A. Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan
terjemahan dari suatu istilah dalam Bahasa Inggris, yaitu guidance yang
akar katanya adalah guid. Shertzer dan Stone (1966:31) mengemukakan beberapa
pandangan dari kata masing-masing dari kata guide, yaitu to direc,
pilot, manage, or steer.Dalam bahasa Indonesia masing-masing kata ini dapat
berarti memadu, mengarahkan, mengatur atau mengemudi. Sebagai suatu unsur
esensial dalam pendidikan, arti yang paling
mendasar dari bimbingan adalah membantu (helping atau assistance).
Namun, tidak semua bentuk bantuan berarti bimbingan karena bantuan dalam
konteks bimbingan memiliki cirri,
persyaratan, prinsip, tujuan, dan prosedur yang tersendiri.
Sebagai suatu konsep
yang tersendiri, istilah “bimbingan” sering dipadankan dengan “konseling” yang
diadopsi dari bahasa Inggris, yaitu counseling sehingga “Bimbingan dan
Konseling” sering disingkat menjadi BK. Konseling harus dipahami sebagai salah
satu jenis layanan dan teknik tersendiri dari program bimbingan di sekolah.
Para ahli bimbingan, antara lain Gibson dan Mitchell (1981:27) member predikat
khusus terhadap konseling. Dia menyatakan bahwa counseling has been
identified as the heart of the guidance program. Jadi konseling merupakan
bagian paling inti dari bimbingan. Ahli lain, seperti Shertzer dan Stone
menyatakan bahwa konseling merupakan inti kegiatan professonal dari seseorang
yang disebut konselor. Artinya layanan konseling hany dapat diberikan oleh
orang yang telah memiliki kemampuan dan ketrampilan tertentu yang diperoleh
melalui pendidikan khusus. Dengan kata lain, konseling tidak bias dilakukan
oleh sembarang orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan latihan
yang di persiapkan sebelumnya.
Lain halnya dengan bentuk kegiatan bimbingan yang lain, seperti
memberikan informasi tentang cara belajar yang baik kepada siswa, mengumpulkan
data tentang latar belakang tentang keluarga. Bimbingan dan konseling di SD
adalah upaya pemberian bantuan kepada individu (peserta didik/siswa) yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami dirinya
sehingga mereka sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar
sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan SD, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Dengan
demikian mereka dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi
sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan
membantu mereka mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai mahluk
Tuhan, sosial, dan pribadi.
B. Persamaan
dan Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling
1.
Persamaan antara bimbingan dan konseling
Persamaan
antara bimbingan terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama
diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan
individu, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan.
2.
Perbedaan antara bimbingan dan konseling
Perbedaan
antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakan. Dari
segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian
informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan
pada fungsi pencegahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan
dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan
klien. Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali
kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat
dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan kata lain, konseling merupakan
bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien
secara individu.
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Semua siswa memiliki
kebutuhan untuk mengembangkan pemahaman diri, serta pemahaman dan apresepsi terhadap
individu yang hidup di dunia ini. Di dalam suatu masyarakat yang majemuk
individu harus memperoleh informasi dan memberikan respon yang tepat. Bimbingan perkembangan didasarkan atas
suatu premis bahwa penghargaan yang positif terhadap martabat manusia merupakan
suatu yang esensial dalam masyarakat yang saling bergantung (interdependent
society), seperti sekarang ini. Agar mencapai tujuan-tujuan ini, setiap orang
yang terlibat dalam program bimbingan dan konseling ini harus berupaya mencapai
tujuan berikut ini, yaitu semua ysiswa dapat:
1.
Mengalami perasaan positif dari
interaksi dengan teman sebayanya, gurunya, orang tua dan orang dewasa lainnya.
2.
Memperoleh makna pribadi dari aktivitas
belajarnya.
3.
Mengembangkan dan memelihara perasaan
positif terhadap dirinya, terhadap kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat
memehami dan menghubungkan perasaannya.
4.
Menyadari akan pentingnya nilai yang
dimiliki dan mengembangkan nilai-nilai yang konsisten dengan kebutuhan hidup
dalam masyarakat yang majemuk.
5.
Mengembangkan dan memperkaya ketrampilan
studi untuk memaksimumkan kecakapan yang dimilikinya.
6.
Belajar tentang berbagai ketrampilan
yang diperliukan untuk hidup yang lebih baik dalam perkembangan yang wajar dan
dalam memecahkan masalah-masalh yang mungkin dihadapinya.
7.
Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
penyusunan tujuan, perencanaan dan pemecahaan masalah.
8.
Mengembangkan sikap-sikap positif
terhadap kehidupan.
9.
Menunjukan tanggung jawab terhadap
tingkah lakunya.
10.
Bekerja dengan orang tua dalam berbagai
program yang terencana untuk membantu anak mengembangkan sikap dan ketrampilan
yang dapat memperkaya kemampuan akademik dan kemampuan social anaknya.
11.
Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk
memperkaya aktivitas belajar anak.
Tujuan-tujuan
diatas adalah memberikan kemudahan pada siswa SD. Asumsinya bahwa misi dasar
dan tujuan utama pendidikan sekolah adalah untuk membelajarkan siswa. Oleh
sebab itu bimbingan dan konseling merupakan bagian dari proses pendidikan maka
seluruh aktivitas bimbingan harus diarahkan pada pembelajaran siswa. Tujuan
bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
a)
Kebahagiaan hidup pribadi sebagai mahlik
Tuhan
b)
Kehidupan yang produktif dan efektif
dalam masyarakat
c)
Hidup bersama dengan individu-individu
lain
d)
Harmoni antara cita-cita mereka dengan
kemampuan yang dimiliki
Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
a)
Mengenal dan melaksanakan tujuan
hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu
b)
Mengenal dan memahami kebutuhan hidupnya
secara realistis
c)
Mengenal dan menanggulangi
kesulitan-kesulitannya sendiri
d)
Mengenal dan mengembangkan kemampuannya
secara optimal
e)
Menggunakan kemampuannya untuk
kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama
f)
Menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tutntutan di dalam lingkungannya
g)
Mengembangkan segala yang dimilikinya
secara tepat dan teratur, sesuai dengan tahap perkembangannya sampai batas
optimal
Apabila ditinjau dari pihak peserta
didik, tujuan bimbingan dan konseling ialah agar mereka dapat:
a)
Mengembangkan seluruh potensi seoptimal
mungkin
b)
Mengatasi kesulitan dalam memahami
dirinya sendiri
c)
Mengatasi kesulitan dalam mengatasi
lingkungannya, yang meliputi lingkungan SD, keluarga, pekerjaan, sosial
ekonomi, dan kebudayaan
d)
Mengatasi kesulitan dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
e)
Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan
kemampuan minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan
f)
Memperoleh bantuan secara tepat dari
pihak-pihak di luar SD untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat
dipecahkan di SD tersebut.
A. Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Pada dasarnya bimbingan
dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan,
penyembuhan. Setiap bentuk upaya tersebut mengacu pada empat fungsi bimbingan
sebagai berikut
1.
Fungsi pemahaman, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan perkembangan siswa.
2.
Fungsi penyaluran, yaitu fungsi
bimbingan dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis
sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Kegiatan dalam fungsi penyaluran ini meliputi bantuan
untuk menetapkan kegiatan belajar di SD. Dalam melaksanakan fungsi, guru
pembimbing/ konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di SD maupun
diluar SD
3.
Fungsi adaptasi, yaitu fungsi
membantu petugas-petugas disekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasi program
pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai para siswa, guru
pembimbing/konselor dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik
secara tepat, baik dalam mengelola, dan memilih materi pelajaran yang tepat,
atau dalam mengadaptasi bahasa pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan siswa
4.
Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi
bimbingan dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan
memperoleh kemajuan dalam perkembangan secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan
dalam rangka mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah.
B. Prinsip-prinsip
Bimbingan Konseling
Tiedeman, Dinkmeyer dan
Dreikurs dalam Stone (1983), memandang bahwa program bimbingan di sekolah dasar
perlu diarahkan pada pengembangan kognitif dan afektif sekaligus. Konsep mereka
itu diarahkan pada pengembangan kekuatan ego (ego strength), bukan hanya
pada upaya memperbaiki tingkah laku yang salah suai (maladjusted) saja.
Program bimbingan dan konseling didasarkan pada prinsip-prinsip perkembangan
sebagai berikut:
1.
Bimbingan untuk semua. Setiap siswa
memiliki hak untuk mendapatkan layanan bimbingan dari gurunya;okus bimbingan
bukan kepada siswa tertentu melainkan pada siswa yang normal bahkan pada siswa
yang cerdas sekalipun.
2.
Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua
guru kelas. Jika ada konselor maka tugasnya sdalah memberikan layanan konseling
dan konsultasi kepada siswa, guru, dan orang tua siswa. Bimbingan diberikan
kepada siswa secara langsung dan tidak langsung.
3.
Bimbingan diarahkan untuk membantu siswa
mengetahui, memahami, menerima dirinya sendiri baik secara kognitif maupun
mecara afektif. Maksudnya bahwa bimbingan diarahkan untuk mengembangkan
kompetensi pribadi yang adikuat, dan untuk berhubungan secara efektif dengan
kegiatan dan tugas hidup sosialnya. Tekanan program bimbingan bukan pada aspek
remediasi (penyembuhan siswa yang bermasalah) melainkan pada pengambangan
aspek-aspek positif yanf dimiliki oleh tiap siswa.
4.
Bimbingan dapat diberikan secara
informal dan incidental namun alangkah lebih baiknya jika dilaksanakan secara
terencana dan terprogram. Program bimbingan memberikan pengalaman yang runtut
dan berkelanjutan untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangan baik dalam
aspek intelektual maupun aspek emosional. Kurikulum memberikan pengalaman kepada siswa
yang memungkinkan para guru dapat
mengintegrasikan prosedur bimbingan dengan materi pelajaran. Fungsi bimbingan
dari guru atau konselor adalah membantu siswa untuk mencapai kurikulum secara
sukses. Oleh karena itu, para guru membutuhkan ketrampilan-ketrampilan
bimbingan untuk membuat kurikulum menjadi pengalaman yang bermakna bagi setiap
siswa.
5.
Bimbingan di sekolah dasar menempatkan
tekanan pada pencapaian tujuan dan kebermaknaan pengalaman belajar. Tujuan yang
ditetapkan oleh guru dan yang diharapkan oleh siswa harus sesuai. Perencanaaan
guru dan penilaian siswa adalah prosedur dasar untuk mencapai tujuan yang
ditetakan.
6.
Bimbingan difokuskan pada asset. Artinya
upaya guru dalam membantu anak harus bertitik tolak dari potensi siswa, dan
melakukan apa yang terbaik buat siswa. Tindakan guru merupakan proses-proses
yang membuat siswa melakukan sesuatu sesuai dengan kekuatan potensi yang
dimilikinya.
7.
Bimbingan mengakui bahwa siswa tengah
mengalami proses, berarti guru harus lebih banyak melihat anak dari sisi
positif dari pada sisi negatifnya.
8.
Program bimbingan kerja sama akan dapat
terlaksana sangat efektif jika diupayakan melalui kerja sama yang baik antara
guru, siswa, orang tua siswa, tenaga administrative dan sumber-sumber daya yang
ada di masyarakat sekitar.
Selain prinsip-prinsip
diatas dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di SD perlu diperhatikan juga
prinsip-prinsip berikut:
1.
Karena bimbingan dan konseling
berhubungan dengan sikap dan perilaku
individu (siswa), maka perlu diingat bahwa sikap dan prilaku individu terbentuk
dari segala aspek kepribadian yang unik dan rumit
2.
Perlu dikenal dan dipahami perbedaan
individu orang-orang yang akan dibimbing (siswa). Berikan bimbingan yg tepat,
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh individu yang dibimbing itu.
3.
Bimbingan adalah suatu proses membantu
individu (siswa) untuk dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya.
4.
Bimbingan hendaknya bertitik tolak pada
individu (siswa) yang dibimbing
5.
Masalah yang tidak dapat diselesaikan
oleh guru pembimbing di SD, harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang
mampu dan berwenang memecahkannya.
6.
Bimbingan dimulai dengan identivikasi
kebutuhan yang dirasakan oleh individu (siswa) yang akan dibimbing
7.
Bimbingan harus luwes dan fleksibel,
sesuai dengan kebutuhan individu (siswa) yang dinimbing dan masyarakat.
8.
Program bimbingan di SD harus sesuai
dengan program SD yang bersangkutan.
9.
Pelaksanaan program bimbingan harus
disimpan oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan dapat
menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di luar SD
10.
Terhadap program bimbingan harus selalu diadakan penilaian berkala
untuk mengetahui sampai dimana hasil yang telah dicapai dan mengetahui apakah
program itu sesuai dengan apa yang direncanakan semula.
C. Asas-Asas
Bimbingan dan Konseling
Pemenuhan asas-asas
bimbingan dan konseling akan memperlancar pelaksanaan dan menjamin keberhasilan
layanan bimbingan dan konseling. Asas-asas yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1.
Kerahasiaan
Segala
sesuatu yang dibicarakan siswa kepada guru pembimbing tidak boleh disampaikan
kepada orang lain. Asas ini akan mendasari kepercayaan peserta didik kepda guru
pembimbing
2.
Kesukarelaan
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling berlangsung atas dasar sukarela dari kedua belah pihak
3.
Keterbukaan
Bimbingan
dan konseling dapat berhasil dengan baik jika siswa yang bermasalah mau
menyampaikan masalah yang dihadapi kepada guru pembimbing, dan guru yang
bersangkutan bersedia membimbingnya
4.
Kekinian
Masalah
yang ditangani dalam bimbingan dan konseling adalah masalah sekarang walaupun
ada kaitannya dengan masalah yang lampau dan yang akan datang. Selain itu
hendaknya pembimbing sesegera mungkin menangani masalah siswa
5.
Kemandirian
Bimbingan
dan konseling membantu siswa agar dapat mandiri atau tidak bergantung pada
pembimbing maupun orang lain.
6.
Kegiatan
Bimbingan
dan konseling harus dapat membantu siswa agar berusaha melakukan kegiatan yang
diperlukan untuk mmenyelesaikan masalah yang dihadapi
7.
Kedinamisan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat membantu terjadinya perubahan yang lebih baik
kearah pembeharuan pada diri siswa
8.
Keterpaduan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat memadukan berbagai aspek kepribadian siswa dan
proses layanan yang dilakukan
9.
Kenormatifan
Usaha
bimbingan dan konseling harus sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma
agama, adat hukum, negara, ilmu dan kebiasaan sehari-hari
10.
Keahlian
Bimbingan
dan konseling adalah layanan profesional sehingga perlu diperlukan oleh ahli
yang kusus di didik untuk melakukan tugas ini.
11.
Alih tangan
Bila
usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya diluar
kewenangannya, maka penangnannya dapat dialihtangankan kepada pihak lain yang
berwenang
12.
Tutwuri Handayani
Bimbingan
dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman,
mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa.
D. Kedudukan
Bimbingan dan Konseling
Secara formal,
kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah digariskan
didalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
beserta perangkat peraturan pemerintahnya. hal-hal yang berkenaan dengan
pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya, dibicarakan secara khusus
dalam PP No. 28 tahun 1989. Pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa :
a. Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
b. Bimbingan
diberikan oleh guru pembimbing.
Pengakuan formal
seperti ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan di sekolah dasar perlu
dilaksanakan secara
terprogram dan ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan untuk itu. Untuk
pendidikan disekolah dasar pada saat ini, dengan memperhatikan karakteristik
dan kebutuhan siswa serta penyelanggaraan sistem pendidikan sekolah dasar yang
ditangani oleh guru kelas, maka layanan bimbingan disekolah dasar dalam banyak
hal masih akan lebih efektif dilaksanakan secara terpadu dengan proses
pembelajaran dan ditangani oleh guru kelas. oleh karena itu guru sekolah dasar
dikehendaki memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyelanggarakan layanan
bimbingan. Keberadaan bimbingan dalam pendidikan di sekolah dasar terkait erat
dengan sistem pendidikan dasar 9 tahun, di mana sekolah dasar merupakan
penggalan dari sistem pendidikan dasar 9 tahun. sistem pendidikan dasar 9 tahun
membahwa konsekuensi kepada wajib belajar sampai SLTP. dan untuk sekolah dasar
mempunyai kewajiban menyiapkan para lulusannya untuk memasuki pendidikan
tingkat lanjutan, jelasnya SLTP.
Kondisi atau tuntutan seperti digambarkan
diatas menghendaki sekolah dasar tidak hanya mengantarkan siswanya untuk tamat
belajar, melainkan harus membantu siswa mengembangkan kesiapan dalam segi
akademik, sosial, maupun pribadi untuk memasuki proses pendidikan di SLTP,
untuk mencapai kesiapan kesiapan seperti itu, proses dan interaksi pembelajaran
disekolah dasar tidak semata-mata merupakan proses Instruksional tersebut,
upaya non instruksional ini merupakan upaya yang lebih banyak terarah kepada
layanan bimbingan. tampa disini bahwa dalam tugas guru sebagai pengajar melekat
pula tugas untuk membantu siswa mengembangkan kesiapan dan penyesuaian diri
yang kuat trhadap program sekolah, baik disekolah dasar maupun disekolah
lanjutan yang akan di masuki berikutnya. ini berarti disekolah dasar guru
memegang peran kunci didalam bimbingan. pada tingkat sekolah dasar bimbingan
dapat dikatakan identik dengan ” mengajar yang baik” terutama jika guru
memainkan peran-peran penting dalam mengembangkan lingkungan kondusif bagi
perkkembangan siswa. Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak
dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo
Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa
masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan
fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah perkembangan ini
memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar. Sisi lain yang
memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah dasar ialah
rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Tentang keragaman siswa
sekolah dasar bergerak dari siswa yang sangat pandai sampai dengan yang sangat
kurang, dari siswa yang sangat mudah menyesuaikan diri terhadap program sampai
dengan siswa yang sulit menyesuaikan diri, dari siswa yang tidak bermasalah
sampai dengan dsiswa yang sarat akan masalah. Kondisi seperti ini akan
memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, anatara lain
mencakup:
a)
siswa dengan kecerdasan dan
kemampuan diri
b)
siswa yang mengalami kesulitan
belajar
c)
siswa dengan perilaku bermasalah
Sekolah yang kami pilih yakni SDN Ciparay VI masih belum memiliki guru
bimbingan dan konseling, oleh karena itu layanan bimbingan masih dipegang
secara dominan oleh guru wali kelas (mata pelajaran).
Pelaksanaan layanan bimbingan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari atau dapat dilakukan juga di luar jam
pelajaran, sesuai dengan kebutuhan siswanya itu sendiri. Meningkatkan serta
mengoptimalkan lulusan untuk proses pendidikan ke jenjang berikutnya. Kegiatan
belajar yang diciptakan guru sebagaimana tuntutan pendekatan DAP sepatutnyalah
didasarkan atas pemahaman bagaimana anak usia SD itu belajar. Paham yang
dianggap modern tentang bagaimana anak usia SD itu belajar bersifat
konstruktivistik. Hal penting yang perlu dipahami adalah bahwa anak SD adalah
seorang yang aktif.
Seorang guru konstruktivis yang baik adalah
yang mampu memberikan lingkungan atau bahan belajar (learning materials) bagi
anak didiknya, sebab guru tahu bahwa anak senang mengeksplorasi lingkungan
belajar. Guru hendaknya mampu menciptakan sistem interaksi pengajaran dengan
pihak mana saja anak tersebut berinteraksi. Guru dapat mendorong perkembangan
anak dengan berperan sebagai ”scaffolder” yaitu memahami adanya batas-batas
perkembangan anak secara temporer dan memerlukan bantuan yang tepat dan
membiarkan anak tumbuh melewati batas-batas perkembangannya secara mandiri.
Untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengembangkan suatu sistem pengajaran,
seorang guru SD paling tidak bertanggung jawab dalam :
1.
Mengkondisikan anak agar menyukai,
merasa gembira dan senang belajar di sekolah. Guru SD dituntut untuk mahir
menciptakan suatu siatuasi yang memungkinkan anak terhindar dari rasa stres,
perasaan bimbang, khawatir dan perasaan mencekam. Hal tersebut adalah penting
tidak hanya bagi kemajuan belajar mereka tetapi juga menyangkut kehidupannya di
masa yang akan datang.
2.
Mengembangkan berbagai cara dan
metode yang bervariasi dan menarik di dalam mengajar secara terpadu, seperti
ceramah, bercerita dan sebagainya.
3.
Menjembatani ”gap” antara
kehidupan sekolah dengan kehidupan anak itu sendiri dalam pengajaran.
4.
Mengobservasi gaya belajar,
kebutuhan dan menaruh perhatian atas tuntutan individual anak dalam kaitannya
dengan implementasi kurikulum yang berlaku.
Upaya yang perlu dilakukan guru SD selaku
pembimbing untuk mewujudkan hal tersebut Keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap
perkembangan siswa. Pemahaman terhadap perkembangan siswa tersebut dapat
menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu
siswa mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru Perkembangan siswa sekolah
dasar meliputi aspek-aspek fisik, kecerdasan, emosi, sosial dan kepribadian.
Kenyataan menunjukan bahwa pada setiap siswa memiliki karakteristik pribadi
atau perlaku yang relatif berbeda dengan siswa lainnya. Keragaman perilaku ini
mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang memadai terhadap
setiap siswa. Untuk itu, guru SD perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan
tentang jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data
tersebut, cara dan prosedur mendapatkan data, dan keterampilan dalam menyusun
alat pengumpul data, serta penggunaannya. Teknik memahami perkembangan siswa
akn berentang dari mulai teknik yang sepenuhnya bergantung kepada pengamatan
guru (yang sifatnya terbuka dan fleksibel) sampai kepada teknik yang
terstruktur dengan menggunakan alat ukur tertentu secara ketat (seperti tes,
inventori, dan sejenisnya). Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan
dalam memberikan bimbingan adalah memahami siswa secara keseluruhan, baik
masalah yang dihadapinya maupun latar belakang pribadinya. Dengan data yang lengkap,
pembimbing akan dapat memberikan layanan bimbingan kepada siswa secara tepat
atau terarah. Upaya memahami pribadi siswa merupakan salah satu langkah layanan
bimbingan yag harus dilakukan oleh pembimbing.A. Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan
terjemahan dari suatu istilah dalam Bahasa Inggris, yaitu guidance yang
akar katanya adalah guid. Shertzer dan Stone (1966:31) mengemukakan beberapa
pandangan dari kata masing-masing dari kata guide, yaitu to direc,
pilot, manage, or steer.Dalam bahasa Indonesia masing-masing kata ini dapat
berarti memadu, mengarahkan, mengatur atau mengemudi. Sebagai suatu unsur
esensial dalam pendidikan, arti yang paling
mendasar dari bimbingan adalah membantu (helping atau assistance).
Namun, tidak semua bentuk bantuan berarti bimbingan karena bantuan dalam
konteks bimbingan memiliki cirri,
persyaratan, prinsip, tujuan, dan prosedur yang tersendiri.
Sebagai suatu konsep
yang tersendiri, istilah “bimbingan” sering dipadankan dengan “konseling” yang
diadopsi dari bahasa Inggris, yaitu counseling sehingga “Bimbingan dan
Konseling” sering disingkat menjadi BK. Konseling harus dipahami sebagai salah
satu jenis layanan dan teknik tersendiri dari program bimbingan di sekolah.
Para ahli bimbingan, antara lain Gibson dan Mitchell (1981:27) member predikat
khusus terhadap konseling. Dia menyatakan bahwa counseling has been
identified as the heart of the guidance program. Jadi konseling merupakan
bagian paling inti dari bimbingan. Ahli lain, seperti Shertzer dan Stone
menyatakan bahwa konseling merupakan inti kegiatan professonal dari seseorang
yang disebut konselor. Artinya layanan konseling hany dapat diberikan oleh
orang yang telah memiliki kemampuan dan ketrampilan tertentu yang diperoleh
melalui pendidikan khusus. Dengan kata lain, konseling tidak bias dilakukan
oleh sembarang orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan latihan
yang di persiapkan sebelumnya.
Lain halnya dengan bentuk kegiatan bimbingan yang lain, seperti
memberikan informasi tentang cara belajar yang baik kepada siswa, mengumpulkan
data tentang latar belakang tentang keluarga. Bimbingan dan konseling di SD
adalah upaya pemberian bantuan kepada individu (peserta didik/siswa) yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami dirinya
sehingga mereka sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar
sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan SD, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Dengan
demikian mereka dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi
sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan
membantu mereka mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai mahluk
Tuhan, sosial, dan pribadi.
B. Persamaan
dan Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling
1.
Persamaan antara bimbingan dan konseling
Persamaan
antara bimbingan terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama
diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan
individu, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan.
2.
Perbedaan antara bimbingan dan konseling
Perbedaan
antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakan. Dari
segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian
informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan
pada fungsi pencegahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan
dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan
klien. Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali
kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat
dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan kata lain, konseling merupakan
bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien
secara individu.
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Semua siswa memiliki
kebutuhan untuk mengembangkan pemahaman diri, serta pemahaman dan apresepsi terhadap
individu yang hidup di dunia ini. Di dalam suatu masyarakat yang majemuk
individu harus memperoleh informasi dan memberikan respon yang tepat. Bimbingan perkembangan didasarkan atas
suatu premis bahwa penghargaan yang positif terhadap martabat manusia merupakan
suatu yang esensial dalam masyarakat yang saling bergantung (interdependent
society), seperti sekarang ini. Agar mencapai tujuan-tujuan ini, setiap orang
yang terlibat dalam program bimbingan dan konseling ini harus berupaya mencapai
tujuan berikut ini, yaitu semua ysiswa dapat:
1.
Mengalami perasaan positif dari
interaksi dengan teman sebayanya, gurunya, orang tua dan orang dewasa lainnya.
2.
Memperoleh makna pribadi dari aktivitas
belajarnya.
3.
Mengembangkan dan memelihara perasaan
positif terhadap dirinya, terhadap kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat
memehami dan menghubungkan perasaannya.
4.
Menyadari akan pentingnya nilai yang
dimiliki dan mengembangkan nilai-nilai yang konsisten dengan kebutuhan hidup
dalam masyarakat yang majemuk.
5.
Mengembangkan dan memperkaya ketrampilan
studi untuk memaksimumkan kecakapan yang dimilikinya.
6.
Belajar tentang berbagai ketrampilan
yang diperliukan untuk hidup yang lebih baik dalam perkembangan yang wajar dan
dalam memecahkan masalah-masalh yang mungkin dihadapinya.
7.
Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
penyusunan tujuan, perencanaan dan pemecahaan masalah.
8.
Mengembangkan sikap-sikap positif
terhadap kehidupan.
9.
Menunjukan tanggung jawab terhadap
tingkah lakunya.
10.
Bekerja dengan orang tua dalam berbagai
program yang terencana untuk membantu anak mengembangkan sikap dan ketrampilan
yang dapat memperkaya kemampuan akademik dan kemampuan social anaknya.
11.
Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk
memperkaya aktivitas belajar anak.
Tujuan-tujuan
diatas adalah memberikan kemudahan pada siswa SD. Asumsinya bahwa misi dasar
dan tujuan utama pendidikan sekolah adalah untuk membelajarkan siswa. Oleh
sebab itu bimbingan dan konseling merupakan bagian dari proses pendidikan maka
seluruh aktivitas bimbingan harus diarahkan pada pembelajaran siswa. Tujuan
bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
a)
Kebahagiaan hidup pribadi sebagai mahlik
Tuhan
b)
Kehidupan yang produktif dan efektif
dalam masyarakat
c)
Hidup bersama dengan individu-individu
lain
d)
Harmoni antara cita-cita mereka dengan
kemampuan yang dimiliki
Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
a)
Mengenal dan melaksanakan tujuan
hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu
b)
Mengenal dan memahami kebutuhan hidupnya
secara realistis
c)
Mengenal dan menanggulangi
kesulitan-kesulitannya sendiri
d)
Mengenal dan mengembangkan kemampuannya
secara optimal
e)
Menggunakan kemampuannya untuk
kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama
f)
Menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tutntutan di dalam lingkungannya
g)
Mengembangkan segala yang dimilikinya
secara tepat dan teratur, sesuai dengan tahap perkembangannya sampai batas
optimal
Apabila ditinjau dari pihak peserta
didik, tujuan bimbingan dan konseling ialah agar mereka dapat:
a)
Mengembangkan seluruh potensi seoptimal
mungkin
b)
Mengatasi kesulitan dalam memahami
dirinya sendiri
c)
Mengatasi kesulitan dalam mengatasi
lingkungannya, yang meliputi lingkungan SD, keluarga, pekerjaan, sosial
ekonomi, dan kebudayaan
d)
Mengatasi kesulitan dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
e)
Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan
kemampuan minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan
f)
Memperoleh bantuan secara tepat dari
pihak-pihak di luar SD untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat
dipecahkan di SD tersebut.
A. Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Pada dasarnya bimbingan
dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan,
penyembuhan. Setiap bentuk upaya tersebut mengacu pada empat fungsi bimbingan
sebagai berikut
1.
Fungsi pemahaman, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan perkembangan siswa.
2.
Fungsi penyaluran, yaitu fungsi
bimbingan dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis
sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Kegiatan dalam fungsi penyaluran ini meliputi bantuan
untuk menetapkan kegiatan belajar di SD. Dalam melaksanakan fungsi, guru
pembimbing/ konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di SD maupun
diluar SD
3.
Fungsi adaptasi, yaitu fungsi
membantu petugas-petugas disekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasi program
pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai para siswa, guru
pembimbing/konselor dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik
secara tepat, baik dalam mengelola, dan memilih materi pelajaran yang tepat,
atau dalam mengadaptasi bahasa pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan siswa
4.
Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi
bimbingan dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan
memperoleh kemajuan dalam perkembangan secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan
dalam rangka mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah.
B. Prinsip-prinsip
Bimbingan Konseling
Tiedeman, Dinkmeyer dan
Dreikurs dalam Stone (1983), memandang bahwa program bimbingan di sekolah dasar
perlu diarahkan pada pengembangan kognitif dan afektif sekaligus. Konsep mereka
itu diarahkan pada pengembangan kekuatan ego (ego strength), bukan hanya
pada upaya memperbaiki tingkah laku yang salah suai (maladjusted) saja.
Program bimbingan dan konseling didasarkan pada prinsip-prinsip perkembangan
sebagai berikut:
1.
Bimbingan untuk semua. Setiap siswa
memiliki hak untuk mendapatkan layanan bimbingan dari gurunya;okus bimbingan
bukan kepada siswa tertentu melainkan pada siswa yang normal bahkan pada siswa
yang cerdas sekalipun.
2.
Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua
guru kelas. Jika ada konselor maka tugasnya sdalah memberikan layanan konseling
dan konsultasi kepada siswa, guru, dan orang tua siswa. Bimbingan diberikan
kepada siswa secara langsung dan tidak langsung.
3.
Bimbingan diarahkan untuk membantu siswa
mengetahui, memahami, menerima dirinya sendiri baik secara kognitif maupun
mecara afektif. Maksudnya bahwa bimbingan diarahkan untuk mengembangkan
kompetensi pribadi yang adikuat, dan untuk berhubungan secara efektif dengan
kegiatan dan tugas hidup sosialnya. Tekanan program bimbingan bukan pada aspek
remediasi (penyembuhan siswa yang bermasalah) melainkan pada pengambangan
aspek-aspek positif yanf dimiliki oleh tiap siswa.
4.
Bimbingan dapat diberikan secara
informal dan incidental namun alangkah lebih baiknya jika dilaksanakan secara
terencana dan terprogram. Program bimbingan memberikan pengalaman yang runtut
dan berkelanjutan untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangan baik dalam
aspek intelektual maupun aspek emosional. Kurikulum memberikan pengalaman kepada siswa
yang memungkinkan para guru dapat
mengintegrasikan prosedur bimbingan dengan materi pelajaran. Fungsi bimbingan
dari guru atau konselor adalah membantu siswa untuk mencapai kurikulum secara
sukses. Oleh karena itu, para guru membutuhkan ketrampilan-ketrampilan
bimbingan untuk membuat kurikulum menjadi pengalaman yang bermakna bagi setiap
siswa.
5.
Bimbingan di sekolah dasar menempatkan
tekanan pada pencapaian tujuan dan kebermaknaan pengalaman belajar. Tujuan yang
ditetapkan oleh guru dan yang diharapkan oleh siswa harus sesuai. Perencanaaan
guru dan penilaian siswa adalah prosedur dasar untuk mencapai tujuan yang
ditetakan.
6.
Bimbingan difokuskan pada asset. Artinya
upaya guru dalam membantu anak harus bertitik tolak dari potensi siswa, dan
melakukan apa yang terbaik buat siswa. Tindakan guru merupakan proses-proses
yang membuat siswa melakukan sesuatu sesuai dengan kekuatan potensi yang
dimilikinya.
7.
Bimbingan mengakui bahwa siswa tengah
mengalami proses, berarti guru harus lebih banyak melihat anak dari sisi
positif dari pada sisi negatifnya.
8.
Program bimbingan kerja sama akan dapat
terlaksana sangat efektif jika diupayakan melalui kerja sama yang baik antara
guru, siswa, orang tua siswa, tenaga administrative dan sumber-sumber daya yang
ada di masyarakat sekitar.
Selain prinsip-prinsip
diatas dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di SD perlu diperhatikan juga
prinsip-prinsip berikut:
1.
Karena bimbingan dan konseling
berhubungan dengan sikap dan perilaku
individu (siswa), maka perlu diingat bahwa sikap dan prilaku individu terbentuk
dari segala aspek kepribadian yang unik dan rumit
2.
Perlu dikenal dan dipahami perbedaan
individu orang-orang yang akan dibimbing (siswa). Berikan bimbingan yg tepat,
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh individu yang dibimbing itu.
3.
Bimbingan adalah suatu proses membantu
individu (siswa) untuk dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya.
4.
Bimbingan hendaknya bertitik tolak pada
individu (siswa) yang dibimbing
5.
Masalah yang tidak dapat diselesaikan
oleh guru pembimbing di SD, harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang
mampu dan berwenang memecahkannya.
6.
Bimbingan dimulai dengan identivikasi
kebutuhan yang dirasakan oleh individu (siswa) yang akan dibimbing
7.
Bimbingan harus luwes dan fleksibel,
sesuai dengan kebutuhan individu (siswa) yang dinimbing dan masyarakat.
8.
Program bimbingan di SD harus sesuai
dengan program SD yang bersangkutan.
9.
Pelaksanaan program bimbingan harus
disimpan oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan dapat
menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di luar SD
10.
Terhadap program bimbingan harus selalu diadakan penilaian berkala
untuk mengetahui sampai dimana hasil yang telah dicapai dan mengetahui apakah
program itu sesuai dengan apa yang direncanakan semula.
C. Asas-Asas
Bimbingan dan Konseling
Pemenuhan asas-asas
bimbingan dan konseling akan memperlancar pelaksanaan dan menjamin keberhasilan
layanan bimbingan dan konseling. Asas-asas yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1.
Kerahasiaan
Segala
sesuatu yang dibicarakan siswa kepada guru pembimbing tidak boleh disampaikan
kepada orang lain. Asas ini akan mendasari kepercayaan peserta didik kepda guru
pembimbing
2.
Kesukarelaan
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling berlangsung atas dasar sukarela dari kedua belah pihak
3.
Keterbukaan
Bimbingan
dan konseling dapat berhasil dengan baik jika siswa yang bermasalah mau
menyampaikan masalah yang dihadapi kepada guru pembimbing, dan guru yang
bersangkutan bersedia membimbingnya
4.
Kekinian
Masalah
yang ditangani dalam bimbingan dan konseling adalah masalah sekarang walaupun
ada kaitannya dengan masalah yang lampau dan yang akan datang. Selain itu
hendaknya pembimbing sesegera mungkin menangani masalah siswa
5.
Kemandirian
Bimbingan
dan konseling membantu siswa agar dapat mandiri atau tidak bergantung pada
pembimbing maupun orang lain.
6.
Kegiatan
Bimbingan
dan konseling harus dapat membantu siswa agar berusaha melakukan kegiatan yang
diperlukan untuk mmenyelesaikan masalah yang dihadapi
7.
Kedinamisan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat membantu terjadinya perubahan yang lebih baik
kearah pembeharuan pada diri siswa
8.
Keterpaduan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat memadukan berbagai aspek kepribadian siswa dan
proses layanan yang dilakukan
9.
Kenormatifan
Usaha
bimbingan dan konseling harus sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma
agama, adat hukum, negara, ilmu dan kebiasaan sehari-hari
10.
Keahlian
Bimbingan
dan konseling adalah layanan profesional sehingga perlu diperlukan oleh ahli
yang kusus di didik untuk melakukan tugas ini.
11.
Alih tangan
Bila
usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya diluar
kewenangannya, maka penangnannya dapat dialihtangankan kepada pihak lain yang
berwenang
12.
Tutwuri Handayani
Bimbingan
dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman,
mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa.
D. Kedudukan
Bimbingan dan Konseling
Secara formal,
kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah digariskan
didalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
beserta perangkat peraturan pemerintahnya. hal-hal yang berkenaan dengan
pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya, dibicarakan secara khusus
dalam PP No. 28 tahun 1989. Pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa :
a. Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
b. Bimbingan
diberikan oleh guru pembimbing.
Pengakuan formal
seperti ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan di sekolah dasar perlu
dilaksanakan secara
terprogram dan ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan untuk itu. Untuk
pendidikan disekolah dasar pada saat ini, dengan memperhatikan karakteristik
dan kebutuhan siswa serta penyelanggaraan sistem pendidikan sekolah dasar yang
ditangani oleh guru kelas, maka layanan bimbingan disekolah dasar dalam banyak
hal masih akan lebih efektif dilaksanakan secara terpadu dengan proses
pembelajaran dan ditangani oleh guru kelas. oleh karena itu guru sekolah dasar
dikehendaki memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyelanggarakan layanan
bimbingan. Keberadaan bimbingan dalam pendidikan di sekolah dasar terkait erat
dengan sistem pendidikan dasar 9 tahun, di mana sekolah dasar merupakan
penggalan dari sistem pendidikan dasar 9 tahun. sistem pendidikan dasar 9 tahun
membahwa konsekuensi kepada wajib belajar sampai SLTP. dan untuk sekolah dasar
mempunyai kewajiban menyiapkan para lulusannya untuk memasuki pendidikan
tingkat lanjutan, jelasnya SLTP.
Kondisi atau tuntutan seperti digambarkan
diatas menghendaki sekolah dasar tidak hanya mengantarkan siswanya untuk tamat
belajar, melainkan harus membantu siswa mengembangkan kesiapan dalam segi
akademik, sosial, maupun pribadi untuk memasuki proses pendidikan di SLTP,
untuk mencapai kesiapan kesiapan seperti itu, proses dan interaksi pembelajaran
disekolah dasar tidak semata-mata merupakan proses Instruksional tersebut,
upaya non instruksional ini merupakan upaya yang lebih banyak terarah kepada
layanan bimbingan. tampa disini bahwa dalam tugas guru sebagai pengajar melekat
pula tugas untuk membantu siswa mengembangkan kesiapan dan penyesuaian diri
yang kuat trhadap program sekolah, baik disekolah dasar maupun disekolah
lanjutan yang akan di masuki berikutnya. ini berarti disekolah dasar guru
memegang peran kunci didalam bimbingan. pada tingkat sekolah dasar bimbingan
dapat dikatakan identik dengan ” mengajar yang baik” terutama jika guru
memainkan peran-peran penting dalam mengembangkan lingkungan kondusif bagi
perkkembangan siswa. Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak
dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo
Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa
masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan
fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah perkembangan ini
memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar. Sisi lain yang
memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah dasar ialah
rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Tentang keragaman siswa
sekolah dasar bergerak dari siswa yang sangat pandai sampai dengan yang sangat
kurang, dari siswa yang sangat mudah menyesuaikan diri terhadap program sampai
dengan siswa yang sulit menyesuaikan diri, dari siswa yang tidak bermasalah
sampai dengan dsiswa yang sarat akan masalah. Kondisi seperti ini akan
memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, anatara lain
mencakup:
a)
siswa dengan kecerdasan dan
kemampuan diri
b)
siswa yang mengalami kesulitan
belajar
c)
siswa dengan perilaku bermasalah
Sekolah yang kami pilih yakni SDN Ciparay VI masih belum memiliki guru
bimbingan dan konseling, oleh karena itu layanan bimbingan masih dipegang
secara dominan oleh guru wali kelas (mata pelajaran).
Pelaksanaan layanan bimbingan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari atau dapat dilakukan juga di luar jam
pelajaran, sesuai dengan kebutuhan siswanya itu sendiri. Meningkatkan serta
mengoptimalkan lulusan untuk proses pendidikan ke jenjang berikutnya. Kegiatan
belajar yang diciptakan guru sebagaimana tuntutan pendekatan DAP sepatutnyalah
didasarkan atas pemahaman bagaimana anak usia SD itu belajar. Paham yang
dianggap modern tentang bagaimana anak usia SD itu belajar bersifat
konstruktivistik. Hal penting yang perlu dipahami adalah bahwa anak SD adalah
seorang yang aktif.
Seorang guru konstruktivis yang baik adalah
yang mampu memberikan lingkungan atau bahan belajar (learning materials) bagi
anak didiknya, sebab guru tahu bahwa anak senang mengeksplorasi lingkungan
belajar. Guru hendaknya mampu menciptakan sistem interaksi pengajaran dengan
pihak mana saja anak tersebut berinteraksi. Guru dapat mendorong perkembangan
anak dengan berperan sebagai ”scaffolder” yaitu memahami adanya batas-batas
perkembangan anak secara temporer dan memerlukan bantuan yang tepat dan
membiarkan anak tumbuh melewati batas-batas perkembangannya secara mandiri.
Untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengembangkan suatu sistem pengajaran,
seorang guru SD paling tidak bertanggung jawab dalam :
1.
Mengkondisikan anak agar menyukai,
merasa gembira dan senang belajar di sekolah. Guru SD dituntut untuk mahir
menciptakan suatu siatuasi yang memungkinkan anak terhindar dari rasa stres,
perasaan bimbang, khawatir dan perasaan mencekam. Hal tersebut adalah penting
tidak hanya bagi kemajuan belajar mereka tetapi juga menyangkut kehidupannya di
masa yang akan datang.
2.
Mengembangkan berbagai cara dan
metode yang bervariasi dan menarik di dalam mengajar secara terpadu, seperti
ceramah, bercerita dan sebagainya.
3.
Menjembatani ”gap” antara
kehidupan sekolah dengan kehidupan anak itu sendiri dalam pengajaran.
4.
Mengobservasi gaya belajar,
kebutuhan dan menaruh perhatian atas tuntutan individual anak dalam kaitannya
dengan implementasi kurikulum yang berlaku.
Upaya yang perlu dilakukan guru SD selaku
pembimbing untuk mewujudkan hal tersebut Keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap
perkembangan siswa. Pemahaman terhadap perkembangan siswa tersebut dapat
menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu
siswa mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru Perkembangan siswa sekolah
dasar meliputi aspek-aspek fisik, kecerdasan, emosi, sosial dan kepribadian.
Kenyataan menunjukan bahwa pada setiap siswa memiliki karakteristik pribadi
atau perlaku yang relatif berbeda dengan siswa lainnya. Keragaman perilaku ini
mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang memadai terhadap
setiap siswa. Untuk itu, guru SD perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan
tentang jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data
tersebut, cara dan prosedur mendapatkan data, dan keterampilan dalam menyusun
alat pengumpul data, serta penggunaannya. Teknik memahami perkembangan siswa
akn berentang dari mulai teknik yang sepenuhnya bergantung kepada pengamatan
guru (yang sifatnya terbuka dan fleksibel) sampai kepada teknik yang
terstruktur dengan menggunakan alat ukur tertentu secara ketat (seperti tes,
inventori, dan sejenisnya). Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan
dalam memberikan bimbingan adalah memahami siswa secara keseluruhan, baik
masalah yang dihadapinya maupun latar belakang pribadinya. Dengan data yang lengkap,
pembimbing akan dapat memberikan layanan bimbingan kepada siswa secara tepat
atau terarah. Upaya memahami pribadi siswa merupakan salah satu langkah layanan
bimbingan yag harus dilakukan oleh pembimbing.A. Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan
terjemahan dari suatu istilah dalam Bahasa Inggris, yaitu guidance yang
akar katanya adalah guid. Shertzer dan Stone (1966:31) mengemukakan beberapa
pandangan dari kata masing-masing dari kata guide, yaitu to direc,
pilot, manage, or steer.Dalam bahasa Indonesia masing-masing kata ini dapat
berarti memadu, mengarahkan, mengatur atau mengemudi. Sebagai suatu unsur
esensial dalam pendidikan, arti yang paling
mendasar dari bimbingan adalah membantu (helping atau assistance).
Namun, tidak semua bentuk bantuan berarti bimbingan karena bantuan dalam
konteks bimbingan memiliki cirri,
persyaratan, prinsip, tujuan, dan prosedur yang tersendiri.
Sebagai suatu konsep
yang tersendiri, istilah “bimbingan” sering dipadankan dengan “konseling” yang
diadopsi dari bahasa Inggris, yaitu counseling sehingga “Bimbingan dan
Konseling” sering disingkat menjadi BK. Konseling harus dipahami sebagai salah
satu jenis layanan dan teknik tersendiri dari program bimbingan di sekolah.
Para ahli bimbingan, antara lain Gibson dan Mitchell (1981:27) member predikat
khusus terhadap konseling. Dia menyatakan bahwa counseling has been
identified as the heart of the guidance program. Jadi konseling merupakan
bagian paling inti dari bimbingan. Ahli lain, seperti Shertzer dan Stone
menyatakan bahwa konseling merupakan inti kegiatan professonal dari seseorang
yang disebut konselor. Artinya layanan konseling hany dapat diberikan oleh
orang yang telah memiliki kemampuan dan ketrampilan tertentu yang diperoleh
melalui pendidikan khusus. Dengan kata lain, konseling tidak bias dilakukan
oleh sembarang orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan latihan
yang di persiapkan sebelumnya.
Lain halnya dengan bentuk kegiatan bimbingan yang lain, seperti
memberikan informasi tentang cara belajar yang baik kepada siswa, mengumpulkan
data tentang latar belakang tentang keluarga. Bimbingan dan konseling di SD
adalah upaya pemberian bantuan kepada individu (peserta didik/siswa) yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami dirinya
sehingga mereka sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar
sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan SD, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Dengan
demikian mereka dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi
sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan
membantu mereka mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai mahluk
Tuhan, sosial, dan pribadi.
B. Persamaan
dan Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling
1.
Persamaan antara bimbingan dan konseling
Persamaan
antara bimbingan terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama
diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan
individu, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan.
2.
Perbedaan antara bimbingan dan konseling
Perbedaan
antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakan. Dari
segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian
informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan
pada fungsi pencegahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan
dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan
klien. Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali
kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat
dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan kata lain, konseling merupakan
bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien
secara individu.
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Semua siswa memiliki
kebutuhan untuk mengembangkan pemahaman diri, serta pemahaman dan apresepsi terhadap
individu yang hidup di dunia ini. Di dalam suatu masyarakat yang majemuk
individu harus memperoleh informasi dan memberikan respon yang tepat. Bimbingan perkembangan didasarkan atas
suatu premis bahwa penghargaan yang positif terhadap martabat manusia merupakan
suatu yang esensial dalam masyarakat yang saling bergantung (interdependent
society), seperti sekarang ini. Agar mencapai tujuan-tujuan ini, setiap orang
yang terlibat dalam program bimbingan dan konseling ini harus berupaya mencapai
tujuan berikut ini, yaitu semua ysiswa dapat:
1.
Mengalami perasaan positif dari
interaksi dengan teman sebayanya, gurunya, orang tua dan orang dewasa lainnya.
2.
Memperoleh makna pribadi dari aktivitas
belajarnya.
3.
Mengembangkan dan memelihara perasaan
positif terhadap dirinya, terhadap kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat
memehami dan menghubungkan perasaannya.
4.
Menyadari akan pentingnya nilai yang
dimiliki dan mengembangkan nilai-nilai yang konsisten dengan kebutuhan hidup
dalam masyarakat yang majemuk.
5.
Mengembangkan dan memperkaya ketrampilan
studi untuk memaksimumkan kecakapan yang dimilikinya.
6.
Belajar tentang berbagai ketrampilan
yang diperliukan untuk hidup yang lebih baik dalam perkembangan yang wajar dan
dalam memecahkan masalah-masalh yang mungkin dihadapinya.
7.
Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
penyusunan tujuan, perencanaan dan pemecahaan masalah.
8.
Mengembangkan sikap-sikap positif
terhadap kehidupan.
9.
Menunjukan tanggung jawab terhadap
tingkah lakunya.
10.
Bekerja dengan orang tua dalam berbagai
program yang terencana untuk membantu anak mengembangkan sikap dan ketrampilan
yang dapat memperkaya kemampuan akademik dan kemampuan social anaknya.
11.
Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk
memperkaya aktivitas belajar anak.
Tujuan-tujuan
diatas adalah memberikan kemudahan pada siswa SD. Asumsinya bahwa misi dasar
dan tujuan utama pendidikan sekolah adalah untuk membelajarkan siswa. Oleh
sebab itu bimbingan dan konseling merupakan bagian dari proses pendidikan maka
seluruh aktivitas bimbingan harus diarahkan pada pembelajaran siswa. Tujuan
bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
a)
Kebahagiaan hidup pribadi sebagai mahlik
Tuhan
b)
Kehidupan yang produktif dan efektif
dalam masyarakat
c)
Hidup bersama dengan individu-individu
lain
d)
Harmoni antara cita-cita mereka dengan
kemampuan yang dimiliki
Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
a)
Mengenal dan melaksanakan tujuan
hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu
b)
Mengenal dan memahami kebutuhan hidupnya
secara realistis
c)
Mengenal dan menanggulangi
kesulitan-kesulitannya sendiri
d)
Mengenal dan mengembangkan kemampuannya
secara optimal
e)
Menggunakan kemampuannya untuk
kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama
f)
Menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tutntutan di dalam lingkungannya
g)
Mengembangkan segala yang dimilikinya
secara tepat dan teratur, sesuai dengan tahap perkembangannya sampai batas
optimal
Apabila ditinjau dari pihak peserta
didik, tujuan bimbingan dan konseling ialah agar mereka dapat:
a)
Mengembangkan seluruh potensi seoptimal
mungkin
b)
Mengatasi kesulitan dalam memahami
dirinya sendiri
c)
Mengatasi kesulitan dalam mengatasi
lingkungannya, yang meliputi lingkungan SD, keluarga, pekerjaan, sosial
ekonomi, dan kebudayaan
d)
Mengatasi kesulitan dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
e)
Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan
kemampuan minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan
f)
Memperoleh bantuan secara tepat dari
pihak-pihak di luar SD untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat
dipecahkan di SD tersebut.
A. Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Pada dasarnya bimbingan
dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan,
penyembuhan. Setiap bentuk upaya tersebut mengacu pada empat fungsi bimbingan
sebagai berikut
1.
Fungsi pemahaman, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan perkembangan siswa.
2.
Fungsi penyaluran, yaitu fungsi
bimbingan dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis
sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Kegiatan dalam fungsi penyaluran ini meliputi bantuan
untuk menetapkan kegiatan belajar di SD. Dalam melaksanakan fungsi, guru
pembimbing/ konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di SD maupun
diluar SD
3.
Fungsi adaptasi, yaitu fungsi
membantu petugas-petugas disekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasi program
pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai para siswa, guru
pembimbing/konselor dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik
secara tepat, baik dalam mengelola, dan memilih materi pelajaran yang tepat,
atau dalam mengadaptasi bahasa pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan siswa
4.
Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi
bimbingan dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan
memperoleh kemajuan dalam perkembangan secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan
dalam rangka mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah.
B. Prinsip-prinsip
Bimbingan Konseling
Tiedeman, Dinkmeyer dan
Dreikurs dalam Stone (1983), memandang bahwa program bimbingan di sekolah dasar
perlu diarahkan pada pengembangan kognitif dan afektif sekaligus. Konsep mereka
itu diarahkan pada pengembangan kekuatan ego (ego strength), bukan hanya
pada upaya memperbaiki tingkah laku yang salah suai (maladjusted) saja.
Program bimbingan dan konseling didasarkan pada prinsip-prinsip perkembangan
sebagai berikut:
1.
Bimbingan untuk semua. Setiap siswa
memiliki hak untuk mendapatkan layanan bimbingan dari gurunya;okus bimbingan
bukan kepada siswa tertentu melainkan pada siswa yang normal bahkan pada siswa
yang cerdas sekalipun.
2.
Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua
guru kelas. Jika ada konselor maka tugasnya sdalah memberikan layanan konseling
dan konsultasi kepada siswa, guru, dan orang tua siswa. Bimbingan diberikan
kepada siswa secara langsung dan tidak langsung.
3.
Bimbingan diarahkan untuk membantu siswa
mengetahui, memahami, menerima dirinya sendiri baik secara kognitif maupun
mecara afektif. Maksudnya bahwa bimbingan diarahkan untuk mengembangkan
kompetensi pribadi yang adikuat, dan untuk berhubungan secara efektif dengan
kegiatan dan tugas hidup sosialnya. Tekanan program bimbingan bukan pada aspek
remediasi (penyembuhan siswa yang bermasalah) melainkan pada pengambangan
aspek-aspek positif yanf dimiliki oleh tiap siswa.
4.
Bimbingan dapat diberikan secara
informal dan incidental namun alangkah lebih baiknya jika dilaksanakan secara
terencana dan terprogram. Program bimbingan memberikan pengalaman yang runtut
dan berkelanjutan untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangan baik dalam
aspek intelektual maupun aspek emosional. Kurikulum memberikan pengalaman kepada siswa
yang memungkinkan para guru dapat
mengintegrasikan prosedur bimbingan dengan materi pelajaran. Fungsi bimbingan
dari guru atau konselor adalah membantu siswa untuk mencapai kurikulum secara
sukses. Oleh karena itu, para guru membutuhkan ketrampilan-ketrampilan
bimbingan untuk membuat kurikulum menjadi pengalaman yang bermakna bagi setiap
siswa.
5.
Bimbingan di sekolah dasar menempatkan
tekanan pada pencapaian tujuan dan kebermaknaan pengalaman belajar. Tujuan yang
ditetapkan oleh guru dan yang diharapkan oleh siswa harus sesuai. Perencanaaan
guru dan penilaian siswa adalah prosedur dasar untuk mencapai tujuan yang
ditetakan.
6.
Bimbingan difokuskan pada asset. Artinya
upaya guru dalam membantu anak harus bertitik tolak dari potensi siswa, dan
melakukan apa yang terbaik buat siswa. Tindakan guru merupakan proses-proses
yang membuat siswa melakukan sesuatu sesuai dengan kekuatan potensi yang
dimilikinya.
7.
Bimbingan mengakui bahwa siswa tengah
mengalami proses, berarti guru harus lebih banyak melihat anak dari sisi
positif dari pada sisi negatifnya.
8.
Program bimbingan kerja sama akan dapat
terlaksana sangat efektif jika diupayakan melalui kerja sama yang baik antara
guru, siswa, orang tua siswa, tenaga administrative dan sumber-sumber daya yang
ada di masyarakat sekitar.
Selain prinsip-prinsip
diatas dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di SD perlu diperhatikan juga
prinsip-prinsip berikut:
1.
Karena bimbingan dan konseling
berhubungan dengan sikap dan perilaku
individu (siswa), maka perlu diingat bahwa sikap dan prilaku individu terbentuk
dari segala aspek kepribadian yang unik dan rumit
2.
Perlu dikenal dan dipahami perbedaan
individu orang-orang yang akan dibimbing (siswa). Berikan bimbingan yg tepat,
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh individu yang dibimbing itu.
3.
Bimbingan adalah suatu proses membantu
individu (siswa) untuk dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya.
4.
Bimbingan hendaknya bertitik tolak pada
individu (siswa) yang dibimbing
5.
Masalah yang tidak dapat diselesaikan
oleh guru pembimbing di SD, harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang
mampu dan berwenang memecahkannya.
6.
Bimbingan dimulai dengan identivikasi
kebutuhan yang dirasakan oleh individu (siswa) yang akan dibimbing
7.
Bimbingan harus luwes dan fleksibel,
sesuai dengan kebutuhan individu (siswa) yang dinimbing dan masyarakat.
8.
Program bimbingan di SD harus sesuai
dengan program SD yang bersangkutan.
9.
Pelaksanaan program bimbingan harus
disimpan oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan dapat
menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di luar SD
10.
Terhadap program bimbingan harus selalu diadakan penilaian berkala
untuk mengetahui sampai dimana hasil yang telah dicapai dan mengetahui apakah
program itu sesuai dengan apa yang direncanakan semula.
C. Asas-Asas
Bimbingan dan Konseling
Pemenuhan asas-asas
bimbingan dan konseling akan memperlancar pelaksanaan dan menjamin keberhasilan
layanan bimbingan dan konseling. Asas-asas yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1.
Kerahasiaan
Segala
sesuatu yang dibicarakan siswa kepada guru pembimbing tidak boleh disampaikan
kepada orang lain. Asas ini akan mendasari kepercayaan peserta didik kepda guru
pembimbing
2.
Kesukarelaan
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling berlangsung atas dasar sukarela dari kedua belah pihak
3.
Keterbukaan
Bimbingan
dan konseling dapat berhasil dengan baik jika siswa yang bermasalah mau
menyampaikan masalah yang dihadapi kepada guru pembimbing, dan guru yang
bersangkutan bersedia membimbingnya
4.
Kekinian
Masalah
yang ditangani dalam bimbingan dan konseling adalah masalah sekarang walaupun
ada kaitannya dengan masalah yang lampau dan yang akan datang. Selain itu
hendaknya pembimbing sesegera mungkin menangani masalah siswa
5.
Kemandirian
Bimbingan
dan konseling membantu siswa agar dapat mandiri atau tidak bergantung pada
pembimbing maupun orang lain.
6.
Kegiatan
Bimbingan
dan konseling harus dapat membantu siswa agar berusaha melakukan kegiatan yang
diperlukan untuk mmenyelesaikan masalah yang dihadapi
7.
Kedinamisan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat membantu terjadinya perubahan yang lebih baik
kearah pembeharuan pada diri siswa
8.
Keterpaduan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat memadukan berbagai aspek kepribadian siswa dan
proses layanan yang dilakukan
9.
Kenormatifan
Usaha
bimbingan dan konseling harus sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma
agama, adat hukum, negara, ilmu dan kebiasaan sehari-hari
10.
Keahlian
Bimbingan
dan konseling adalah layanan profesional sehingga perlu diperlukan oleh ahli
yang kusus di didik untuk melakukan tugas ini.
11.
Alih tangan
Bila
usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya diluar
kewenangannya, maka penangnannya dapat dialihtangankan kepada pihak lain yang
berwenang
12.
Tutwuri Handayani
Bimbingan
dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman,
mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa.
D. Kedudukan
Bimbingan dan Konseling
Secara formal,
kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah digariskan
didalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
beserta perangkat peraturan pemerintahnya. hal-hal yang berkenaan dengan
pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya, dibicarakan secara khusus
dalam PP No. 28 tahun 1989. Pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa :
a. Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
b. Bimbingan
diberikan oleh guru pembimbing.
Pengakuan formal
seperti ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan di sekolah dasar perlu
dilaksanakan secara
terprogram dan ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan untuk itu. Untuk
pendidikan disekolah dasar pada saat ini, dengan memperhatikan karakteristik
dan kebutuhan siswa serta penyelanggaraan sistem pendidikan sekolah dasar yang
ditangani oleh guru kelas, maka layanan bimbingan disekolah dasar dalam banyak
hal masih akan lebih efektif dilaksanakan secara terpadu dengan proses
pembelajaran dan ditangani oleh guru kelas. oleh karena itu guru sekolah dasar
dikehendaki memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyelanggarakan layanan
bimbingan. Keberadaan bimbingan dalam pendidikan di sekolah dasar terkait erat
dengan sistem pendidikan dasar 9 tahun, di mana sekolah dasar merupakan
penggalan dari sistem pendidikan dasar 9 tahun. sistem pendidikan dasar 9 tahun
membahwa konsekuensi kepada wajib belajar sampai SLTP. dan untuk sekolah dasar
mempunyai kewajiban menyiapkan para lulusannya untuk memasuki pendidikan
tingkat lanjutan, jelasnya SLTP.
Kondisi atau tuntutan seperti digambarkan
diatas menghendaki sekolah dasar tidak hanya mengantarkan siswanya untuk tamat
belajar, melainkan harus membantu siswa mengembangkan kesiapan dalam segi
akademik, sosial, maupun pribadi untuk memasuki proses pendidikan di SLTP,
untuk mencapai kesiapan kesiapan seperti itu, proses dan interaksi pembelajaran
disekolah dasar tidak semata-mata merupakan proses Instruksional tersebut,
upaya non instruksional ini merupakan upaya yang lebih banyak terarah kepada
layanan bimbingan. tampa disini bahwa dalam tugas guru sebagai pengajar melekat
pula tugas untuk membantu siswa mengembangkan kesiapan dan penyesuaian diri
yang kuat trhadap program sekolah, baik disekolah dasar maupun disekolah
lanjutan yang akan di masuki berikutnya. ini berarti disekolah dasar guru
memegang peran kunci didalam bimbingan. pada tingkat sekolah dasar bimbingan
dapat dikatakan identik dengan ” mengajar yang baik” terutama jika guru
memainkan peran-peran penting dalam mengembangkan lingkungan kondusif bagi
perkkembangan siswa. Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak
dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo
Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa
masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan
fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah perkembangan ini
memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar. Sisi lain yang
memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah dasar ialah
rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Tentang keragaman siswa
sekolah dasar bergerak dari siswa yang sangat pandai sampai dengan yang sangat
kurang, dari siswa yang sangat mudah menyesuaikan diri terhadap program sampai
dengan siswa yang sulit menyesuaikan diri, dari siswa yang tidak bermasalah
sampai dengan dsiswa yang sarat akan masalah. Kondisi seperti ini akan
memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, anatara lain
mencakup:
a)
siswa dengan kecerdasan dan
kemampuan diri
b)
siswa yang mengalami kesulitan
belajar
c)
siswa dengan perilaku bermasalah
Sekolah yang kami pilih yakni SDN Ciparay VI masih belum memiliki guru
bimbingan dan konseling, oleh karena itu layanan bimbingan masih dipegang
secara dominan oleh guru wali kelas (mata pelajaran).
Pelaksanaan layanan bimbingan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari atau dapat dilakukan juga di luar jam
pelajaran, sesuai dengan kebutuhan siswanya itu sendiri. Meningkatkan serta
mengoptimalkan lulusan untuk proses pendidikan ke jenjang berikutnya. Kegiatan
belajar yang diciptakan guru sebagaimana tuntutan pendekatan DAP sepatutnyalah
didasarkan atas pemahaman bagaimana anak usia SD itu belajar. Paham yang
dianggap modern tentang bagaimana anak usia SD itu belajar bersifat
konstruktivistik. Hal penting yang perlu dipahami adalah bahwa anak SD adalah
seorang yang aktif.
Seorang guru konstruktivis yang baik adalah
yang mampu memberikan lingkungan atau bahan belajar (learning materials) bagi
anak didiknya, sebab guru tahu bahwa anak senang mengeksplorasi lingkungan
belajar. Guru hendaknya mampu menciptakan sistem interaksi pengajaran dengan
pihak mana saja anak tersebut berinteraksi. Guru dapat mendorong perkembangan
anak dengan berperan sebagai ”scaffolder” yaitu memahami adanya batas-batas
perkembangan anak secara temporer dan memerlukan bantuan yang tepat dan
membiarkan anak tumbuh melewati batas-batas perkembangannya secara mandiri.
Untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengembangkan suatu sistem pengajaran,
seorang guru SD paling tidak bertanggung jawab dalam :
1.
Mengkondisikan anak agar menyukai,
merasa gembira dan senang belajar di sekolah. Guru SD dituntut untuk mahir
menciptakan suatu siatuasi yang memungkinkan anak terhindar dari rasa stres,
perasaan bimbang, khawatir dan perasaan mencekam. Hal tersebut adalah penting
tidak hanya bagi kemajuan belajar mereka tetapi juga menyangkut kehidupannya di
masa yang akan datang.
2.
Mengembangkan berbagai cara dan
metode yang bervariasi dan menarik di dalam mengajar secara terpadu, seperti
ceramah, bercerita dan sebagainya.
3.
Menjembatani ”gap” antara
kehidupan sekolah dengan kehidupan anak itu sendiri dalam pengajaran.
4.
Mengobservasi gaya belajar,
kebutuhan dan menaruh perhatian atas tuntutan individual anak dalam kaitannya
dengan implementasi kurikulum yang berlaku.
Upaya yang perlu dilakukan guru SD selaku
pembimbing untuk mewujudkan hal tersebut Keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap
perkembangan siswa. Pemahaman terhadap perkembangan siswa tersebut dapat
menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu
siswa mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru Perkembangan siswa sekolah
dasar meliputi aspek-aspek fisik, kecerdasan, emosi, sosial dan kepribadian.
Kenyataan menunjukan bahwa pada setiap siswa memiliki karakteristik pribadi
atau perlaku yang relatif berbeda dengan siswa lainnya. Keragaman perilaku ini
mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang memadai terhadap
setiap siswa. Untuk itu, guru SD perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan
tentang jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data
tersebut, cara dan prosedur mendapatkan data, dan keterampilan dalam menyusun
alat pengumpul data, serta penggunaannya. Teknik memahami perkembangan siswa
akn berentang dari mulai teknik yang sepenuhnya bergantung kepada pengamatan
guru (yang sifatnya terbuka dan fleksibel) sampai kepada teknik yang
terstruktur dengan menggunakan alat ukur tertentu secara ketat (seperti tes,
inventori, dan sejenisnya). Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan
dalam memberikan bimbingan adalah memahami siswa secara keseluruhan, baik
masalah yang dihadapinya maupun latar belakang pribadinya. Dengan data yang lengkap,
pembimbing akan dapat memberikan layanan bimbingan kepada siswa secara tepat
atau terarah. Upaya memahami pribadi siswa merupakan salah satu langkah layanan
bimbingan yag harus dilakukan oleh pembimbing.A. Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan
terjemahan dari suatu istilah dalam Bahasa Inggris, yaitu guidance yang
akar katanya adalah guid. Shertzer dan Stone (1966:31) mengemukakan beberapa
pandangan dari kata masing-masing dari kata guide, yaitu to direc,
pilot, manage, or steer.Dalam bahasa Indonesia masing-masing kata ini dapat
berarti memadu, mengarahkan, mengatur atau mengemudi. Sebagai suatu unsur
esensial dalam pendidikan, arti yang paling
mendasar dari bimbingan adalah membantu (helping atau assistance).
Namun, tidak semua bentuk bantuan berarti bimbingan karena bantuan dalam
konteks bimbingan memiliki cirri,
persyaratan, prinsip, tujuan, dan prosedur yang tersendiri.
Sebagai suatu konsep
yang tersendiri, istilah “bimbingan” sering dipadankan dengan “konseling” yang
diadopsi dari bahasa Inggris, yaitu counseling sehingga “Bimbingan dan
Konseling” sering disingkat menjadi BK. Konseling harus dipahami sebagai salah
satu jenis layanan dan teknik tersendiri dari program bimbingan di sekolah.
Para ahli bimbingan, antara lain Gibson dan Mitchell (1981:27) member predikat
khusus terhadap konseling. Dia menyatakan bahwa counseling has been
identified as the heart of the guidance program. Jadi konseling merupakan
bagian paling inti dari bimbingan. Ahli lain, seperti Shertzer dan Stone
menyatakan bahwa konseling merupakan inti kegiatan professonal dari seseorang
yang disebut konselor. Artinya layanan konseling hany dapat diberikan oleh
orang yang telah memiliki kemampuan dan ketrampilan tertentu yang diperoleh
melalui pendidikan khusus. Dengan kata lain, konseling tidak bias dilakukan
oleh sembarang orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan latihan
yang di persiapkan sebelumnya.
Lain halnya dengan bentuk kegiatan bimbingan yang lain, seperti
memberikan informasi tentang cara belajar yang baik kepada siswa, mengumpulkan
data tentang latar belakang tentang keluarga. Bimbingan dan konseling di SD
adalah upaya pemberian bantuan kepada individu (peserta didik/siswa) yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami dirinya
sehingga mereka sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar
sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan SD, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Dengan
demikian mereka dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi
sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan
membantu mereka mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai mahluk
Tuhan, sosial, dan pribadi.
B. Persamaan
dan Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling
1.
Persamaan antara bimbingan dan konseling
Persamaan
antara bimbingan terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama
diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan
individu, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan.
2.
Perbedaan antara bimbingan dan konseling
Perbedaan
antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakan. Dari
segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian
informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan
pada fungsi pencegahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan
dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan
klien. Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali
kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat
dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan kata lain, konseling merupakan
bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien
secara individu.
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Semua siswa memiliki
kebutuhan untuk mengembangkan pemahaman diri, serta pemahaman dan apresepsi terhadap
individu yang hidup di dunia ini. Di dalam suatu masyarakat yang majemuk
individu harus memperoleh informasi dan memberikan respon yang tepat. Bimbingan perkembangan didasarkan atas
suatu premis bahwa penghargaan yang positif terhadap martabat manusia merupakan
suatu yang esensial dalam masyarakat yang saling bergantung (interdependent
society), seperti sekarang ini. Agar mencapai tujuan-tujuan ini, setiap orang
yang terlibat dalam program bimbingan dan konseling ini harus berupaya mencapai
tujuan berikut ini, yaitu semua ysiswa dapat:
1.
Mengalami perasaan positif dari
interaksi dengan teman sebayanya, gurunya, orang tua dan orang dewasa lainnya.
2.
Memperoleh makna pribadi dari aktivitas
belajarnya.
3.
Mengembangkan dan memelihara perasaan
positif terhadap dirinya, terhadap kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat
memehami dan menghubungkan perasaannya.
4.
Menyadari akan pentingnya nilai yang
dimiliki dan mengembangkan nilai-nilai yang konsisten dengan kebutuhan hidup
dalam masyarakat yang majemuk.
5.
Mengembangkan dan memperkaya ketrampilan
studi untuk memaksimumkan kecakapan yang dimilikinya.
6.
Belajar tentang berbagai ketrampilan
yang diperliukan untuk hidup yang lebih baik dalam perkembangan yang wajar dan
dalam memecahkan masalah-masalh yang mungkin dihadapinya.
7.
Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
penyusunan tujuan, perencanaan dan pemecahaan masalah.
8.
Mengembangkan sikap-sikap positif
terhadap kehidupan.
9.
Menunjukan tanggung jawab terhadap
tingkah lakunya.
10.
Bekerja dengan orang tua dalam berbagai
program yang terencana untuk membantu anak mengembangkan sikap dan ketrampilan
yang dapat memperkaya kemampuan akademik dan kemampuan social anaknya.
11.
Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk
memperkaya aktivitas belajar anak.
Tujuan-tujuan
diatas adalah memberikan kemudahan pada siswa SD. Asumsinya bahwa misi dasar
dan tujuan utama pendidikan sekolah adalah untuk membelajarkan siswa. Oleh
sebab itu bimbingan dan konseling merupakan bagian dari proses pendidikan maka
seluruh aktivitas bimbingan harus diarahkan pada pembelajaran siswa. Tujuan
bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
a)
Kebahagiaan hidup pribadi sebagai mahlik
Tuhan
b)
Kehidupan yang produktif dan efektif
dalam masyarakat
c)
Hidup bersama dengan individu-individu
lain
d)
Harmoni antara cita-cita mereka dengan
kemampuan yang dimiliki
Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
a)
Mengenal dan melaksanakan tujuan
hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu
b)
Mengenal dan memahami kebutuhan hidupnya
secara realistis
c)
Mengenal dan menanggulangi
kesulitan-kesulitannya sendiri
d)
Mengenal dan mengembangkan kemampuannya
secara optimal
e)
Menggunakan kemampuannya untuk
kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama
f)
Menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tutntutan di dalam lingkungannya
g)
Mengembangkan segala yang dimilikinya
secara tepat dan teratur, sesuai dengan tahap perkembangannya sampai batas
optimal
Apabila ditinjau dari pihak peserta
didik, tujuan bimbingan dan konseling ialah agar mereka dapat:
a)
Mengembangkan seluruh potensi seoptimal
mungkin
b)
Mengatasi kesulitan dalam memahami
dirinya sendiri
c)
Mengatasi kesulitan dalam mengatasi
lingkungannya, yang meliputi lingkungan SD, keluarga, pekerjaan, sosial
ekonomi, dan kebudayaan
d)
Mengatasi kesulitan dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
e)
Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan
kemampuan minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan
f)
Memperoleh bantuan secara tepat dari
pihak-pihak di luar SD untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat
dipecahkan di SD tersebut.
A. Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Pada dasarnya bimbingan
dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan,
penyembuhan. Setiap bentuk upaya tersebut mengacu pada empat fungsi bimbingan
sebagai berikut
1.
Fungsi pemahaman, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan perkembangan siswa.
2.
Fungsi penyaluran, yaitu fungsi
bimbingan dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis
sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Kegiatan dalam fungsi penyaluran ini meliputi bantuan
untuk menetapkan kegiatan belajar di SD. Dalam melaksanakan fungsi, guru
pembimbing/ konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di SD maupun
diluar SD
3.
Fungsi adaptasi, yaitu fungsi
membantu petugas-petugas disekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasi program
pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai para siswa, guru
pembimbing/konselor dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik
secara tepat, baik dalam mengelola, dan memilih materi pelajaran yang tepat,
atau dalam mengadaptasi bahasa pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan siswa
4.
Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi
bimbingan dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan
memperoleh kemajuan dalam perkembangan secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan
dalam rangka mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah.
B. Prinsip-prinsip
Bimbingan Konseling
Tiedeman, Dinkmeyer dan
Dreikurs dalam Stone (1983), memandang bahwa program bimbingan di sekolah dasar
perlu diarahkan pada pengembangan kognitif dan afektif sekaligus. Konsep mereka
itu diarahkan pada pengembangan kekuatan ego (ego strength), bukan hanya
pada upaya memperbaiki tingkah laku yang salah suai (maladjusted) saja.
Program bimbingan dan konseling didasarkan pada prinsip-prinsip perkembangan
sebagai berikut:
1.
Bimbingan untuk semua. Setiap siswa
memiliki hak untuk mendapatkan layanan bimbingan dari gurunya;okus bimbingan
bukan kepada siswa tertentu melainkan pada siswa yang normal bahkan pada siswa
yang cerdas sekalipun.
2.
Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua
guru kelas. Jika ada konselor maka tugasnya sdalah memberikan layanan konseling
dan konsultasi kepada siswa, guru, dan orang tua siswa. Bimbingan diberikan
kepada siswa secara langsung dan tidak langsung.
3.
Bimbingan diarahkan untuk membantu siswa
mengetahui, memahami, menerima dirinya sendiri baik secara kognitif maupun
mecara afektif. Maksudnya bahwa bimbingan diarahkan untuk mengembangkan
kompetensi pribadi yang adikuat, dan untuk berhubungan secara efektif dengan
kegiatan dan tugas hidup sosialnya. Tekanan program bimbingan bukan pada aspek
remediasi (penyembuhan siswa yang bermasalah) melainkan pada pengambangan
aspek-aspek positif yanf dimiliki oleh tiap siswa.
4.
Bimbingan dapat diberikan secara
informal dan incidental namun alangkah lebih baiknya jika dilaksanakan secara
terencana dan terprogram. Program bimbingan memberikan pengalaman yang runtut
dan berkelanjutan untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangan baik dalam
aspek intelektual maupun aspek emosional. Kurikulum memberikan pengalaman kepada siswa
yang memungkinkan para guru dapat
mengintegrasikan prosedur bimbingan dengan materi pelajaran. Fungsi bimbingan
dari guru atau konselor adalah membantu siswa untuk mencapai kurikulum secara
sukses. Oleh karena itu, para guru membutuhkan ketrampilan-ketrampilan
bimbingan untuk membuat kurikulum menjadi pengalaman yang bermakna bagi setiap
siswa.
5.
Bimbingan di sekolah dasar menempatkan
tekanan pada pencapaian tujuan dan kebermaknaan pengalaman belajar. Tujuan yang
ditetapkan oleh guru dan yang diharapkan oleh siswa harus sesuai. Perencanaaan
guru dan penilaian siswa adalah prosedur dasar untuk mencapai tujuan yang
ditetakan.
6.
Bimbingan difokuskan pada asset. Artinya
upaya guru dalam membantu anak harus bertitik tolak dari potensi siswa, dan
melakukan apa yang terbaik buat siswa. Tindakan guru merupakan proses-proses
yang membuat siswa melakukan sesuatu sesuai dengan kekuatan potensi yang
dimilikinya.
7.
Bimbingan mengakui bahwa siswa tengah
mengalami proses, berarti guru harus lebih banyak melihat anak dari sisi
positif dari pada sisi negatifnya.
8.
Program bimbingan kerja sama akan dapat
terlaksana sangat efektif jika diupayakan melalui kerja sama yang baik antara
guru, siswa, orang tua siswa, tenaga administrative dan sumber-sumber daya yang
ada di masyarakat sekitar.
Selain prinsip-prinsip
diatas dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di SD perlu diperhatikan juga
prinsip-prinsip berikut:
1.
Karena bimbingan dan konseling
berhubungan dengan sikap dan perilaku
individu (siswa), maka perlu diingat bahwa sikap dan prilaku individu terbentuk
dari segala aspek kepribadian yang unik dan rumit
2.
Perlu dikenal dan dipahami perbedaan
individu orang-orang yang akan dibimbing (siswa). Berikan bimbingan yg tepat,
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh individu yang dibimbing itu.
3.
Bimbingan adalah suatu proses membantu
individu (siswa) untuk dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya.
4.
Bimbingan hendaknya bertitik tolak pada
individu (siswa) yang dibimbing
5.
Masalah yang tidak dapat diselesaikan
oleh guru pembimbing di SD, harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang
mampu dan berwenang memecahkannya.
6.
Bimbingan dimulai dengan identivikasi
kebutuhan yang dirasakan oleh individu (siswa) yang akan dibimbing
7.
Bimbingan harus luwes dan fleksibel,
sesuai dengan kebutuhan individu (siswa) yang dinimbing dan masyarakat.
8.
Program bimbingan di SD harus sesuai
dengan program SD yang bersangkutan.
9.
Pelaksanaan program bimbingan harus
disimpan oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan dapat
menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di luar SD
10.
Terhadap program bimbingan harus selalu diadakan penilaian berkala
untuk mengetahui sampai dimana hasil yang telah dicapai dan mengetahui apakah
program itu sesuai dengan apa yang direncanakan semula.
C. Asas-Asas
Bimbingan dan Konseling
Pemenuhan asas-asas
bimbingan dan konseling akan memperlancar pelaksanaan dan menjamin keberhasilan
layanan bimbingan dan konseling. Asas-asas yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1.
Kerahasiaan
Segala
sesuatu yang dibicarakan siswa kepada guru pembimbing tidak boleh disampaikan
kepada orang lain. Asas ini akan mendasari kepercayaan peserta didik kepda guru
pembimbing
2.
Kesukarelaan
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling berlangsung atas dasar sukarela dari kedua belah pihak
3.
Keterbukaan
Bimbingan
dan konseling dapat berhasil dengan baik jika siswa yang bermasalah mau
menyampaikan masalah yang dihadapi kepada guru pembimbing, dan guru yang
bersangkutan bersedia membimbingnya
4.
Kekinian
Masalah
yang ditangani dalam bimbingan dan konseling adalah masalah sekarang walaupun
ada kaitannya dengan masalah yang lampau dan yang akan datang. Selain itu
hendaknya pembimbing sesegera mungkin menangani masalah siswa
5.
Kemandirian
Bimbingan
dan konseling membantu siswa agar dapat mandiri atau tidak bergantung pada
pembimbing maupun orang lain.
6.
Kegiatan
Bimbingan
dan konseling harus dapat membantu siswa agar berusaha melakukan kegiatan yang
diperlukan untuk mmenyelesaikan masalah yang dihadapi
7.
Kedinamisan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat membantu terjadinya perubahan yang lebih baik
kearah pembeharuan pada diri siswa
8.
Keterpaduan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat memadukan berbagai aspek kepribadian siswa dan
proses layanan yang dilakukan
9.
Kenormatifan
Usaha
bimbingan dan konseling harus sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma
agama, adat hukum, negara, ilmu dan kebiasaan sehari-hari
10.
Keahlian
Bimbingan
dan konseling adalah layanan profesional sehingga perlu diperlukan oleh ahli
yang kusus di didik untuk melakukan tugas ini.
11.
Alih tangan
Bila
usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya diluar
kewenangannya, maka penangnannya dapat dialihtangankan kepada pihak lain yang
berwenang
12.
Tutwuri Handayani
Bimbingan
dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman,
mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa.
D. Kedudukan
Bimbingan dan Konseling
Secara formal,
kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah digariskan
didalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
beserta perangkat peraturan pemerintahnya. hal-hal yang berkenaan dengan
pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya, dibicarakan secara khusus
dalam PP No. 28 tahun 1989. Pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa :
a. Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
b. Bimbingan
diberikan oleh guru pembimbing.
Pengakuan formal
seperti ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan di sekolah dasar perlu
dilaksanakan secara
terprogram dan ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan untuk itu. Untuk
pendidikan disekolah dasar pada saat ini, dengan memperhatikan karakteristik
dan kebutuhan siswa serta penyelanggaraan sistem pendidikan sekolah dasar yang
ditangani oleh guru kelas, maka layanan bimbingan disekolah dasar dalam banyak
hal masih akan lebih efektif dilaksanakan secara terpadu dengan proses
pembelajaran dan ditangani oleh guru kelas. oleh karena itu guru sekolah dasar
dikehendaki memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyelanggarakan layanan
bimbingan. Keberadaan bimbingan dalam pendidikan di sekolah dasar terkait erat
dengan sistem pendidikan dasar 9 tahun, di mana sekolah dasar merupakan
penggalan dari sistem pendidikan dasar 9 tahun. sistem pendidikan dasar 9 tahun
membahwa konsekuensi kepada wajib belajar sampai SLTP. dan untuk sekolah dasar
mempunyai kewajiban menyiapkan para lulusannya untuk memasuki pendidikan
tingkat lanjutan, jelasnya SLTP.
Kondisi atau tuntutan seperti digambarkan
diatas menghendaki sekolah dasar tidak hanya mengantarkan siswanya untuk tamat
belajar, melainkan harus membantu siswa mengembangkan kesiapan dalam segi
akademik, sosial, maupun pribadi untuk memasuki proses pendidikan di SLTP,
untuk mencapai kesiapan kesiapan seperti itu, proses dan interaksi pembelajaran
disekolah dasar tidak semata-mata merupakan proses Instruksional tersebut,
upaya non instruksional ini merupakan upaya yang lebih banyak terarah kepada
layanan bimbingan. tampa disini bahwa dalam tugas guru sebagai pengajar melekat
pula tugas untuk membantu siswa mengembangkan kesiapan dan penyesuaian diri
yang kuat trhadap program sekolah, baik disekolah dasar maupun disekolah
lanjutan yang akan di masuki berikutnya. ini berarti disekolah dasar guru
memegang peran kunci didalam bimbingan. pada tingkat sekolah dasar bimbingan
dapat dikatakan identik dengan ” mengajar yang baik” terutama jika guru
memainkan peran-peran penting dalam mengembangkan lingkungan kondusif bagi
perkkembangan siswa. Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak
dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo
Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa
masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan
fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah perkembangan ini
memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar. Sisi lain yang
memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah dasar ialah
rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Tentang keragaman siswa
sekolah dasar bergerak dari siswa yang sangat pandai sampai dengan yang sangat
kurang, dari siswa yang sangat mudah menyesuaikan diri terhadap program sampai
dengan siswa yang sulit menyesuaikan diri, dari siswa yang tidak bermasalah
sampai dengan dsiswa yang sarat akan masalah. Kondisi seperti ini akan
memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, anatara lain
mencakup:
a)
siswa dengan kecerdasan dan
kemampuan diri
b)
siswa yang mengalami kesulitan
belajar
c)
siswa dengan perilaku bermasalah
Sekolah yang kami pilih yakni SDN Ciparay VI masih belum memiliki guru
bimbingan dan konseling, oleh karena itu layanan bimbingan masih dipegang
secara dominan oleh guru wali kelas (mata pelajaran).
Pelaksanaan layanan bimbingan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari atau dapat dilakukan juga di luar jam
pelajaran, sesuai dengan kebutuhan siswanya itu sendiri. Meningkatkan serta
mengoptimalkan lulusan untuk proses pendidikan ke jenjang berikutnya. Kegiatan
belajar yang diciptakan guru sebagaimana tuntutan pendekatan DAP sepatutnyalah
didasarkan atas pemahaman bagaimana anak usia SD itu belajar. Paham yang
dianggap modern tentang bagaimana anak usia SD itu belajar bersifat
konstruktivistik. Hal penting yang perlu dipahami adalah bahwa anak SD adalah
seorang yang aktif.
Seorang guru konstruktivis yang baik adalah
yang mampu memberikan lingkungan atau bahan belajar (learning materials) bagi
anak didiknya, sebab guru tahu bahwa anak senang mengeksplorasi lingkungan
belajar. Guru hendaknya mampu menciptakan sistem interaksi pengajaran dengan
pihak mana saja anak tersebut berinteraksi. Guru dapat mendorong perkembangan
anak dengan berperan sebagai ”scaffolder” yaitu memahami adanya batas-batas
perkembangan anak secara temporer dan memerlukan bantuan yang tepat dan
membiarkan anak tumbuh melewati batas-batas perkembangannya secara mandiri.
Untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengembangkan suatu sistem pengajaran,
seorang guru SD paling tidak bertanggung jawab dalam :
1.
Mengkondisikan anak agar menyukai,
merasa gembira dan senang belajar di sekolah. Guru SD dituntut untuk mahir
menciptakan suatu siatuasi yang memungkinkan anak terhindar dari rasa stres,
perasaan bimbang, khawatir dan perasaan mencekam. Hal tersebut adalah penting
tidak hanya bagi kemajuan belajar mereka tetapi juga menyangkut kehidupannya di
masa yang akan datang.
2.
Mengembangkan berbagai cara dan
metode yang bervariasi dan menarik di dalam mengajar secara terpadu, seperti
ceramah, bercerita dan sebagainya.
3.
Menjembatani ”gap” antara
kehidupan sekolah dengan kehidupan anak itu sendiri dalam pengajaran.
4.
Mengobservasi gaya belajar,
kebutuhan dan menaruh perhatian atas tuntutan individual anak dalam kaitannya
dengan implementasi kurikulum yang berlaku.
Upaya yang perlu dilakukan guru SD selaku
pembimbing untuk mewujudkan hal tersebut Keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap
perkembangan siswa. Pemahaman terhadap perkembangan siswa tersebut dapat
menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu
siswa mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru Perkembangan siswa sekolah
dasar meliputi aspek-aspek fisik, kecerdasan, emosi, sosial dan kepribadian.
Kenyataan menunjukan bahwa pada setiap siswa memiliki karakteristik pribadi
atau perlaku yang relatif berbeda dengan siswa lainnya. Keragaman perilaku ini
mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang memadai terhadap
setiap siswa. Untuk itu, guru SD perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan
tentang jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data
tersebut, cara dan prosedur mendapatkan data, dan keterampilan dalam menyusun
alat pengumpul data, serta penggunaannya. Teknik memahami perkembangan siswa
akn berentang dari mulai teknik yang sepenuhnya bergantung kepada pengamatan
guru (yang sifatnya terbuka dan fleksibel) sampai kepada teknik yang
terstruktur dengan menggunakan alat ukur tertentu secara ketat (seperti tes,
inventori, dan sejenisnya). Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan
dalam memberikan bimbingan adalah memahami siswa secara keseluruhan, baik
masalah yang dihadapinya maupun latar belakang pribadinya. Dengan data yang lengkap,
pembimbing akan dapat memberikan layanan bimbingan kepada siswa secara tepat
atau terarah. Upaya memahami pribadi siswa merupakan salah satu langkah layanan
bimbingan yag harus dilakukan oleh pembimbing.A. Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan
terjemahan dari suatu istilah dalam Bahasa Inggris, yaitu guidance yang
akar katanya adalah guid. Shertzer dan Stone (1966:31) mengemukakan beberapa
pandangan dari kata masing-masing dari kata guide, yaitu to direc,
pilot, manage, or steer.Dalam bahasa Indonesia masing-masing kata ini dapat
berarti memadu, mengarahkan, mengatur atau mengemudi. Sebagai suatu unsur
esensial dalam pendidikan, arti yang paling
mendasar dari bimbingan adalah membantu (helping atau assistance).
Namun, tidak semua bentuk bantuan berarti bimbingan karena bantuan dalam
konteks bimbingan memiliki cirri,
persyaratan, prinsip, tujuan, dan prosedur yang tersendiri.
Sebagai suatu konsep
yang tersendiri, istilah “bimbingan” sering dipadankan dengan “konseling” yang
diadopsi dari bahasa Inggris, yaitu counseling sehingga “Bimbingan dan
Konseling” sering disingkat menjadi BK. Konseling harus dipahami sebagai salah
satu jenis layanan dan teknik tersendiri dari program bimbingan di sekolah.
Para ahli bimbingan, antara lain Gibson dan Mitchell (1981:27) member predikat
khusus terhadap konseling. Dia menyatakan bahwa counseling has been
identified as the heart of the guidance program. Jadi konseling merupakan
bagian paling inti dari bimbingan. Ahli lain, seperti Shertzer dan Stone
menyatakan bahwa konseling merupakan inti kegiatan professonal dari seseorang
yang disebut konselor. Artinya layanan konseling hany dapat diberikan oleh
orang yang telah memiliki kemampuan dan ketrampilan tertentu yang diperoleh
melalui pendidikan khusus. Dengan kata lain, konseling tidak bias dilakukan
oleh sembarang orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan latihan
yang di persiapkan sebelumnya.
Lain halnya dengan bentuk kegiatan bimbingan yang lain, seperti
memberikan informasi tentang cara belajar yang baik kepada siswa, mengumpulkan
data tentang latar belakang tentang keluarga. Bimbingan dan konseling di SD
adalah upaya pemberian bantuan kepada individu (peserta didik/siswa) yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami dirinya
sehingga mereka sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar
sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan SD, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Dengan
demikian mereka dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi
sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan
membantu mereka mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai mahluk
Tuhan, sosial, dan pribadi.
B. Persamaan
dan Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling
1.
Persamaan antara bimbingan dan konseling
Persamaan
antara bimbingan terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama
diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan
individu, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan.
2.
Perbedaan antara bimbingan dan konseling
Perbedaan
antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakan. Dari
segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian
informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan
pada fungsi pencegahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan
dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan
klien. Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali
kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat
dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan kata lain, konseling merupakan
bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien
secara individu.
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Semua siswa memiliki
kebutuhan untuk mengembangkan pemahaman diri, serta pemahaman dan apresepsi terhadap
individu yang hidup di dunia ini. Di dalam suatu masyarakat yang majemuk
individu harus memperoleh informasi dan memberikan respon yang tepat. Bimbingan perkembangan didasarkan atas
suatu premis bahwa penghargaan yang positif terhadap martabat manusia merupakan
suatu yang esensial dalam masyarakat yang saling bergantung (interdependent
society), seperti sekarang ini. Agar mencapai tujuan-tujuan ini, setiap orang
yang terlibat dalam program bimbingan dan konseling ini harus berupaya mencapai
tujuan berikut ini, yaitu semua ysiswa dapat:
1.
Mengalami perasaan positif dari
interaksi dengan teman sebayanya, gurunya, orang tua dan orang dewasa lainnya.
2.
Memperoleh makna pribadi dari aktivitas
belajarnya.
3.
Mengembangkan dan memelihara perasaan
positif terhadap dirinya, terhadap kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat
memehami dan menghubungkan perasaannya.
4.
Menyadari akan pentingnya nilai yang
dimiliki dan mengembangkan nilai-nilai yang konsisten dengan kebutuhan hidup
dalam masyarakat yang majemuk.
5.
Mengembangkan dan memperkaya ketrampilan
studi untuk memaksimumkan kecakapan yang dimilikinya.
6.
Belajar tentang berbagai ketrampilan
yang diperliukan untuk hidup yang lebih baik dalam perkembangan yang wajar dan
dalam memecahkan masalah-masalh yang mungkin dihadapinya.
7.
Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
penyusunan tujuan, perencanaan dan pemecahaan masalah.
8.
Mengembangkan sikap-sikap positif
terhadap kehidupan.
9.
Menunjukan tanggung jawab terhadap
tingkah lakunya.
10.
Bekerja dengan orang tua dalam berbagai
program yang terencana untuk membantu anak mengembangkan sikap dan ketrampilan
yang dapat memperkaya kemampuan akademik dan kemampuan social anaknya.
11.
Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk
memperkaya aktivitas belajar anak.
Tujuan-tujuan
diatas adalah memberikan kemudahan pada siswa SD. Asumsinya bahwa misi dasar
dan tujuan utama pendidikan sekolah adalah untuk membelajarkan siswa. Oleh
sebab itu bimbingan dan konseling merupakan bagian dari proses pendidikan maka
seluruh aktivitas bimbingan harus diarahkan pada pembelajaran siswa. Tujuan
bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
a)
Kebahagiaan hidup pribadi sebagai mahlik
Tuhan
b)
Kehidupan yang produktif dan efektif
dalam masyarakat
c)
Hidup bersama dengan individu-individu
lain
d)
Harmoni antara cita-cita mereka dengan
kemampuan yang dimiliki
Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
a)
Mengenal dan melaksanakan tujuan
hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu
b)
Mengenal dan memahami kebutuhan hidupnya
secara realistis
c)
Mengenal dan menanggulangi
kesulitan-kesulitannya sendiri
d)
Mengenal dan mengembangkan kemampuannya
secara optimal
e)
Menggunakan kemampuannya untuk
kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama
f)
Menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tutntutan di dalam lingkungannya
g)
Mengembangkan segala yang dimilikinya
secara tepat dan teratur, sesuai dengan tahap perkembangannya sampai batas
optimal
Apabila ditinjau dari pihak peserta
didik, tujuan bimbingan dan konseling ialah agar mereka dapat:
a)
Mengembangkan seluruh potensi seoptimal
mungkin
b)
Mengatasi kesulitan dalam memahami
dirinya sendiri
c)
Mengatasi kesulitan dalam mengatasi
lingkungannya, yang meliputi lingkungan SD, keluarga, pekerjaan, sosial
ekonomi, dan kebudayaan
d)
Mengatasi kesulitan dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
e)
Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan
kemampuan minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan
f)
Memperoleh bantuan secara tepat dari
pihak-pihak di luar SD untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat
dipecahkan di SD tersebut.
A. Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Pada dasarnya bimbingan
dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan,
penyembuhan. Setiap bentuk upaya tersebut mengacu pada empat fungsi bimbingan
sebagai berikut
1.
Fungsi pemahaman, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan perkembangan siswa.
2.
Fungsi penyaluran, yaitu fungsi
bimbingan dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis
sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Kegiatan dalam fungsi penyaluran ini meliputi bantuan
untuk menetapkan kegiatan belajar di SD. Dalam melaksanakan fungsi, guru
pembimbing/ konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di SD maupun
diluar SD
3.
Fungsi adaptasi, yaitu fungsi
membantu petugas-petugas disekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasi program
pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai para siswa, guru
pembimbing/konselor dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik
secara tepat, baik dalam mengelola, dan memilih materi pelajaran yang tepat,
atau dalam mengadaptasi bahasa pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan siswa
4.
Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi
bimbingan dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan
memperoleh kemajuan dalam perkembangan secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan
dalam rangka mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah.
B. Prinsip-prinsip
Bimbingan Konseling
Tiedeman, Dinkmeyer dan
Dreikurs dalam Stone (1983), memandang bahwa program bimbingan di sekolah dasar
perlu diarahkan pada pengembangan kognitif dan afektif sekaligus. Konsep mereka
itu diarahkan pada pengembangan kekuatan ego (ego strength), bukan hanya
pada upaya memperbaiki tingkah laku yang salah suai (maladjusted) saja.
Program bimbingan dan konseling didasarkan pada prinsip-prinsip perkembangan
sebagai berikut:
1.
Bimbingan untuk semua. Setiap siswa
memiliki hak untuk mendapatkan layanan bimbingan dari gurunya;okus bimbingan
bukan kepada siswa tertentu melainkan pada siswa yang normal bahkan pada siswa
yang cerdas sekalipun.
2.
Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua
guru kelas. Jika ada konselor maka tugasnya sdalah memberikan layanan konseling
dan konsultasi kepada siswa, guru, dan orang tua siswa. Bimbingan diberikan
kepada siswa secara langsung dan tidak langsung.
3.
Bimbingan diarahkan untuk membantu siswa
mengetahui, memahami, menerima dirinya sendiri baik secara kognitif maupun
mecara afektif. Maksudnya bahwa bimbingan diarahkan untuk mengembangkan
kompetensi pribadi yang adikuat, dan untuk berhubungan secara efektif dengan
kegiatan dan tugas hidup sosialnya. Tekanan program bimbingan bukan pada aspek
remediasi (penyembuhan siswa yang bermasalah) melainkan pada pengambangan
aspek-aspek positif yanf dimiliki oleh tiap siswa.
4.
Bimbingan dapat diberikan secara
informal dan incidental namun alangkah lebih baiknya jika dilaksanakan secara
terencana dan terprogram. Program bimbingan memberikan pengalaman yang runtut
dan berkelanjutan untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangan baik dalam
aspek intelektual maupun aspek emosional. Kurikulum memberikan pengalaman kepada siswa
yang memungkinkan para guru dapat
mengintegrasikan prosedur bimbingan dengan materi pelajaran. Fungsi bimbingan
dari guru atau konselor adalah membantu siswa untuk mencapai kurikulum secara
sukses. Oleh karena itu, para guru membutuhkan ketrampilan-ketrampilan
bimbingan untuk membuat kurikulum menjadi pengalaman yang bermakna bagi setiap
siswa.
5.
Bimbingan di sekolah dasar menempatkan
tekanan pada pencapaian tujuan dan kebermaknaan pengalaman belajar. Tujuan yang
ditetapkan oleh guru dan yang diharapkan oleh siswa harus sesuai. Perencanaaan
guru dan penilaian siswa adalah prosedur dasar untuk mencapai tujuan yang
ditetakan.
6.
Bimbingan difokuskan pada asset. Artinya
upaya guru dalam membantu anak harus bertitik tolak dari potensi siswa, dan
melakukan apa yang terbaik buat siswa. Tindakan guru merupakan proses-proses
yang membuat siswa melakukan sesuatu sesuai dengan kekuatan potensi yang
dimilikinya.
7.
Bimbingan mengakui bahwa siswa tengah
mengalami proses, berarti guru harus lebih banyak melihat anak dari sisi
positif dari pada sisi negatifnya.
8.
Program bimbingan kerja sama akan dapat
terlaksana sangat efektif jika diupayakan melalui kerja sama yang baik antara
guru, siswa, orang tua siswa, tenaga administrative dan sumber-sumber daya yang
ada di masyarakat sekitar.
Selain prinsip-prinsip
diatas dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di SD perlu diperhatikan juga
prinsip-prinsip berikut:
1.
Karena bimbingan dan konseling
berhubungan dengan sikap dan perilaku
individu (siswa), maka perlu diingat bahwa sikap dan prilaku individu terbentuk
dari segala aspek kepribadian yang unik dan rumit
2.
Perlu dikenal dan dipahami perbedaan
individu orang-orang yang akan dibimbing (siswa). Berikan bimbingan yg tepat,
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh individu yang dibimbing itu.
3.
Bimbingan adalah suatu proses membantu
individu (siswa) untuk dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya.
4.
Bimbingan hendaknya bertitik tolak pada
individu (siswa) yang dibimbing
5.
Masalah yang tidak dapat diselesaikan
oleh guru pembimbing di SD, harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang
mampu dan berwenang memecahkannya.
6.
Bimbingan dimulai dengan identivikasi
kebutuhan yang dirasakan oleh individu (siswa) yang akan dibimbing
7.
Bimbingan harus luwes dan fleksibel,
sesuai dengan kebutuhan individu (siswa) yang dinimbing dan masyarakat.
8.
Program bimbingan di SD harus sesuai
dengan program SD yang bersangkutan.
9.
Pelaksanaan program bimbingan harus
disimpan oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan dapat
menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di luar SD
10.
Terhadap program bimbingan harus selalu diadakan penilaian berkala
untuk mengetahui sampai dimana hasil yang telah dicapai dan mengetahui apakah
program itu sesuai dengan apa yang direncanakan semula.
C. Asas-Asas
Bimbingan dan Konseling
Pemenuhan asas-asas
bimbingan dan konseling akan memperlancar pelaksanaan dan menjamin keberhasilan
layanan bimbingan dan konseling. Asas-asas yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1.
Kerahasiaan
Segala
sesuatu yang dibicarakan siswa kepada guru pembimbing tidak boleh disampaikan
kepada orang lain. Asas ini akan mendasari kepercayaan peserta didik kepda guru
pembimbing
2.
Kesukarelaan
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling berlangsung atas dasar sukarela dari kedua belah pihak
3.
Keterbukaan
Bimbingan
dan konseling dapat berhasil dengan baik jika siswa yang bermasalah mau
menyampaikan masalah yang dihadapi kepada guru pembimbing, dan guru yang
bersangkutan bersedia membimbingnya
4.
Kekinian
Masalah
yang ditangani dalam bimbingan dan konseling adalah masalah sekarang walaupun
ada kaitannya dengan masalah yang lampau dan yang akan datang. Selain itu
hendaknya pembimbing sesegera mungkin menangani masalah siswa
5.
Kemandirian
Bimbingan
dan konseling membantu siswa agar dapat mandiri atau tidak bergantung pada
pembimbing maupun orang lain.
6.
Kegiatan
Bimbingan
dan konseling harus dapat membantu siswa agar berusaha melakukan kegiatan yang
diperlukan untuk mmenyelesaikan masalah yang dihadapi
7.
Kedinamisan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat membantu terjadinya perubahan yang lebih baik
kearah pembeharuan pada diri siswa
8.
Keterpaduan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat memadukan berbagai aspek kepribadian siswa dan
proses layanan yang dilakukan
9.
Kenormatifan
Usaha
bimbingan dan konseling harus sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma
agama, adat hukum, negara, ilmu dan kebiasaan sehari-hari
10.
Keahlian
Bimbingan
dan konseling adalah layanan profesional sehingga perlu diperlukan oleh ahli
yang kusus di didik untuk melakukan tugas ini.
11.
Alih tangan
Bila
usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya diluar
kewenangannya, maka penangnannya dapat dialihtangankan kepada pihak lain yang
berwenang
12.
Tutwuri Handayani
Bimbingan
dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman,
mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa.
D. Kedudukan
Bimbingan dan Konseling
Secara formal,
kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah digariskan
didalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
beserta perangkat peraturan pemerintahnya. hal-hal yang berkenaan dengan
pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya, dibicarakan secara khusus
dalam PP No. 28 tahun 1989. Pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa :
a. Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
b. Bimbingan
diberikan oleh guru pembimbing.
Pengakuan formal
seperti ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan di sekolah dasar perlu
dilaksanakan secara
terprogram dan ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan untuk itu. Untuk
pendidikan disekolah dasar pada saat ini, dengan memperhatikan karakteristik
dan kebutuhan siswa serta penyelanggaraan sistem pendidikan sekolah dasar yang
ditangani oleh guru kelas, maka layanan bimbingan disekolah dasar dalam banyak
hal masih akan lebih efektif dilaksanakan secara terpadu dengan proses
pembelajaran dan ditangani oleh guru kelas. oleh karena itu guru sekolah dasar
dikehendaki memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyelanggarakan layanan
bimbingan. Keberadaan bimbingan dalam pendidikan di sekolah dasar terkait erat
dengan sistem pendidikan dasar 9 tahun, di mana sekolah dasar merupakan
penggalan dari sistem pendidikan dasar 9 tahun. sistem pendidikan dasar 9 tahun
membahwa konsekuensi kepada wajib belajar sampai SLTP. dan untuk sekolah dasar
mempunyai kewajiban menyiapkan para lulusannya untuk memasuki pendidikan
tingkat lanjutan, jelasnya SLTP.
Kondisi atau tuntutan seperti digambarkan
diatas menghendaki sekolah dasar tidak hanya mengantarkan siswanya untuk tamat
belajar, melainkan harus membantu siswa mengembangkan kesiapan dalam segi
akademik, sosial, maupun pribadi untuk memasuki proses pendidikan di SLTP,
untuk mencapai kesiapan kesiapan seperti itu, proses dan interaksi pembelajaran
disekolah dasar tidak semata-mata merupakan proses Instruksional tersebut,
upaya non instruksional ini merupakan upaya yang lebih banyak terarah kepada
layanan bimbingan. tampa disini bahwa dalam tugas guru sebagai pengajar melekat
pula tugas untuk membantu siswa mengembangkan kesiapan dan penyesuaian diri
yang kuat trhadap program sekolah, baik disekolah dasar maupun disekolah
lanjutan yang akan di masuki berikutnya. ini berarti disekolah dasar guru
memegang peran kunci didalam bimbingan. pada tingkat sekolah dasar bimbingan
dapat dikatakan identik dengan ” mengajar yang baik” terutama jika guru
memainkan peran-peran penting dalam mengembangkan lingkungan kondusif bagi
perkkembangan siswa. Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak
dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo
Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa
masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan
fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah perkembangan ini
memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar. Sisi lain yang
memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah dasar ialah
rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Tentang keragaman siswa
sekolah dasar bergerak dari siswa yang sangat pandai sampai dengan yang sangat
kurang, dari siswa yang sangat mudah menyesuaikan diri terhadap program sampai
dengan siswa yang sulit menyesuaikan diri, dari siswa yang tidak bermasalah
sampai dengan dsiswa yang sarat akan masalah. Kondisi seperti ini akan
memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, anatara lain
mencakup:
a)
siswa dengan kecerdasan dan
kemampuan diri
b)
siswa yang mengalami kesulitan
belajar
c)
siswa dengan perilaku bermasalah
Sekolah yang kami pilih yakni SDN Ciparay VI masih belum memiliki guru
bimbingan dan konseling, oleh karena itu layanan bimbingan masih dipegang
secara dominan oleh guru wali kelas (mata pelajaran).
Pelaksanaan layanan bimbingan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari atau dapat dilakukan juga di luar jam
pelajaran, sesuai dengan kebutuhan siswanya itu sendiri. Meningkatkan serta
mengoptimalkan lulusan untuk proses pendidikan ke jenjang berikutnya. Kegiatan
belajar yang diciptakan guru sebagaimana tuntutan pendekatan DAP sepatutnyalah
didasarkan atas pemahaman bagaimana anak usia SD itu belajar. Paham yang
dianggap modern tentang bagaimana anak usia SD itu belajar bersifat
konstruktivistik. Hal penting yang perlu dipahami adalah bahwa anak SD adalah
seorang yang aktif.
Seorang guru konstruktivis yang baik adalah
yang mampu memberikan lingkungan atau bahan belajar (learning materials) bagi
anak didiknya, sebab guru tahu bahwa anak senang mengeksplorasi lingkungan
belajar. Guru hendaknya mampu menciptakan sistem interaksi pengajaran dengan
pihak mana saja anak tersebut berinteraksi. Guru dapat mendorong perkembangan
anak dengan berperan sebagai ”scaffolder” yaitu memahami adanya batas-batas
perkembangan anak secara temporer dan memerlukan bantuan yang tepat dan
membiarkan anak tumbuh melewati batas-batas perkembangannya secara mandiri.
Untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengembangkan suatu sistem pengajaran,
seorang guru SD paling tidak bertanggung jawab dalam :
1.
Mengkondisikan anak agar menyukai,
merasa gembira dan senang belajar di sekolah. Guru SD dituntut untuk mahir
menciptakan suatu siatuasi yang memungkinkan anak terhindar dari rasa stres,
perasaan bimbang, khawatir dan perasaan mencekam. Hal tersebut adalah penting
tidak hanya bagi kemajuan belajar mereka tetapi juga menyangkut kehidupannya di
masa yang akan datang.
2.
Mengembangkan berbagai cara dan
metode yang bervariasi dan menarik di dalam mengajar secara terpadu, seperti
ceramah, bercerita dan sebagainya.
3.
Menjembatani ”gap” antara
kehidupan sekolah dengan kehidupan anak itu sendiri dalam pengajaran.
4.
Mengobservasi gaya belajar,
kebutuhan dan menaruh perhatian atas tuntutan individual anak dalam kaitannya
dengan implementasi kurikulum yang berlaku.
Upaya yang perlu dilakukan guru SD selaku
pembimbing untuk mewujudkan hal tersebut Keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap
perkembangan siswa. Pemahaman terhadap perkembangan siswa tersebut dapat
menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu
siswa mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru Perkembangan siswa sekolah
dasar meliputi aspek-aspek fisik, kecerdasan, emosi, sosial dan kepribadian.
Kenyataan menunjukan bahwa pada setiap siswa memiliki karakteristik pribadi
atau perlaku yang relatif berbeda dengan siswa lainnya. Keragaman perilaku ini
mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang memadai terhadap
setiap siswa. Untuk itu, guru SD perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan
tentang jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data
tersebut, cara dan prosedur mendapatkan data, dan keterampilan dalam menyusun
alat pengumpul data, serta penggunaannya. Teknik memahami perkembangan siswa
akn berentang dari mulai teknik yang sepenuhnya bergantung kepada pengamatan
guru (yang sifatnya terbuka dan fleksibel) sampai kepada teknik yang
terstruktur dengan menggunakan alat ukur tertentu secara ketat (seperti tes,
inventori, dan sejenisnya). Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan
dalam memberikan bimbingan adalah memahami siswa secara keseluruhan, baik
masalah yang dihadapinya maupun latar belakang pribadinya. Dengan data yang lengkap,
pembimbing akan dapat memberikan layanan bimbingan kepada siswa secara tepat
atau terarah. Upaya memahami pribadi siswa merupakan salah satu langkah layanan
bimbingan yag harus dilakukan oleh pembimbing.A. Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan
terjemahan dari suatu istilah dalam Bahasa Inggris, yaitu guidance yang
akar katanya adalah guid. Shertzer dan Stone (1966:31) mengemukakan beberapa
pandangan dari kata masing-masing dari kata guide, yaitu to direc,
pilot, manage, or steer.Dalam bahasa Indonesia masing-masing kata ini dapat
berarti memadu, mengarahkan, mengatur atau mengemudi. Sebagai suatu unsur
esensial dalam pendidikan, arti yang paling
mendasar dari bimbingan adalah membantu (helping atau assistance).
Namun, tidak semua bentuk bantuan berarti bimbingan karena bantuan dalam
konteks bimbingan memiliki cirri,
persyaratan, prinsip, tujuan, dan prosedur yang tersendiri.
Sebagai suatu konsep
yang tersendiri, istilah “bimbingan” sering dipadankan dengan “konseling” yang
diadopsi dari bahasa Inggris, yaitu counseling sehingga “Bimbingan dan
Konseling” sering disingkat menjadi BK. Konseling harus dipahami sebagai salah
satu jenis layanan dan teknik tersendiri dari program bimbingan di sekolah.
Para ahli bimbingan, antara lain Gibson dan Mitchell (1981:27) member predikat
khusus terhadap konseling. Dia menyatakan bahwa counseling has been
identified as the heart of the guidance program. Jadi konseling merupakan
bagian paling inti dari bimbingan. Ahli lain, seperti Shertzer dan Stone
menyatakan bahwa konseling merupakan inti kegiatan professonal dari seseorang
yang disebut konselor. Artinya layanan konseling hany dapat diberikan oleh
orang yang telah memiliki kemampuan dan ketrampilan tertentu yang diperoleh
melalui pendidikan khusus. Dengan kata lain, konseling tidak bias dilakukan
oleh sembarang orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan latihan
yang di persiapkan sebelumnya.
Lain halnya dengan bentuk kegiatan bimbingan yang lain, seperti
memberikan informasi tentang cara belajar yang baik kepada siswa, mengumpulkan
data tentang latar belakang tentang keluarga. Bimbingan dan konseling di SD
adalah upaya pemberian bantuan kepada individu (peserta didik/siswa) yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami dirinya
sehingga mereka sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar
sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan SD, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Dengan
demikian mereka dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi
sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan
membantu mereka mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai mahluk
Tuhan, sosial, dan pribadi.
B. Persamaan
dan Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling
1.
Persamaan antara bimbingan dan konseling
Persamaan
antara bimbingan terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama
diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan
individu, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan.
2.
Perbedaan antara bimbingan dan konseling
Perbedaan
antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakan. Dari
segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian
informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan
pada fungsi pencegahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan
dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan
klien. Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali
kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat
dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan kata lain, konseling merupakan
bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien
secara individu.
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Semua siswa memiliki
kebutuhan untuk mengembangkan pemahaman diri, serta pemahaman dan apresepsi terhadap
individu yang hidup di dunia ini. Di dalam suatu masyarakat yang majemuk
individu harus memperoleh informasi dan memberikan respon yang tepat. Bimbingan perkembangan didasarkan atas
suatu premis bahwa penghargaan yang positif terhadap martabat manusia merupakan
suatu yang esensial dalam masyarakat yang saling bergantung (interdependent
society), seperti sekarang ini. Agar mencapai tujuan-tujuan ini, setiap orang
yang terlibat dalam program bimbingan dan konseling ini harus berupaya mencapai
tujuan berikut ini, yaitu semua ysiswa dapat:
1.
Mengalami perasaan positif dari
interaksi dengan teman sebayanya, gurunya, orang tua dan orang dewasa lainnya.
2.
Memperoleh makna pribadi dari aktivitas
belajarnya.
3.
Mengembangkan dan memelihara perasaan
positif terhadap dirinya, terhadap kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat
memehami dan menghubungkan perasaannya.
4.
Menyadari akan pentingnya nilai yang
dimiliki dan mengembangkan nilai-nilai yang konsisten dengan kebutuhan hidup
dalam masyarakat yang majemuk.
5.
Mengembangkan dan memperkaya ketrampilan
studi untuk memaksimumkan kecakapan yang dimilikinya.
6.
Belajar tentang berbagai ketrampilan
yang diperliukan untuk hidup yang lebih baik dalam perkembangan yang wajar dan
dalam memecahkan masalah-masalh yang mungkin dihadapinya.
7.
Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
penyusunan tujuan, perencanaan dan pemecahaan masalah.
8.
Mengembangkan sikap-sikap positif
terhadap kehidupan.
9.
Menunjukan tanggung jawab terhadap
tingkah lakunya.
10.
Bekerja dengan orang tua dalam berbagai
program yang terencana untuk membantu anak mengembangkan sikap dan ketrampilan
yang dapat memperkaya kemampuan akademik dan kemampuan social anaknya.
11.
Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk
memperkaya aktivitas belajar anak.
Tujuan-tujuan
diatas adalah memberikan kemudahan pada siswa SD. Asumsinya bahwa misi dasar
dan tujuan utama pendidikan sekolah adalah untuk membelajarkan siswa. Oleh
sebab itu bimbingan dan konseling merupakan bagian dari proses pendidikan maka
seluruh aktivitas bimbingan harus diarahkan pada pembelajaran siswa. Tujuan
bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
a)
Kebahagiaan hidup pribadi sebagai mahlik
Tuhan
b)
Kehidupan yang produktif dan efektif
dalam masyarakat
c)
Hidup bersama dengan individu-individu
lain
d)
Harmoni antara cita-cita mereka dengan
kemampuan yang dimiliki
Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
a)
Mengenal dan melaksanakan tujuan
hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu
b)
Mengenal dan memahami kebutuhan hidupnya
secara realistis
c)
Mengenal dan menanggulangi
kesulitan-kesulitannya sendiri
d)
Mengenal dan mengembangkan kemampuannya
secara optimal
e)
Menggunakan kemampuannya untuk
kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama
f)
Menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tutntutan di dalam lingkungannya
g)
Mengembangkan segala yang dimilikinya
secara tepat dan teratur, sesuai dengan tahap perkembangannya sampai batas
optimal
Apabila ditinjau dari pihak peserta
didik, tujuan bimbingan dan konseling ialah agar mereka dapat:
a)
Mengembangkan seluruh potensi seoptimal
mungkin
b)
Mengatasi kesulitan dalam memahami
dirinya sendiri
c)
Mengatasi kesulitan dalam mengatasi
lingkungannya, yang meliputi lingkungan SD, keluarga, pekerjaan, sosial
ekonomi, dan kebudayaan
d)
Mengatasi kesulitan dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
e)
Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan
kemampuan minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan
f)
Memperoleh bantuan secara tepat dari
pihak-pihak di luar SD untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat
dipecahkan di SD tersebut.
A. Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Pada dasarnya bimbingan
dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan,
penyembuhan. Setiap bentuk upaya tersebut mengacu pada empat fungsi bimbingan
sebagai berikut
1.
Fungsi pemahaman, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan perkembangan siswa.
2.
Fungsi penyaluran, yaitu fungsi
bimbingan dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis
sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Kegiatan dalam fungsi penyaluran ini meliputi bantuan
untuk menetapkan kegiatan belajar di SD. Dalam melaksanakan fungsi, guru
pembimbing/ konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di SD maupun
diluar SD
3.
Fungsi adaptasi, yaitu fungsi
membantu petugas-petugas disekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasi program
pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai para siswa, guru
pembimbing/konselor dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik
secara tepat, baik dalam mengelola, dan memilih materi pelajaran yang tepat,
atau dalam mengadaptasi bahasa pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan siswa
4.
Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi
bimbingan dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan
memperoleh kemajuan dalam perkembangan secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan
dalam rangka mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah.
B. Prinsip-prinsip
Bimbingan Konseling
Tiedeman, Dinkmeyer dan
Dreikurs dalam Stone (1983), memandang bahwa program bimbingan di sekolah dasar
perlu diarahkan pada pengembangan kognitif dan afektif sekaligus. Konsep mereka
itu diarahkan pada pengembangan kekuatan ego (ego strength), bukan hanya
pada upaya memperbaiki tingkah laku yang salah suai (maladjusted) saja.
Program bimbingan dan konseling didasarkan pada prinsip-prinsip perkembangan
sebagai berikut:
1.
Bimbingan untuk semua. Setiap siswa
memiliki hak untuk mendapatkan layanan bimbingan dari gurunya;okus bimbingan
bukan kepada siswa tertentu melainkan pada siswa yang normal bahkan pada siswa
yang cerdas sekalipun.
2.
Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua
guru kelas. Jika ada konselor maka tugasnya sdalah memberikan layanan konseling
dan konsultasi kepada siswa, guru, dan orang tua siswa. Bimbingan diberikan
kepada siswa secara langsung dan tidak langsung.
3.
Bimbingan diarahkan untuk membantu siswa
mengetahui, memahami, menerima dirinya sendiri baik secara kognitif maupun
mecara afektif. Maksudnya bahwa bimbingan diarahkan untuk mengembangkan
kompetensi pribadi yang adikuat, dan untuk berhubungan secara efektif dengan
kegiatan dan tugas hidup sosialnya. Tekanan program bimbingan bukan pada aspek
remediasi (penyembuhan siswa yang bermasalah) melainkan pada pengambangan
aspek-aspek positif yanf dimiliki oleh tiap siswa.
4.
Bimbingan dapat diberikan secara
informal dan incidental namun alangkah lebih baiknya jika dilaksanakan secara
terencana dan terprogram. Program bimbingan memberikan pengalaman yang runtut
dan berkelanjutan untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangan baik dalam
aspek intelektual maupun aspek emosional. Kurikulum memberikan pengalaman kepada siswa
yang memungkinkan para guru dapat
mengintegrasikan prosedur bimbingan dengan materi pelajaran. Fungsi bimbingan
dari guru atau konselor adalah membantu siswa untuk mencapai kurikulum secara
sukses. Oleh karena itu, para guru membutuhkan ketrampilan-ketrampilan
bimbingan untuk membuat kurikulum menjadi pengalaman yang bermakna bagi setiap
siswa.
5.
Bimbingan di sekolah dasar menempatkan
tekanan pada pencapaian tujuan dan kebermaknaan pengalaman belajar. Tujuan yang
ditetapkan oleh guru dan yang diharapkan oleh siswa harus sesuai. Perencanaaan
guru dan penilaian siswa adalah prosedur dasar untuk mencapai tujuan yang
ditetakan.
6.
Bimbingan difokuskan pada asset. Artinya
upaya guru dalam membantu anak harus bertitik tolak dari potensi siswa, dan
melakukan apa yang terbaik buat siswa. Tindakan guru merupakan proses-proses
yang membuat siswa melakukan sesuatu sesuai dengan kekuatan potensi yang
dimilikinya.
7.
Bimbingan mengakui bahwa siswa tengah
mengalami proses, berarti guru harus lebih banyak melihat anak dari sisi
positif dari pada sisi negatifnya.
8.
Program bimbingan kerja sama akan dapat
terlaksana sangat efektif jika diupayakan melalui kerja sama yang baik antara
guru, siswa, orang tua siswa, tenaga administrative dan sumber-sumber daya yang
ada di masyarakat sekitar.
Selain prinsip-prinsip
diatas dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di SD perlu diperhatikan juga
prinsip-prinsip berikut:
1.
Karena bimbingan dan konseling
berhubungan dengan sikap dan perilaku
individu (siswa), maka perlu diingat bahwa sikap dan prilaku individu terbentuk
dari segala aspek kepribadian yang unik dan rumit
2.
Perlu dikenal dan dipahami perbedaan
individu orang-orang yang akan dibimbing (siswa). Berikan bimbingan yg tepat,
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh individu yang dibimbing itu.
3.
Bimbingan adalah suatu proses membantu
individu (siswa) untuk dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya.
4.
Bimbingan hendaknya bertitik tolak pada
individu (siswa) yang dibimbing
5.
Masalah yang tidak dapat diselesaikan
oleh guru pembimbing di SD, harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang
mampu dan berwenang memecahkannya.
6.
Bimbingan dimulai dengan identivikasi
kebutuhan yang dirasakan oleh individu (siswa) yang akan dibimbing
7.
Bimbingan harus luwes dan fleksibel,
sesuai dengan kebutuhan individu (siswa) yang dinimbing dan masyarakat.
8.
Program bimbingan di SD harus sesuai
dengan program SD yang bersangkutan.
9.
Pelaksanaan program bimbingan harus
disimpan oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan dapat
menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di luar SD
10.
Terhadap program bimbingan harus selalu diadakan penilaian berkala
untuk mengetahui sampai dimana hasil yang telah dicapai dan mengetahui apakah
program itu sesuai dengan apa yang direncanakan semula.
C. Asas-Asas
Bimbingan dan Konseling
Pemenuhan asas-asas
bimbingan dan konseling akan memperlancar pelaksanaan dan menjamin keberhasilan
layanan bimbingan dan konseling. Asas-asas yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1.
Kerahasiaan
Segala
sesuatu yang dibicarakan siswa kepada guru pembimbing tidak boleh disampaikan
kepada orang lain. Asas ini akan mendasari kepercayaan peserta didik kepda guru
pembimbing
2.
Kesukarelaan
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling berlangsung atas dasar sukarela dari kedua belah pihak
3.
Keterbukaan
Bimbingan
dan konseling dapat berhasil dengan baik jika siswa yang bermasalah mau
menyampaikan masalah yang dihadapi kepada guru pembimbing, dan guru yang
bersangkutan bersedia membimbingnya
4.
Kekinian
Masalah
yang ditangani dalam bimbingan dan konseling adalah masalah sekarang walaupun
ada kaitannya dengan masalah yang lampau dan yang akan datang. Selain itu
hendaknya pembimbing sesegera mungkin menangani masalah siswa
5.
Kemandirian
Bimbingan
dan konseling membantu siswa agar dapat mandiri atau tidak bergantung pada
pembimbing maupun orang lain.
6.
Kegiatan
Bimbingan
dan konseling harus dapat membantu siswa agar berusaha melakukan kegiatan yang
diperlukan untuk mmenyelesaikan masalah yang dihadapi
7.
Kedinamisan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat membantu terjadinya perubahan yang lebih baik
kearah pembeharuan pada diri siswa
8.
Keterpaduan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat memadukan berbagai aspek kepribadian siswa dan
proses layanan yang dilakukan
9.
Kenormatifan
Usaha
bimbingan dan konseling harus sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma
agama, adat hukum, negara, ilmu dan kebiasaan sehari-hari
10.
Keahlian
Bimbingan
dan konseling adalah layanan profesional sehingga perlu diperlukan oleh ahli
yang kusus di didik untuk melakukan tugas ini.
11.
Alih tangan
Bila
usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya diluar
kewenangannya, maka penangnannya dapat dialihtangankan kepada pihak lain yang
berwenang
12.
Tutwuri Handayani
Bimbingan
dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman,
mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa.
D. Kedudukan
Bimbingan dan Konseling
Secara formal,
kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah digariskan
didalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
beserta perangkat peraturan pemerintahnya. hal-hal yang berkenaan dengan
pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya, dibicarakan secara khusus
dalam PP No. 28 tahun 1989. Pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa :
a. Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
b. Bimbingan
diberikan oleh guru pembimbing.
Pengakuan formal
seperti ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan di sekolah dasar perlu
dilaksanakan secara
terprogram dan ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan untuk itu. Untuk
pendidikan disekolah dasar pada saat ini, dengan memperhatikan karakteristik
dan kebutuhan siswa serta penyelanggaraan sistem pendidikan sekolah dasar yang
ditangani oleh guru kelas, maka layanan bimbingan disekolah dasar dalam banyak
hal masih akan lebih efektif dilaksanakan secara terpadu dengan proses
pembelajaran dan ditangani oleh guru kelas. oleh karena itu guru sekolah dasar
dikehendaki memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyelanggarakan layanan
bimbingan. Keberadaan bimbingan dalam pendidikan di sekolah dasar terkait erat
dengan sistem pendidikan dasar 9 tahun, di mana sekolah dasar merupakan
penggalan dari sistem pendidikan dasar 9 tahun. sistem pendidikan dasar 9 tahun
membahwa konsekuensi kepada wajib belajar sampai SLTP. dan untuk sekolah dasar
mempunyai kewajiban menyiapkan para lulusannya untuk memasuki pendidikan
tingkat lanjutan, jelasnya SLTP.
Kondisi atau tuntutan seperti digambarkan
diatas menghendaki sekolah dasar tidak hanya mengantarkan siswanya untuk tamat
belajar, melainkan harus membantu siswa mengembangkan kesiapan dalam segi
akademik, sosial, maupun pribadi untuk memasuki proses pendidikan di SLTP,
untuk mencapai kesiapan kesiapan seperti itu, proses dan interaksi pembelajaran
disekolah dasar tidak semata-mata merupakan proses Instruksional tersebut,
upaya non instruksional ini merupakan upaya yang lebih banyak terarah kepada
layanan bimbingan. tampa disini bahwa dalam tugas guru sebagai pengajar melekat
pula tugas untuk membantu siswa mengembangkan kesiapan dan penyesuaian diri
yang kuat trhadap program sekolah, baik disekolah dasar maupun disekolah
lanjutan yang akan di masuki berikutnya. ini berarti disekolah dasar guru
memegang peran kunci didalam bimbingan. pada tingkat sekolah dasar bimbingan
dapat dikatakan identik dengan ” mengajar yang baik” terutama jika guru
memainkan peran-peran penting dalam mengembangkan lingkungan kondusif bagi
perkkembangan siswa. Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak
dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo
Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa
masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan
fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah perkembangan ini
memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar. Sisi lain yang
memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah dasar ialah
rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Tentang keragaman siswa
sekolah dasar bergerak dari siswa yang sangat pandai sampai dengan yang sangat
kurang, dari siswa yang sangat mudah menyesuaikan diri terhadap program sampai
dengan siswa yang sulit menyesuaikan diri, dari siswa yang tidak bermasalah
sampai dengan dsiswa yang sarat akan masalah. Kondisi seperti ini akan
memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, anatara lain
mencakup:
a)
siswa dengan kecerdasan dan
kemampuan diri
b)
siswa yang mengalami kesulitan
belajar
c)
siswa dengan perilaku bermasalah
Sekolah yang kami pilih yakni SDN Ciparay VI masih belum memiliki guru
bimbingan dan konseling, oleh karena itu layanan bimbingan masih dipegang
secara dominan oleh guru wali kelas (mata pelajaran).
Pelaksanaan layanan bimbingan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari atau dapat dilakukan juga di luar jam
pelajaran, sesuai dengan kebutuhan siswanya itu sendiri. Meningkatkan serta
mengoptimalkan lulusan untuk proses pendidikan ke jenjang berikutnya. Kegiatan
belajar yang diciptakan guru sebagaimana tuntutan pendekatan DAP sepatutnyalah
didasarkan atas pemahaman bagaimana anak usia SD itu belajar. Paham yang
dianggap modern tentang bagaimana anak usia SD itu belajar bersifat
konstruktivistik. Hal penting yang perlu dipahami adalah bahwa anak SD adalah
seorang yang aktif.
Seorang guru konstruktivis yang baik adalah
yang mampu memberikan lingkungan atau bahan belajar (learning materials) bagi
anak didiknya, sebab guru tahu bahwa anak senang mengeksplorasi lingkungan
belajar. Guru hendaknya mampu menciptakan sistem interaksi pengajaran dengan
pihak mana saja anak tersebut berinteraksi. Guru dapat mendorong perkembangan
anak dengan berperan sebagai ”scaffolder” yaitu memahami adanya batas-batas
perkembangan anak secara temporer dan memerlukan bantuan yang tepat dan
membiarkan anak tumbuh melewati batas-batas perkembangannya secara mandiri.
Untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengembangkan suatu sistem pengajaran,
seorang guru SD paling tidak bertanggung jawab dalam :
1.
Mengkondisikan anak agar menyukai,
merasa gembira dan senang belajar di sekolah. Guru SD dituntut untuk mahir
menciptakan suatu siatuasi yang memungkinkan anak terhindar dari rasa stres,
perasaan bimbang, khawatir dan perasaan mencekam. Hal tersebut adalah penting
tidak hanya bagi kemajuan belajar mereka tetapi juga menyangkut kehidupannya di
masa yang akan datang.
2.
Mengembangkan berbagai cara dan
metode yang bervariasi dan menarik di dalam mengajar secara terpadu, seperti
ceramah, bercerita dan sebagainya.
3.
Menjembatani ”gap” antara
kehidupan sekolah dengan kehidupan anak itu sendiri dalam pengajaran.
4.
Mengobservasi gaya belajar,
kebutuhan dan menaruh perhatian atas tuntutan individual anak dalam kaitannya
dengan implementasi kurikulum yang berlaku.
Upaya yang perlu dilakukan guru SD selaku
pembimbing untuk mewujudkan hal tersebut Keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap
perkembangan siswa. Pemahaman terhadap perkembangan siswa tersebut dapat
menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu
siswa mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru Perkembangan siswa sekolah
dasar meliputi aspek-aspek fisik, kecerdasan, emosi, sosial dan kepribadian.
Kenyataan menunjukan bahwa pada setiap siswa memiliki karakteristik pribadi
atau perlaku yang relatif berbeda dengan siswa lainnya. Keragaman perilaku ini
mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang memadai terhadap
setiap siswa. Untuk itu, guru SD perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan
tentang jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data
tersebut, cara dan prosedur mendapatkan data, dan keterampilan dalam menyusun
alat pengumpul data, serta penggunaannya. Teknik memahami perkembangan siswa
akn berentang dari mulai teknik yang sepenuhnya bergantung kepada pengamatan
guru (yang sifatnya terbuka dan fleksibel) sampai kepada teknik yang
terstruktur dengan menggunakan alat ukur tertentu secara ketat (seperti tes,
inventori, dan sejenisnya). Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan
dalam memberikan bimbingan adalah memahami siswa secara keseluruhan, baik
masalah yang dihadapinya maupun latar belakang pribadinya. Dengan data yang lengkap,
pembimbing akan dapat memberikan layanan bimbingan kepada siswa secara tepat
atau terarah. Upaya memahami pribadi siswa merupakan salah satu langkah layanan
bimbingan yag harus dilakukan oleh pembimbing.A. Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan
terjemahan dari suatu istilah dalam Bahasa Inggris, yaitu guidance yang
akar katanya adalah guid. Shertzer dan Stone (1966:31) mengemukakan beberapa
pandangan dari kata masing-masing dari kata guide, yaitu to direc,
pilot, manage, or steer.Dalam bahasa Indonesia masing-masing kata ini dapat
berarti memadu, mengarahkan, mengatur atau mengemudi. Sebagai suatu unsur
esensial dalam pendidikan, arti yang paling
mendasar dari bimbingan adalah membantu (helping atau assistance).
Namun, tidak semua bentuk bantuan berarti bimbingan karena bantuan dalam
konteks bimbingan memiliki cirri,
persyaratan, prinsip, tujuan, dan prosedur yang tersendiri.
Sebagai suatu konsep
yang tersendiri, istilah “bimbingan” sering dipadankan dengan “konseling” yang
diadopsi dari bahasa Inggris, yaitu counseling sehingga “Bimbingan dan
Konseling” sering disingkat menjadi BK. Konseling harus dipahami sebagai salah
satu jenis layanan dan teknik tersendiri dari program bimbingan di sekolah.
Para ahli bimbingan, antara lain Gibson dan Mitchell (1981:27) member predikat
khusus terhadap konseling. Dia menyatakan bahwa counseling has been
identified as the heart of the guidance program. Jadi konseling merupakan
bagian paling inti dari bimbingan. Ahli lain, seperti Shertzer dan Stone
menyatakan bahwa konseling merupakan inti kegiatan professonal dari seseorang
yang disebut konselor. Artinya layanan konseling hany dapat diberikan oleh
orang yang telah memiliki kemampuan dan ketrampilan tertentu yang diperoleh
melalui pendidikan khusus. Dengan kata lain, konseling tidak bias dilakukan
oleh sembarang orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan latihan
yang di persiapkan sebelumnya.
Lain halnya dengan bentuk kegiatan bimbingan yang lain, seperti
memberikan informasi tentang cara belajar yang baik kepada siswa, mengumpulkan
data tentang latar belakang tentang keluarga. Bimbingan dan konseling di SD
adalah upaya pemberian bantuan kepada individu (peserta didik/siswa) yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami dirinya
sehingga mereka sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar
sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan SD, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Dengan
demikian mereka dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi
sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan
membantu mereka mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai mahluk
Tuhan, sosial, dan pribadi.
B. Persamaan
dan Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling
1.
Persamaan antara bimbingan dan konseling
Persamaan
antara bimbingan terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama
diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan
individu, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan.
2.
Perbedaan antara bimbingan dan konseling
Perbedaan
antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakan. Dari
segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian
informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan
pada fungsi pencegahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan
dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan
klien. Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali
kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat
dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan kata lain, konseling merupakan
bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien
secara individu.
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Semua siswa memiliki
kebutuhan untuk mengembangkan pemahaman diri, serta pemahaman dan apresepsi terhadap
individu yang hidup di dunia ini. Di dalam suatu masyarakat yang majemuk
individu harus memperoleh informasi dan memberikan respon yang tepat. Bimbingan perkembangan didasarkan atas
suatu premis bahwa penghargaan yang positif terhadap martabat manusia merupakan
suatu yang esensial dalam masyarakat yang saling bergantung (interdependent
society), seperti sekarang ini. Agar mencapai tujuan-tujuan ini, setiap orang
yang terlibat dalam program bimbingan dan konseling ini harus berupaya mencapai
tujuan berikut ini, yaitu semua ysiswa dapat:
1.
Mengalami perasaan positif dari
interaksi dengan teman sebayanya, gurunya, orang tua dan orang dewasa lainnya.
2.
Memperoleh makna pribadi dari aktivitas
belajarnya.
3.
Mengembangkan dan memelihara perasaan
positif terhadap dirinya, terhadap kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat
memehami dan menghubungkan perasaannya.
4.
Menyadari akan pentingnya nilai yang
dimiliki dan mengembangkan nilai-nilai yang konsisten dengan kebutuhan hidup
dalam masyarakat yang majemuk.
5.
Mengembangkan dan memperkaya ketrampilan
studi untuk memaksimumkan kecakapan yang dimilikinya.
6.
Belajar tentang berbagai ketrampilan
yang diperliukan untuk hidup yang lebih baik dalam perkembangan yang wajar dan
dalam memecahkan masalah-masalh yang mungkin dihadapinya.
7.
Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
penyusunan tujuan, perencanaan dan pemecahaan masalah.
8.
Mengembangkan sikap-sikap positif
terhadap kehidupan.
9.
Menunjukan tanggung jawab terhadap
tingkah lakunya.
10.
Bekerja dengan orang tua dalam berbagai
program yang terencana untuk membantu anak mengembangkan sikap dan ketrampilan
yang dapat memperkaya kemampuan akademik dan kemampuan social anaknya.
11.
Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk
memperkaya aktivitas belajar anak.
Tujuan-tujuan
diatas adalah memberikan kemudahan pada siswa SD. Asumsinya bahwa misi dasar
dan tujuan utama pendidikan sekolah adalah untuk membelajarkan siswa. Oleh
sebab itu bimbingan dan konseling merupakan bagian dari proses pendidikan maka
seluruh aktivitas bimbingan harus diarahkan pada pembelajaran siswa. Tujuan
bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
a)
Kebahagiaan hidup pribadi sebagai mahlik
Tuhan
b)
Kehidupan yang produktif dan efektif
dalam masyarakat
c)
Hidup bersama dengan individu-individu
lain
d)
Harmoni antara cita-cita mereka dengan
kemampuan yang dimiliki
Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
a)
Mengenal dan melaksanakan tujuan
hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu
b)
Mengenal dan memahami kebutuhan hidupnya
secara realistis
c)
Mengenal dan menanggulangi
kesulitan-kesulitannya sendiri
d)
Mengenal dan mengembangkan kemampuannya
secara optimal
e)
Menggunakan kemampuannya untuk
kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama
f)
Menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tutntutan di dalam lingkungannya
g)
Mengembangkan segala yang dimilikinya
secara tepat dan teratur, sesuai dengan tahap perkembangannya sampai batas
optimal
Apabila ditinjau dari pihak peserta
didik, tujuan bimbingan dan konseling ialah agar mereka dapat:
a)
Mengembangkan seluruh potensi seoptimal
mungkin
b)
Mengatasi kesulitan dalam memahami
dirinya sendiri
c)
Mengatasi kesulitan dalam mengatasi
lingkungannya, yang meliputi lingkungan SD, keluarga, pekerjaan, sosial
ekonomi, dan kebudayaan
d)
Mengatasi kesulitan dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
e)
Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan
kemampuan minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan
f)
Memperoleh bantuan secara tepat dari
pihak-pihak di luar SD untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat
dipecahkan di SD tersebut.
A. Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Pada dasarnya bimbingan
dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan,
penyembuhan. Setiap bentuk upaya tersebut mengacu pada empat fungsi bimbingan
sebagai berikut
1.
Fungsi pemahaman, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan perkembangan siswa.
2.
Fungsi penyaluran, yaitu fungsi
bimbingan dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis
sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Kegiatan dalam fungsi penyaluran ini meliputi bantuan
untuk menetapkan kegiatan belajar di SD. Dalam melaksanakan fungsi, guru
pembimbing/ konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di SD maupun
diluar SD
3.
Fungsi adaptasi, yaitu fungsi
membantu petugas-petugas disekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasi program
pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai para siswa, guru
pembimbing/konselor dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik
secara tepat, baik dalam mengelola, dan memilih materi pelajaran yang tepat,
atau dalam mengadaptasi bahasa pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan siswa
4.
Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi
bimbingan dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan
memperoleh kemajuan dalam perkembangan secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan
dalam rangka mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah.
B. Prinsip-prinsip
Bimbingan Konseling
Tiedeman, Dinkmeyer dan
Dreikurs dalam Stone (1983), memandang bahwa program bimbingan di sekolah dasar
perlu diarahkan pada pengembangan kognitif dan afektif sekaligus. Konsep mereka
itu diarahkan pada pengembangan kekuatan ego (ego strength), bukan hanya
pada upaya memperbaiki tingkah laku yang salah suai (maladjusted) saja.
Program bimbingan dan konseling didasarkan pada prinsip-prinsip perkembangan
sebagai berikut:
1.
Bimbingan untuk semua. Setiap siswa
memiliki hak untuk mendapatkan layanan bimbingan dari gurunya;okus bimbingan
bukan kepada siswa tertentu melainkan pada siswa yang normal bahkan pada siswa
yang cerdas sekalipun.
2.
Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua
guru kelas. Jika ada konselor maka tugasnya sdalah memberikan layanan konseling
dan konsultasi kepada siswa, guru, dan orang tua siswa. Bimbingan diberikan
kepada siswa secara langsung dan tidak langsung.
3.
Bimbingan diarahkan untuk membantu siswa
mengetahui, memahami, menerima dirinya sendiri baik secara kognitif maupun
mecara afektif. Maksudnya bahwa bimbingan diarahkan untuk mengembangkan
kompetensi pribadi yang adikuat, dan untuk berhubungan secara efektif dengan
kegiatan dan tugas hidup sosialnya. Tekanan program bimbingan bukan pada aspek
remediasi (penyembuhan siswa yang bermasalah) melainkan pada pengambangan
aspek-aspek positif yanf dimiliki oleh tiap siswa.
4.
Bimbingan dapat diberikan secara
informal dan incidental namun alangkah lebih baiknya jika dilaksanakan secara
terencana dan terprogram. Program bimbingan memberikan pengalaman yang runtut
dan berkelanjutan untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangan baik dalam
aspek intelektual maupun aspek emosional. Kurikulum memberikan pengalaman kepada siswa
yang memungkinkan para guru dapat
mengintegrasikan prosedur bimbingan dengan materi pelajaran. Fungsi bimbingan
dari guru atau konselor adalah membantu siswa untuk mencapai kurikulum secara
sukses. Oleh karena itu, para guru membutuhkan ketrampilan-ketrampilan
bimbingan untuk membuat kurikulum menjadi pengalaman yang bermakna bagi setiap
siswa.
5.
Bimbingan di sekolah dasar menempatkan
tekanan pada pencapaian tujuan dan kebermaknaan pengalaman belajar. Tujuan yang
ditetapkan oleh guru dan yang diharapkan oleh siswa harus sesuai. Perencanaaan
guru dan penilaian siswa adalah prosedur dasar untuk mencapai tujuan yang
ditetakan.
6.
Bimbingan difokuskan pada asset. Artinya
upaya guru dalam membantu anak harus bertitik tolak dari potensi siswa, dan
melakukan apa yang terbaik buat siswa. Tindakan guru merupakan proses-proses
yang membuat siswa melakukan sesuatu sesuai dengan kekuatan potensi yang
dimilikinya.
7.
Bimbingan mengakui bahwa siswa tengah
mengalami proses, berarti guru harus lebih banyak melihat anak dari sisi
positif dari pada sisi negatifnya.
8.
Program bimbingan kerja sama akan dapat
terlaksana sangat efektif jika diupayakan melalui kerja sama yang baik antara
guru, siswa, orang tua siswa, tenaga administrative dan sumber-sumber daya yang
ada di masyarakat sekitar.
Selain prinsip-prinsip
diatas dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di SD perlu diperhatikan juga
prinsip-prinsip berikut:
1.
Karena bimbingan dan konseling
berhubungan dengan sikap dan perilaku
individu (siswa), maka perlu diingat bahwa sikap dan prilaku individu terbentuk
dari segala aspek kepribadian yang unik dan rumit
2.
Perlu dikenal dan dipahami perbedaan
individu orang-orang yang akan dibimbing (siswa). Berikan bimbingan yg tepat,
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh individu yang dibimbing itu.
3.
Bimbingan adalah suatu proses membantu
individu (siswa) untuk dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya.
4.
Bimbingan hendaknya bertitik tolak pada
individu (siswa) yang dibimbing
5.
Masalah yang tidak dapat diselesaikan
oleh guru pembimbing di SD, harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang
mampu dan berwenang memecahkannya.
6.
Bimbingan dimulai dengan identivikasi
kebutuhan yang dirasakan oleh individu (siswa) yang akan dibimbing
7.
Bimbingan harus luwes dan fleksibel,
sesuai dengan kebutuhan individu (siswa) yang dinimbing dan masyarakat.
8.
Program bimbingan di SD harus sesuai
dengan program SD yang bersangkutan.
9.
Pelaksanaan program bimbingan harus
disimpan oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan dapat
menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di luar SD
10.
Terhadap program bimbingan harus selalu diadakan penilaian berkala
untuk mengetahui sampai dimana hasil yang telah dicapai dan mengetahui apakah
program itu sesuai dengan apa yang direncanakan semula.
C. Asas-Asas
Bimbingan dan Konseling
Pemenuhan asas-asas
bimbingan dan konseling akan memperlancar pelaksanaan dan menjamin keberhasilan
layanan bimbingan dan konseling. Asas-asas yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1.
Kerahasiaan
Segala
sesuatu yang dibicarakan siswa kepada guru pembimbing tidak boleh disampaikan
kepada orang lain. Asas ini akan mendasari kepercayaan peserta didik kepda guru
pembimbing
2.
Kesukarelaan
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling berlangsung atas dasar sukarela dari kedua belah pihak
3.
Keterbukaan
Bimbingan
dan konseling dapat berhasil dengan baik jika siswa yang bermasalah mau
menyampaikan masalah yang dihadapi kepada guru pembimbing, dan guru yang
bersangkutan bersedia membimbingnya
4.
Kekinian
Masalah
yang ditangani dalam bimbingan dan konseling adalah masalah sekarang walaupun
ada kaitannya dengan masalah yang lampau dan yang akan datang. Selain itu
hendaknya pembimbing sesegera mungkin menangani masalah siswa
5.
Kemandirian
Bimbingan
dan konseling membantu siswa agar dapat mandiri atau tidak bergantung pada
pembimbing maupun orang lain.
6.
Kegiatan
Bimbingan
dan konseling harus dapat membantu siswa agar berusaha melakukan kegiatan yang
diperlukan untuk mmenyelesaikan masalah yang dihadapi
7.
Kedinamisan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat membantu terjadinya perubahan yang lebih baik
kearah pembeharuan pada diri siswa
8.
Keterpaduan
Bimbingan
dan konseling hendaknya dapat memadukan berbagai aspek kepribadian siswa dan
proses layanan yang dilakukan
9.
Kenormatifan
Usaha
bimbingan dan konseling harus sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma
agama, adat hukum, negara, ilmu dan kebiasaan sehari-hari
10.
Keahlian
Bimbingan
dan konseling adalah layanan profesional sehingga perlu diperlukan oleh ahli
yang kusus di didik untuk melakukan tugas ini.
11.
Alih tangan
Bila
usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya diluar
kewenangannya, maka penangnannya dapat dialihtangankan kepada pihak lain yang
berwenang
12.
Tutwuri Handayani
Bimbingan
dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman,
mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa.
D. Kedudukan
Bimbingan dan Konseling
Secara formal,
kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah digariskan
didalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
beserta perangkat peraturan pemerintahnya. hal-hal yang berkenaan dengan
pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya, dibicarakan secara khusus
dalam PP No. 28 tahun 1989. Pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa :
a. Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
b. Bimbingan
diberikan oleh guru pembimbing.
Pengakuan formal
seperti ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan di sekolah dasar perlu
dilaksanakan secara
terprogram dan ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan untuk itu. Untuk
pendidikan disekolah dasar pada saat ini, dengan memperhatikan karakteristik
dan kebutuhan siswa serta penyelanggaraan sistem pendidikan sekolah dasar yang
ditangani oleh guru kelas, maka layanan bimbingan disekolah dasar dalam banyak
hal masih akan lebih efektif dilaksanakan secara terpadu dengan proses
pembelajaran dan ditangani oleh guru kelas. oleh karena itu guru sekolah dasar
dikehendaki memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyelanggarakan layanan
bimbingan. Keberadaan bimbingan dalam pendidikan di sekolah dasar terkait erat
dengan sistem pendidikan dasar 9 tahun, di mana sekolah dasar merupakan
penggalan dari sistem pendidikan dasar 9 tahun. sistem pendidikan dasar 9 tahun
membahwa konsekuensi kepada wajib belajar sampai SLTP. dan untuk sekolah dasar
mempunyai kewajiban menyiapkan para lulusannya untuk memasuki pendidikan
tingkat lanjutan, jelasnya SLTP.
Kondisi atau tuntutan seperti digambarkan
diatas menghendaki sekolah dasar tidak hanya mengantarkan siswanya untuk tamat
belajar, melainkan harus membantu siswa mengembangkan kesiapan dalam segi
akademik, sosial, maupun pribadi untuk memasuki proses pendidikan di SLTP,
untuk mencapai kesiapan kesiapan seperti itu, proses dan interaksi pembelajaran
disekolah dasar tidak semata-mata merupakan proses Instruksional tersebut,
upaya non instruksional ini merupakan upaya yang lebih banyak terarah kepada
layanan bimbingan. tampa disini bahwa dalam tugas guru sebagai pengajar melekat
pula tugas untuk membantu siswa mengembangkan kesiapan dan penyesuaian diri
yang kuat trhadap program sekolah, baik disekolah dasar maupun disekolah
lanjutan yang akan di masuki berikutnya. ini berarti disekolah dasar guru
memegang peran kunci didalam bimbingan. pada tingkat sekolah dasar bimbingan
dapat dikatakan identik dengan ” mengajar yang baik” terutama jika guru
memainkan peran-peran penting dalam mengembangkan lingkungan kondusif bagi
perkkembangan siswa. Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak
dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo
Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa
masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan
fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah perkembangan ini
memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar. Sisi lain yang
memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah dasar ialah
rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Tentang keragaman siswa
sekolah dasar bergerak dari siswa yang sangat pandai sampai dengan yang sangat
kurang, dari siswa yang sangat mudah menyesuaikan diri terhadap program sampai
dengan siswa yang sulit menyesuaikan diri, dari siswa yang tidak bermasalah
sampai dengan dsiswa yang sarat akan masalah. Kondisi seperti ini akan
memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, anatara lain
mencakup:
a)
siswa dengan kecerdasan dan
kemampuan diri
b)
siswa yang mengalami kesulitan
belajar
c)
siswa dengan perilaku bermasalah
Sekolah yang kami pilih yakni SDN Ciparay VI masih belum memiliki guru
bimbingan dan konseling, oleh karena itu layanan bimbingan masih dipegang
secara dominan oleh guru wali kelas (mata pelajaran).
Pelaksanaan layanan bimbingan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari atau dapat dilakukan juga di luar jam
pelajaran, sesuai dengan kebutuhan siswanya itu sendiri. Meningkatkan serta
mengoptimalkan lulusan untuk proses pendidikan ke jenjang berikutnya. Kegiatan
belajar yang diciptakan guru sebagaimana tuntutan pendekatan DAP sepatutnyalah
didasarkan atas pemahaman bagaimana anak usia SD itu belajar. Paham yang
dianggap modern tentang bagaimana anak usia SD itu belajar bersifat
konstruktivistik. Hal penting yang perlu dipahami adalah bahwa anak SD adalah
seorang yang aktif.
Seorang guru konstruktivis yang baik adalah
yang mampu memberikan lingkungan atau bahan belajar (learning materials) bagi
anak didiknya, sebab guru tahu bahwa anak senang mengeksplorasi lingkungan
belajar. Guru hendaknya mampu menciptakan sistem interaksi pengajaran dengan
pihak mana saja anak tersebut berinteraksi. Guru dapat mendorong perkembangan
anak dengan berperan sebagai ”scaffolder” yaitu memahami adanya batas-batas
perkembangan anak secara temporer dan memerlukan bantuan yang tepat dan
membiarkan anak tumbuh melewati batas-batas perkembangannya secara mandiri.
Untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengembangkan suatu sistem pengajaran,
seorang guru SD paling tidak bertanggung jawab dalam :
1.
Mengkondisikan anak agar menyukai,
merasa gembira dan senang belajar di sekolah. Guru SD dituntut untuk mahir
menciptakan suatu siatuasi yang memungkinkan anak terhindar dari rasa stres,
perasaan bimbang, khawatir dan perasaan mencekam. Hal tersebut adalah penting
tidak hanya bagi kemajuan belajar mereka tetapi juga menyangkut kehidupannya di
masa yang akan datang.
2.
Mengembangkan berbagai cara dan
metode yang bervariasi dan menarik di dalam mengajar secara terpadu, seperti
ceramah, bercerita dan sebagainya.
3.
Menjembatani ”gap” antara
kehidupan sekolah dengan kehidupan anak itu sendiri dalam pengajaran.
4.
Mengobservasi gaya belajar,
kebutuhan dan menaruh perhatian atas tuntutan individual anak dalam kaitannya
dengan implementasi kurikulum yang berlaku.
Upaya yang perlu dilakukan guru SD selaku
pembimbing untuk mewujudkan hal tersebut Keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap
perkembangan siswa. Pemahaman terhadap perkembangan siswa tersebut dapat
menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu
siswa mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru Perkembangan siswa sekolah
dasar meliputi aspek-aspek fisik, kecerdasan, emosi, sosial dan kepribadian.
Kenyataan menunjukan bahwa pada setiap siswa memiliki karakteristik pribadi
atau perlaku yang relatif berbeda dengan siswa lainnya. Keragaman perilaku ini
mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang memadai terhadap
setiap siswa. Untuk itu, guru SD perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan
tentang jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data
tersebut, cara dan prosedur mendapatkan data, dan keterampilan dalam menyusun
alat pengumpul data, serta penggunaannya. Teknik memahami perkembangan siswa
akn berentang dari mulai teknik yang sepenuhnya bergantung kepada pengamatan
guru (yang sifatnya terbuka dan fleksibel) sampai kepada teknik yang
terstruktur dengan menggunakan alat ukur tertentu secara ketat (seperti tes,
inventori, dan sejenisnya). Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan
dalam memberikan bimbingan adalah memahami siswa secara keseluruhan, baik
masalah yang dihadapinya maupun latar belakang pribadinya. Dengan data yang lengkap,
pembimbing akan dapat memberikan layanan bimbingan kepada siswa secara tepat
atau terarah. Upaya memahami pribadi siswa merupakan salah satu langkah layanan
bimbingan yag harus dilakukan oleh pembimbing.
terimakasih atas informasinya sangat membantu saya
BalasHapussalam kompak !