untuk mendapatkan data
tersebut dinamakan angket sosiometri.
Jawaban yang diberikan oleh murid berkenaan dengan siapa yang disenangi atau
siapa yang tidak disenangi dapat terisi dari satu orang atau lebih. Salah satu
bentuk angket sosiometri adalah seperti
di bawah ini.
Format 4
SOSIOMETRI
Nama siswa : Kelas :
Petunjuk
Dalam beberapa hari
berikut ini kita akan mangatur kembali letak duduk kita dan melaksanakan
belajar berkelompok. Kamu dapat membantu bapak melakukan hal ini dengan
menuliskan nama teman-teman yang paling kamu sukai untuk kegiatan tersebut.
Ingat!
1. Pilihanmu
itu harus terdiri dari teman-teman yang ada di kelas ini, termasuk yang
tidak hadir.
2. Kamu
harus menulis namanya dengan terang!
3. Kamu
harus menuliskan nama dua orang teman yang paling kamu sukai!
4. Nama
teman yang kamu tulis itu tidak boleh diketahui oleh teman-teman lain.
A. Teman
yang paling saya sukai untuk duduk berdekatan adalah :
1. 2.
B. Teman
yang paling saya sukai untuk belajar bersama adalah :
1. 2.
………………, ……………
Yang memilih,
|
Angket
sosiometri yang telah diisi oleh murid dikumpulkan serta dianalisis serta di
sajikan dengan cara-cara tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan untuk
membaca. Siapa murid yang paling disenangi dan murid yang paling tidak
disenangi oleh teman-teman sekelas.
Ada
beberapa cara untuk penyajian data hasil angket sosiometri . Cara yang pada
umunya dilakukan adalah menggunakan peta
sosiometri dan sosiogram.
Untuk lebih memperjelas uraian tersebut
diatas, dibawah ini disajikan contoh pembutan peta sosiometri dan sosiogram.
Misalnya, kelimpok terdiri dari sepuluh murid. Dengan menggunakan angket
sossiometri untuk memilih dua orang teman yang paling disenangi, diperolae
hasil sebagai berikut:
A
memilih B dan C
B memilih C
dan E
C memilih E dan F
E memilih F dan H
F memilih C dan E
G memilih A
dan E
H memilih G
dan I
I memilih H dan J
J memilih H dan I
Hasil angket sosiometri kesepuluh orang murid tersebut apabila
disajikan seperti diatas, maka guru sulit dan lama menentukan siapa murid yang
paling banyak dipilih, siap yang paling tidak populer, dan siapa yang terisolasi
dari teman-temannya. Untuk memudahkan guru mengenali siapa yang paling banyak
dipilih, tidak disenangi, terisolir dsb, data tersebut dapat disjikan dalam
bentuk peta sosiometri seerti di bawah ini.
Bagan 4
Peta Sosiometri
Murid
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
H
|
Jumlah
|
A
|
-
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
2
|
B
|
|
-
|
x
|
|
x
|
|
|
|
2
|
C
|
|
|
-
|
|
x
|
x
|
|
|
2
|
D
|
|
|
|
-
|
x
|
|
x
|
|
2
|
E
|
|
|
|
|
-
|
x
|
x
|
|
2
|
F
|
|
|
|
|
x
|
-
|
|
x
|
2
|
G
|
|
|
|
x
|
x
|
|
-
|
|
2
|
H
|
|
|
|
|
-
|
x
|
|
x
|
2
|
Jumlah
|
|
1
|
2
|
1
|
5
|
3
|
2
|
2
|
16
|
Dengan peta sosiometri diatas secara
mudah dan cepat dapat dikenali siapa murid yang paling banyak dipilih, siapa
yang paling populer, dan siapa yang terisolasi. Akan tetapi akan sukar juga
untuk mengenali siapa murig yang saling
memilih, kecerendungan terbentuknya anak kelompok, dsb. Oleh sebab itu, dari
bagan sosiometri dapat dibuat bentuk penyajian data sosiometri yang lebih baik,
yaitu dengan membuat sosiogram.Dengan sosiogram akan dilihat dengan mudah
mengenai:
(1) Status
hubungan masing-masing murid (dipilih atau ditolak).
(2) Besarnya
jumlah pemilih untuk setiap murid.
(3) Arah
pilihan dari dan terhada murid tertentu.
(4) Kualitas
arah pilihan.
(5) Intensitas
pilihan.
(6) Ada
tidaknya pusat pilihan.
(7) Ada
tidaknya isolasi, yaitu murid yang tidak dipilih oleh teman-temannya.
(8) Kecerendungan
terbentuknya kelompok.
Bagan 5
Sosiogram
Pada sosiogram diatas si E merupakan
murid paling populer dan disenangi oleh teman-teman sekelompoknya, sedangkan si
D merupakan murid yang tidak populer atau tidak disenangi. Si E dan si F saling
memilih.
Bentuk
hubungan antar murid sesamanya dalam suatu kelompok dapat bermacan-macan antara
lain di bawah ini.
Bentuk
bintang, yaitu pilihan terpusat pada satu murid tertentu.Bila murid yang
bersangkutan tidak ada maka kelompok akan bubar karena hubungan antar anggota
yang lain kurang intim.
Berbebentuk
segitiga, yaitu hubungan yang mempunyai intensitas yang cukup kuat.
Berbentuk
rantai , yaitu hubungan sepihak atau searah. Kelompok seperti ini keadaanya
rapuh.
e.
Riwayat
Hidup
Setiap siswa memiliki liku-liku yang unik, dan
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagian besar dari liku-liku
hidupnya hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Hal itu dapat diibaratkan
seperti gunung es di lautan, yang tampak hanya bagian puncaknya saja, sedangkan
bagian terbesar dari gunung es itu berada di bawah permukaan air. Demikian pula
keadaan siswa, orang hanya dapat melihat dan mengetahui sebagian kecil saja
dari kehidupan siswa itu, bagian yang lainnya harus diungkapkan. Pengungkapan
ini dilakukan dengan jalan menyuruh siswa membuat karangan tentang kehidupannya
yang disebut riwayat hidup atau biografi.
Ada dua bentuk riwayat hidup, yaitu riwayat hidup
terstruktur dan riwayat hidup tidak terstruktur.
1. Riwayat
hidup terstruktur
Riwayat
hidup ini ditulis menurut kerangak atau struktur tertentu. Struktur ini telah
ditentukan terlebih dahulu. Misalnya, siswa disuruh menulis karangan tentang
dirinya, dengan ketentuan bahwa karangan itu harus memuat keterangan tentang
latar belakang keluarganya, hubungannya dengan orang lain, minatnya, kesukaan
dan ketidaksukaannya, rencana-rencana dan penghayatannya sehubungan dengan
kehidupan di masa yang akan datang, dan orang-orang yang berperan dalam
kehidupan pribadinya. Topik-topik yang berkenaan dengan riwayat hidup
terstruktur yang menyangkut kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang
akan datang. Beberapa topic berkenaan dengan riwayat hidup terstruktur yang
menyangkut kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang adalah
sebagai berikut :
a) Keluargaku
b) Kehidupanku
sebelum masuk sekolah
c) Kehidupanku
di sekolah dasar
d) Tempat
aku dibesarkan
e) Kehidupanku
di masa liburan
f) Cita-citaku
g) Pekerjaan
yang kuinginkan.
Penulisan
riwayat hidup yang terstruktur dimaksudkan untuk merangsang siswa mengungkapkan
keadaan dirinya dalam bidang-bidang tertentu. Riwayat hidup seperti ini
kadang-kadang dapat menyulitkan siswa, karena dia harus mempertimbangkan segala
hal yang berkaitan dengan struktur yang telah ditentukan. Dia mungkin dapat
merasa terikat dalam menuliskan hal-hal mengenai dirinya.
2. Riwayat
hidup tidak tersruktur
Riwayat
hidup ini ditulis secara bebas. Dalam riwayat hidup seperti ini penulisannya
bebas mengemukakan hal-hal tentang dirinya tanpa harus terikat pada
aturan-aturan atau struktur tertentu.
f.
Studi
Kasus
Studi kasus merupakan suatu metoda yang komprehensif
yang digunakan untuk mengungkapkan data tentang individu. Ia menyajikan
gambaran yang menyeluruh tentang totalitas kepribadian dengan mengadakan suatu
studi yang panjang lebar tentang perkembangan seseorang serta hubungan keadaan
dirinya sekarang. Informasi diperoleh dari semua sumber yang dapat dipercaya :
seperti komulatif, pangamatan, wawancara, riwayat hidup, tes, berbagai laporan
diri, tanggapan-tanggapan guru, dan catatan lainnya yang dibuat oleh sekolah.
Informasi itu juga mengandung penafsiran, rekomendasi, tindakan, dan kemungkinan
tindak lanjut yang diambil untuk meninjau perkembangan dan penyesuaian siswa.
Pada umumnya, studi kasus dilaksanakan oleh petugas
sekolah yang mempunyai tugas langsung menangani siswa-siswa yang menghadapi
kesulitan belajar, maslah hubungan social, atau maslah tingkah laku lainnya
yang memerlukan perhatian khusus, terutama kasus-kasus yang memerlukan
pendekatan diagnostic. Pemahaman yang mendalam tentang anak diperoleh dari
studi yang menyeluruh dan mendalam. Untuk kasus-kasus yang benar-benar salah suai
harus dialihtangankan kepada lembaga-lembaga luar sekolah seperti dokter, ahli
psikologi dsb. Dalam rangka alih tangan itu, semua data yang dimiliki sekolah
tentang kasus disampaikan kepada petugas tersebut diatas untuk dihimpun kembali
dan ditafsirkan guna penentuan usaha-usaha perbaikan (terapi).
D. PENYIMPANAN DATA
Data tentang siswa dan lingkungan
yang telah dikumpulkan harus dihimpun, diklasifikasikan, dan disimpan dengan
cara yang sistematis. Penghimpunan data itu dimaksudkan untuk menghindari agar
data itu tidak tercecer atau hilang. Data itu disusun sesuai dengan klasifikasi
atau jenisnya masing-masing. Terakhir disimpan menurut system atau tata cara
tertentu: misalnya menurut nomor urut buku pokok siswa, secara aplabetis, dan
sebagainya.
Untuk memenuhi maksud di atas,
diperlukan adanya buku himpunan data yang biasa disebut Buku Data Pribadi Siswa
(cumulative record). Buku Data Pribadi Siswa ini diisi sejak anak memasuki
sekolah dasar dan dilanjutkan terus pada kelas-kelas selanjutnya. Buku ini menyertai
siswa yang bersangkutan setiap ada mutasi dari kelas dan dari sekolah-sekolah.
Data tentang siswa dimasukkan ke dalam buku data pribadinya sesuai dengan
jenisnya masing-masing.
Buku data pribadi itu dapat
bermanfaat baik untuk kepentingan pengajaran pada umumnya maupun kepentingan
layanan bimbingan dan konseling khususnya. Beberapa dari penggunaannya
menunjukkan bahwa data pribadi itu sangat berguna dalam :
1. Upaya
mendapatkan informasi tentang pengalaman-pengalaman masa lalu siswa sebagai
individu.
2. Upaya
menyediakan informasi untuk kegiatan-kegiatan kelompok.
3. Penyusunan
rencana pelajaran dan pengalaman-pengalaman bimbingan yang diperlukan.
4. Penilaian
tentang perkembangan siswa.
5. Penilaian
tentang rencana-rencana pelajaran yang berbeda-beda.
6. Penyelenggaraan
prosedur-prosedur adminstrasi tertentu.
7. Pencatatan
pengalaman-pengalaman siswa sekarang ini.
8. Melaksanakan
penelitian tentang kesesuaian hasil-hasil pendidikan.
9. Pengelompokan
siswa-siswa di dalam kelas untuk penggunaan waktu dan usaha yang lebih efektif.
10. Menempatkan
siswa ke dalam kelas atau kelompok kegiatan tertentu, seperti layanan-layanan
penempatan.
Berikut
ini disajikan salah satu model Buku Data Pribadi Siswa yang dapat digunakan di
sekolah dasar.
Format
6
BUKU
DATA PRIBADI MURID
(CUMMULATIVE
RECORD)
……………………………………………………………………………..…...
A. IDENTITAS
MURID
Nama lengkap : ……………………………………………….
Jenis kelamin : ……………………………………………….
Tempat, tanggal lahir : ……………………………………………….
Alamat sekarang : ……………………………………………….
Perubahan alamat : ……………………………………………….
Alamat di waktu libur : ……………………………………………….
Agama : ……………………………………………….
Suku : ……………………………………………….
Anak yang ke : ……………………………………………….
Nomor Buku Pokok : ……………………………………………….
Keterangan lain :
a. Tinggal
sekarang bersama :
b. Bahasa
ibu ang dipergunakan :
c. Mulai
diterima di sekolah ini di kelas
……………………………………………
Tanggal : …………………………
B. IDENTITAS
ORANG TUA
a. Orang
tua
Nama ayah : ……………………………………….
Agama : ……………………………………….
Suku :
……………………………………….
Pendidikan tertinggi : ……………………..………………….
Pekerjaan : ……………………..………………….
Alamat pekerjaan/No.Telp : ……………………………………….
Alamat rumah/No.Telp : ……………………………………….
Perubahan alamat : ……………………………………….
Nama ibu : ………………..……………………….
Tahun lahir : ……………………………………….
Agama : ……………………………………….
Suku :
……………………………………….
Pendidikan tertinggi : ……………………………………….
Pekerjaan : ……………………………………….
Alamat pekerjaan/No.Telp : ……………………………………….
Alamat rumah/No.Telp : ……………………………………….
Perubahan alamat : ……………………………………….
b. Wali
Nama wali : ……………………………………….
Tahun lahir : ……………………………………….
Agama : ……………………………………….
Suku :
……………………………………….
Pendidikan tertinggi : ……………………………………….
Pekerjaan : ……………………………………….
Alamat pekerjaan/No.Telp : ……………………………………….
Alamat rumah/No. Telp : ……………………………………….
Hubungan keluarga : ……………………………………….
C. JUMLAH
ANGGOTA KELUARGA
a. Jumlah/Susunan
Saudara Kandung
No.
|
Nama
|
L/P
|
Umur
|
Pendidikan
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
|
|
|
|
|
(pada kolom keterangan
ditulis: masih sekolah, sudah bekerja atau menganggur).
b. Jumlah/Susunan
Saudara Tiri/Angkat
No.
|
Nama
|
L/P
|
Umur
|
Pendidikan
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
|
|
|
|
|
(pada kolom keterangan
ditulis: masih sekolah, sudah bekerja atau menganggur).
c. Jumlah/Susunan
yang lain atau yang menumpang
No.
|
Nama
|
L/P
|
Umur
|
Pendidikan
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
|
|
|
|
|
|
(pada kolom keterangan
ditulis: masih sekolah, sudah bekerja atau menganggur).
D. RIWAYAT
PENDIDIKAN
a. Kemajuan
Akademik
No.
|
Tahun
|
Nama
Sekolah
|
Kelas
|
Keterangan
|
|
|
|
|
|
b. Kemajuan
Akademik Lainnya
No.
|
Jenis
Sekolah/
Kursus
|
Lama
Pendidikan
|
Jenis
prestasi/Ijazah
Yang
dicapai/diperoleh
|
|
|
|
|
E. CITA-CITA
PENDIDIKAN
No.
|
Tahun
|
Jenis
pendidikan
Yang
dicita-citakan
|
Alasan
|
|
|
|
|
F. CITA-CITA
PEKERJAAN/JABATAN
No.
|
Tahun
|
Kelas
|
Jenis
pekerjaan/jabatan yang dicita-citakan
|
Alasan
|
|
|
|
|
|
G. JENIS
TES YANG PERNAH DIIKUTI
No.
|
Jenis
Tes
|
Tgl.
Tes
|
Umur
|
Grade
|
Keterangan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a. Tes
Intelegensi
Tgl.
Tes
|
Nama
tes
|
Kelas
|
IQ
Total
|
IQ
Verbal
|
IQ
Non-Verbal
|
Keterangan/Saran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
b. Tes
Bakat
Tgl.
Tes
|
Nama
tes
|
Kelas
|
Hasil
|
Keterangan
dan saran-saran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
c. Tes
Sikap
Tgl.
Tes
|
Nama
tes
|
Kelas
|
Hasil
|
Keterangan
dan saran-saran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
d. Tes
Minat
Tgl.
Tes
|
Nama
tes
|
Kelas
|
Hasil
|
Keterangan
dan saran-saran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
e. Tes
Kepribadian
Tgl.
Tes
|
Nama
tes
|
Kelas
|
Hasil
|
Keterangan
dan saran-saran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
H. PERKEMBANGAN
DAN KEADAAN KESEHATAN JASMANI
a. Perkembangan
Jasmani
No.
|
Tahun/kelas
|
Berat
badan pada
|
Tinggi
badan pada
|
1
|
|
Tgl._____________________
______________________kg.
|
Tgl._____________________
______________________cm.
|
2
|
|
Tgl._____________________
______________________kg.
|
Tgl._____________________
______________________cm.
|
3
|
|
Tgl._____________________
______________________kg.
|
Tgl._____________________
______________________cm.
|
4
|
|
Tgl._____________________
______________________kg.
|
Tgl._____________________
______________________cm.
|
5
|
|
Tgl._____________________
______________________kg.
|
Tgl._____________________
______________________cm.
|
6
|
|
Tgl._____________________
______________________kg.
|
Tgl._____________________
______________________cm.
|
7
|
|
Tgl._____________________
______________________kg.
|
Tgl._____________________
______________________cm.
|
8
|
|
Tgl._____________________
______________________kg.
|
Tgl._____________________
______________________cm.
|
|
|
|
|
b. Keadaan
Kesehatan Jasmani
Tahun/Semester
|
Pendengaran
|
Gigi
|
Mata
|
THT
|
Keterangan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
c. Penyakit
Berat/Kecelakaan yang Pernah Diderita
No.
|
Tanggal/tahun
|
Nama
Penyakit
|
Kecelakaan
menderita
|
Lamanya
|
keterangan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Catatan:
1. Lahir
biasa/belum waktunya/berkelainan _________________________
___________________________________________________________
2. Dokter
yang biasa yang merawat ________________________________
Alamatnya
__________________________________________________
3. Pernah
diprotes pada tahun ____________________________________
I. PERKEMBANGAN
SOSIAL
No.
|
Jenis
Keaktifan
|
Tujuan
|
Peranan
|
Keterangan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ini sumbernya darimana ya kak?
BalasHapus