A. Energi Panas
Di bab terdahulu sudah diuraikan berbagai bentuk
energi, salah satunya adalah energi panas. Jika benda-benda seperti benda
padat, cair dan gas diberikan energi panas, maka suhunya akan meningkat. Energi panas adalah energi ini muncul
saat terjadinya perubahan suhu benda, dan menjalar dari bagian yang panas ke
bagian yang dingin.
Energi ini dapat dideteksi dengan
indera peraba dan thermometer Energi panas dapat menyebabkan benda
padat, cair dan gas memuai. Ka1or
mengalir dengan sendirinya dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah. Akan
tetapi, gaya dorong untuk a1iran ini ada1ah perbedaan suhu. Bila sesuatu benda
ingin dipanaskan, maka harus dimi1iki sesuatu benda lain yang lebih panas, demikian
pula ha1nya jika ingin mendinginkan sesuatu, diperlukan benda lain yang lebih
dingin.
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa
energi tidak musnah yaitu seperti hukum asas yang lain, contohnya hukum
kekekalan masa dan momentum, ini artinya kalor tidak hilang. Energi hanya
berubah bentuk dari bentuk yang pertama ke bentuk yang ke dua.
Bila diperhatikan misalnya jumlah
energi kalor api unggun kayu yang ditumpukkan, semua ini .menyimpan sejum1ah
energi dalam yang ditandai dengan kuantitas yang lazim disebut muatan kalor bahan.
Apabila api dinyalakan, energi terma yang tersimpan di dalam bahan tadi akan
bertukar menjadi energi kalor yang dapat kita rasakan.
Energi kalor ini mengalir jika terdapat
suatu perbedaan suhu. Bila diperhatikan sebatang logam yang dicelupkan ke dalam
suatu tangki yang berisi air kalor. Karena suhu awal logam ialah T1 dan suhu
air ialah T2, dengan T2 >> T1, maka logam dikatakan lebih dingin daripada
air. Ha1 yang penting dalam sistem yang terdiri dari air dan logam ialah adanya
suatu perbedaan suhu yang nyata yaitu (T2- T1).
- Pemuaian
Benda Padat
Sebagian besar benda biasanya
akan memuai ketika kepanasan atau menyusut jika kedinginan. Atap seng bisa rebut-ribut di
siang hari yang panas karena adanya pemuaian. Jika kepanasan, rel kereta api
juga bisa memuai. Karenanya sambungan rel harus ada celahnya. Jika tidak ada
celah, kemungkinan besar rel (biasanya terbuat dari besi/baja) bisa bengkok
apabila rel tersebut memuai. Demikian juga besi atau baja pada jembatan. Botol
air yang penuh terisi air dan tertutup rapat juga bisa hancur lebur kalau botol
tersebut dipanaskan. Masih banyak contoh lain.
Pada benda padat,
misalnya sebatang logam, jika diberikan pemanasan pada suhu tertentu ternyata
panjangnya akan bertambah. Hal ini disebut sebagai pemuaian panjang. Contohnya
pemuaian pada rel kereta api. Rel kereta api akan bertambah panjang jika
terkena panas matahari. Oleh karena itu, antara sambungan rel kereta api perlu
dibuat renggang atau celah. Jika tidak diberikan celah, rel kereta api akan
melengkung dan jalan kereta api akan terganggu.
Begitu
juga untuk kaca jendela, pemasangan kaca jendela perlu diberi celah, sehingga
saat kaca tersebut memuai kaca tidak akan pecah. Besarnya
pemuaian sangat bergantung pada sifat benda tersebut. Walaupun panas yang
dirasakan sama, pemuaian yang dialami setiap benda berbeda-beda.
Pada umumnya, pemuaian benda bisa dikelompokkan menjadi 2
jenis, yakni pemuaian panjang dan pemuaian volume.
·
Pemuaian Panjang
Jika terjadi perubahan suhu, kebanyakan benda padat
biasanya mengalami pemuaian panjang. Pemuaian panjang di sini bisa berarti
panjang benda bertambah atau panjang benda berkurang. Biasanya panjang benda
bertambah ketika suhu meningkat, sebaliknya panjang benda berkurang (benda memendek)
ketika suhu menurun. Setiap benda padat, apapun itu pasti mengalami pemuaian
panjang, meskipun tidak semua bagian benda itu mengalami pemuaian panjang.

Contoh: misalnya kita tinjau sebuah mobil yang sedang diparkir
di pinggir jalan. Ketika mobil kepanasan, lempeng besi bisa bertambah tebal
atau panjang sisinya bisa bertambah walaupun sangat kecil. Atap rumah yang
terbuat dari seng juga bisa mengalami pemuaian panjang. Dalam hal ini, ketika
seng kepanasan, tepi seng bisa bertambah lebar. Seng juga bisa bertambah tebal.
Hal yang sama juga terjadi pada rel kereta api dan besi/baja pada jembatan.
Karena kebanyakan benda padat bisa memuai ketika terjadi
perubahan suhu, maka kita juga perlu tahu bagaimana pengaruh perubahan suhu
terhadap besarnya pemuaian. Hal ini sangat membantu kita dalam merancang suatu
peralatan, bangunan, kendaraan dll. Contohnya celah pada rel kereta api. Biasanya
rel kereta api dibuat dari besi/baja.

Para insinyur sudah memperhitungkan lebar celah antara
setiap rel. Pada siang hari yang panas, rel akan memuai sejauh sekian
centimeter ketika digesek-gesek oleh kereta api, rel pasti kepanasan juga.
Besarnya pemuaian rel kira-kira berapa? Pada malam hari yang dingin, rel mengerut
sejauh berapa centimeter. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, para insinyur
memutuskan kira-kira panjang celah antara rel berapa, sehingga kalau kepanasan,
rel tidak saling bersentuhan.
Pertambahan panjang suatu zat dapat secara matematis dapat
dituliskan:

Keterangan:




Pertambahan panjang setiap zat berbeda-beda bergantung pada
koefisien zat. Pertambahan panjang zat padat untuk kenaikan 1°C pada zat
sepanjang 1 m disebut koefisien muai panjang (
).

Tabel 1. Koefisien muai panjang beberapa zat padat

·
Pemuaian Luas
Pada logam yang berbentuk lempengan tipis (berupa
segiempat, segitiga, atau lingkaran, ukuran volume dapat diabaikan. Ketika
lempengan tersebut mendapat pemanasan, maka dapat diamati hanya pemuaian
luasnya saja. Dengan kata lain, zat padat tersebut mengalami muai luas.
Muai luas dapat diamati pada kaca jendela, pada saat suhu
udara panas, dan suhu kaca menjadi naik sehingga terjadi pemuaian, maka kaca
memuai lebih besar daripada pemuaian bingkainya, akibatnya kaca terlihat
terpasang sangat rapat pada bingkai. Benda yang mengalami muai luas akan
menjadi lebih besar dari pada semula.
Pemuaian yang terjadi pada sebuah benda padat jika
ketebalannya jauh lebih kecil dibandingkan panjang dan lebarnya, maka yang
terjadi adalah muai luas.
Pertambahan
luas suatu zat bila dipanaskan akan:
1. Berbanding lurus dengan luas mula-mula
2. Berbanding lurus dengan perubahan suhu
3. Bergantung dari jenis zat
Pertambahan
luas yang terjadi apabila benda menerima panas, secara matematis dapat
dituliskan:

Keterangan:





·
Pemuaian Volume
Pemuaian volume dialami oleh
semua benda/zat, baik padat, cair maupun gas. Pertambahan volume suatu zat yang
dipanaskan, secara fisis:
1. Berbanding lurus dengan
volume mula-mula zat
2. Berbanding lurus dengan
perubahan suhu zat
3. Bergantung dari jenis bahan
Pertambahan
volume zat yang terjadi akibat panas, secara matematis dapat dituliskan:

Keterangan:





2. Pemuaian Benda Cair
Benda cair apabila
dipanaskan akan memuai. Misalnya air raksa. Air raksa dalam sebuah termometer
akan memuai jika termometer terkena panas. Pemuaian ini dapat dilihat dengan
naiknya air raksa dalam tabung kapiler termometer. Pada
zat cair hanya dikenal ukuran volume, karena itu pada zat cair hanya dikenal
muai volume.
Makin tinggi kenaikan suhu, makin besar
penambahan volume zat cair. Pemuaian zat cair yang satu dengan yang lain
umumnya berbeda, meskipun volume zat cair mula-mula sama. Untuk seluruh zat
cair pemuaian makin besar jika kenaikan suhu bertambah besar.
Pemuaian zat cair dapat
dimanfaatkan dalam penggunaan termometer zat cair, biasanya zat cair yang
digunakan adalah raksa atau alkohol. Sifat naik atau turunnya zat cair dalam
pipa kapiler sebagai akibat pemuaian zat cair inilah yang digunakan untuk
mengukur suhu. Permukaan zat cair naik sepanjang pipa kapiler dan berhenti pada
posisi tertentu yang sesuai dengan suhu benda. Suhu yang terukur dinyatakan
oleh skala yang berimpit dengan permukaan zat cair pada pipa kapiler tersebut.
Pemuaian
yang terjadi pada zat cair adalah muai volume. Air yang keluar dari bejana
merupakan indikasi perbedaan pemuaian yang berbeda antara zat padat dan zat
cair. Air yang tertumpah dari bejana menandakan pemuaian zat cair yang lebih
besar dari muai zat padat, dalam hal ini adalah bejananya.
Pemuaian juga terjadi pada air. Akan tetapi
air akan memuai jika dipanaskan lebih dari 4°C. Hal ini karena adanya sifat
anomali air. Jika air dipanaskan pada suhu 0°C sampai 4°C air akan menyusut.
Tetapi, jika dipanaskan pada suhu di atas 4°C air akan memuai. Akibat anomali
air ini, massa jenis air berbeda-beda. Maka pada suhu 4°C massa jenis air
adalah yang paling berat.
Prinsip kerja termometer zat cair
menggunakan prinsip dasar pemuaian zat cair. Naiknya permukaan raksa
mengindikasikan adanya pemuaian, semakin besar panas yang diterima semakin
besar pula tingkat kenaikan raksa.

Selain termometer zat cair terdapat
termometer lain yaitu termometer digital. Keuntungan dari termometer digital
adalah hasil pengukuran lebih akurat dan langsung dapat dilihat, tetapi
termometer digital memiliki kekurangan yaitu memerlukan baterai sebagai sumber
energi.
Di
bawah ini adalah tabel koefisien muai volume beberapa zat cair.
Tabel 2.
Koefisien Muai Volume Zat Cair

Di daerah dingin ikan
tetap hidup walaupun permukaan air telah membeku menjadi es (suhu 0°C). Hal ini
karena di dasar danau air tetap cair (pada suhu 4°C), peristiwa ini karena
adanya anomali air.
Hampir semua zat akan memuai jika dipanaskan dan menyusut
jika didinginkan. Tetapi, air memiliki sedikit pengecualian. Jika suhu
diturunkan, memang volume air akan makin kecil seperli lainnya. Namun pada
suatu ketika volume air justru membesar meskipun suhunya tetap diturunkan. Jadi
ada suhu dimana air memiliki volume paling kecil. Jika pada suhu tersebut
air dipanaskan, volumenya akan bertambah besar, jika pada suhu tersebut
air didinginkan, volumenya akan membesar.
Sifat air yang demikian disebut anomali air. Pada tekanan 1
atm, volume terkecil yang dimiliki air pada suhu 4°C . Dengan demikian, volume
es lebih besar daripada volume air pada suhu 4°C . Karena volumenya paling
kecil maka, massa jenis yang terbesar terjadi saat suhu 4°C.

Ketika danau di daerah yang
bersuhu dingin membeku, es yang terbentuk akan mengapung di atas permukaan air.
Hal ini terjadi karena massa jenis es lebih kecil daripada air yang bersuhu 1°C
sampai 4°C.
Itulah sebabnya permukaan
danau sudah menjadi es, namun di dasarnya masih menjadi air. Begitu juga bila
kita membuat es batu dengan menggunakan pendingin (refrigerator) , volume air sebelum menjadi es akan jauh lebih kecil
dibandingkan setelah seluruh air telah berubah menjadi es.

3. Pemuaian Gas
Gas yang dipanaskan juga
akan memuai. Misalkan udara dalarn ban mobil. Pada siang hari udara dalam ban
mobil akan memuai jika terkena panas. Oleh karena itu, ban mobil tidak boleh
dipompa terlalu keras. Karena jika dipompa terlalu keras, udara di dalam ban
akan mendesak kulit ban, akibatnya kulit ban akan pecah.
Gas mengalami pemuaian ketika
suhunya bertambah dan mengalami penyusutan jika suhunya turun. Pada gas tidak
dikenal muai panjang dan muai luas, yang ada hanyalah muai volume gas. Dari
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa koefisien muai volume semua gas
sama yaitu 0,00367 /K.

Balon udara
merupakan salah satu contoh penerapan muai gas
Perumusan muai volume pada tekanan tetap dapat dituliskan:

Keterangan:
V2= volume gas pada suhu akhir, dalam satuan m3
V1= volume gas pada suhu awal, dalam satuan m3



B. Perpindahan Energi Panas
Jika kita
menjemur pakaian yang basah pada terik matahari, pakaian akan cepat menjadi
kering. Hal ini karena energy panas matahari mempercepat penguapan air yang
terdapat padapakaian basah. Panas atau kotor akan berpindah dari suhu tinggi ke
suhu rendah. Perpindahan panas dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu konveksi,
konduksi, dan radiasi.
1. Konveksi (Aliran)
Konveksi
adalah perpindahan panas melalui zat yang disertai perpindahan partikel zat
itu. Benda cair dan gas merupakan zat perantara perpindahan panas secara
konveksi. Bagian bagian dari zat atau benda perantara turut berpindah. Beberapa
peristiwa yang menunjukan perpindahan panas secara konveksi: terjadinya angin
darat dan angin laut.
Pada peristiwa konveksi, bagian zat
yang panas akan memuai sehingga menjadi kurang padat. Bagian yang kurang padat
tadi akan bergerak ke atas digantikan dengan bagian yang dingin (bagian yang
padat). Proses tersebut terus berlangsung.

Gambar: proses terjadinya angin laut

Gambar:
proses terjadinya angin darat.

Angin darat terjadi pada malam hari
daratan lebih cepat menjadi dingin daripada laut. Karena laut lebih panas maka
udara di laut bergerak ke atas dan ketempatnya digantikan oleh udara dingin
dari daratan. Proses ini terus menerus berlangsung, akibatnya akan terjadi
gerakan udara (angin) dari daratan ke
lautan. Oleh sebab itu nelayan berlayar mencari ikan pada malam hari dengan
memanfaatkan angin darat.
Angin laut terjadi pada siang hari.
Pada siang hari daratan lebih cepat panas daripada laut. Karena udara di
daratan lebih panas maka udara di daratan bergerak ke atas dan tempatnya
digantikan oleh udara dingin dari laut. Proses ini berlangsung terus menerus,
akibatnya terjadi gerakan udara (angin) dari lautan ke daratan. Nelayan
memanfaatkan angin laut untuk kembali ke daratan atau pulang berlayar.
Ketika memanaskan air juga terjadi
arus konveksi. Air di dasar gelas mengalami pemanasan lebih dahulu. Karena
apanas., air di dasar gelas mengalami pemanasan lebih dahulu. Karena panas, air
di dasar gelas memuai dan menjadi ringan. Air yang menjadi ringan itu naik dan
tempatnya digantikan oleh air di atasnya yang lebih dingin. Arus konveksi ini
menyebabkan setiap bagian air dapat menerima panas.
2. Konduksi (Hantaran)
Konduksi
adalah perpindahan panas melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel
zat tersebut. Pada peristiwa konduksi, panas berpindah melalui benda tanpa
memindahkan bagian-bagin benda itu.
Perpindahan
panas secara konduksi terjadi pada sebatang besi, baja, atau logam yang lain. Logam adalah benda padat yang dapat
menghantarkan panas dengan baik. Berdasarkan
daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Konduktor: adalah zat yang memiliki daya hantar kalor
baik. Contoh : besi, baja, tembaga, aluminium, dll
2) Isolator: adalah zat yang memiliki daya hantar kalor
kurang baik. Contoh : kayu, plastik, kertas, kaca, air, dll
Dalam kehidupan
sehari-hari, dapat kamu jumpai peralatan rumah tangga yang prinsip kerjanya
memanfaatkan konsep perpindahan kalor secara konduksi, antara lain : setrika
listrik, solder. Mengapa alat-alat rumah tangga seperti setrika, solder, panci,
wajan terdapat pegangan dari bahan isolator? Hal ini bertujuan untuk menghambat
konduksi panas supaya tidak sampai ke tangan kita.
Jika kita mencampur dua buah zat yang berbeda suhu yang
sama atau setimbang. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kalor yang dilepas oleh
benda yang lebih tinggi suhunya sama dengan kalor yang diterima oleh benda yang
lebih rendah suhunya. Hal ini disebut asas
black.
3. Radiasi
Di luar atmosfer bumi tidak ada udara atau hampa udara.
Bagaimana panas matahari dapat sampai ke bumi? Panas matahari sampai ke bumi
tanpa zat perantara/medium. Matahari memindahkan panasnya ke bumi dengan cara
pancaran.
Matahari memiliki suhu
lebih tinggi (sekitar 6000 K), sedangkan bumi memiliki suhu yang lebih rendah.
Karena terdapat perbedaan suhu antara matahari dan bumi, maka secara otomatis
kalor mengungsi dari matahari (suhu lebih tinggi) menuju bumi (suhu lebih
rendah). Seandainya perpindahan kalor dari matahari menuju bumi memerlukan
perantara alias medium, maka kalor tidak mungkin tiba di bumi. Persoalannya si
kalor harus melewati ruang hampa (atau hampir hampa). Jika tidak ada sumbangan
kalor dari matahari, maka kehidupan di bumi tidak akan pernah ada. Ingat bahwa kalor
merupakan energi yang berpindah. Kehidupan kita di planet bumi sangat
bergantung pada energi yang disumbangkan oleh matahari.
Radiasi adalah perpindahan panas yang terjadi tanpa
medium (zat perantara). Pancaran / radiasi matahari tidak secara keseluruhan
diterima bumi, karena sebagian sudah diserap oleh atmosfer, sehingga sejumlah
energi panas matahari sudah berkurang ketika sampai di bumi. Itulah gunanya
atmosfer bagi bumi.
Radiasi sebenarnya merupakan
perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik, seperti cahaya tampak
(merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dll), infra merah dan
ultraviolet alias ultra ungu. Mengenai gelombang elektromagnetik akan kita
kupas tuntas dalam pokok bahasan tersendiri.
Contoh
lain dari perpindahan kalor dengan cara radiasi adalah panas yang dirasakan ketika kita berada di
dekat nyala api. Panas yang kita rasakan bukan disebabkan oleh udara yang
kepanasan akibat adanya nyala api. Seperti yang telah gurumuda jelaskan pada
pokok bahasan konveksi, biasanya udara yang kepanasan memuai sehingga massa
jenisnya berkurang. Akibatnya, udara yang massa jenisnya berkurang tadi
meluncur ke atas, tidak meluncur ke arah kita. Mirip seperti asap yang keluar
lewat cerobong. Kita bisa merasa hangat atau kepanasan ketika berada di dekat
nyala api karena kalor berpindah dengan cara radiasi dari nyala api (suhu lebih
tinggi) menuju tubuh kita (suhu lebih rendah). Dengan kata lain, kita bisa
merasa hangat atau kepanasan karena adanya energi yang berpindah dengan cara
radiasi dari nyala api menuju tubuh.
Perpindahan
kalor dengan cara radiasi sedikit berbeda dibandingkan dengan perpindahan kalor
dengan cara konduksi dan konveksi. Perpindahan kalor dengan cara konduksi dan konveksi
terjadi ketika benda-benda yang memiliki perbedaan suhu saling bersentuhan.
Sebaliknya, perpindahan kalor dengan cara radiasi bisa terjadi tanpa adanya
sentuhan. Matahari dan bumi tidak saling bersentuhan, tetapi kalor bisa
mengungsi dari matahari menuju bumi. Demikian juga nyala api dan tubuh kita
tidak saling bersentuhan, tetapi tubuh bisa kepanasan kalau kita berdiri di
dekat nyala api.
C. Benda
Penghantar Panas dan Bukan Penghantar Panas
Berdasarkan sifat penghantar
panas dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Konduktor : benda yang mudah menghantarkan panas.
Contoh : kawat, batang tembaga, loyang aluminium.
Contoh : kawat, batang tembaga, loyang aluminium.
2. Isolator : benda yang tidak mudah
menghantarkan panas.
Contoh : kayu, kain baju, karet gelang, plastik pembungkus, udara.
Contoh : kayu, kain baju, karet gelang, plastik pembungkus, udara.
Salah satu kegunaan benda yang
bukan penghantar panas adalah termos air panas. Termos terbuat dari kaca
berdinding dua lapis. Di antara dua dinding dibuat hampa udara ( vakum ). Kedua
dinding dilapisi cermin yang berfungsi untuk memantulkan panas, sehingga panas
sukar keluar termos. Jika ada panas yang dapat menerobos dinding pertama, maka
panas ini akan dihambat oleh ruang hampa udara. Karena panas terkurung, maka
untuk beberapa jam air yang tersimpan tetap panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar