Minggu, 25 Desember 2011

Bimbingan Kelompok di Sekolah Dasar


A.    Pengertian dan Jenis Kelompok
1.      Pengertian Kelompok
Istilah kelompok merupakan istilah yang sudah dikenal secara luas dan umum digunakan sehari-hari, misalnya kelompok belaja, bermain dan sebagainya. Pengertian kelompok menurut Webster (dalam tatiek romlah, 1989:22) mengemukakan bahwa :
            Kelompok adalah dua atau lebih benda atau orang yang yang membentuk suatu pola atau suatu unit pola, suatu kesatuan orang-orang atau benda-benda yang membentuk suatu unit yang terpisah, suatu himpunan, suatu satuan, suatu satuan objek yang mempunyai hubungan, kesamaan, atau sifat-sifat yang sama.
            Kemp (1970) menyatakan bahwa kelompok adalah dua atau lebih organisme yang saling berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan bersama untuk pemuasan kebutuhan masing-masing anggota kelompok. Sedangkan Shaw (1981) mengemukakan bahwa kelompok adalah dua atau lebih orang yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lain dalam cara-cara tertentu yang seorang anggota mempengaruhi dan dipengaruhi oleh anggota yang lain.
            Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok adalah kumpulan dua atau lebih orang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1)      Adanya interaksi yang dinamis antara anggota kelompok;
2)      Adanya saling ketergantungan yang positif diantara sesama anggota kelompok;
3)      Adanya hubungan yang akrab diantara sesama anggota kelompok;
4)      Adanya kemauan dan kesukarelaan dalam masing-masing anggota kelompok;
5)      Adanya hubungan yang didasarkan atas peranan-peranan dan norma-norma tertentu;
6)      Adanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi antar sesama anggota kelompok.
                        Istilah lain yang hampir sama dengan kelompok adalah kerumunan, namun keduanya mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu. Untuk lebih memantapkan lagi pengertian kelompok perlu dikemukakan pengertian kerumunan serta bedanya dengan kelompok.
                        Dalam kehidupan sehari-hari terjadi peristiwa yang mengundan banyak orang misalnya kecelakaan, kebakaran, ini merupakan peristiwa yang menarik perhatian orang. Apa bila diamati satu-persatu orang-orang yang datang tersebut memiliki  tujuan sendiri-sendiri, tujuan orang yang satu terlepas dari tujuan orang yang lain.selain itu tujuan orang yang satu dengan orang yang lain tidak saling berkaitan. Apa bila ada yang sama itu hanyalah bersifat kebetulan saja.
                        Disamping perkumpulan yang dijelaskan diatas ada pila perkumpulan sejumlah orang dengan corak lain. Misalnya sejumlah siswa dengan tekun dan bersemangat mengerjakan tugas yang diberikan guru. Ini merupakan contoh yang saling berkaitan dan tidak berkaitan. Keadaan siswa tersebut lebih menggambarkan suatu kelompok.
Suatu kerumunan dapat berubah menjadi kelompok begitu juga sebaliknya. Kerumunan akan berubah menjadi kelompok kalao dalam pertemuan mereka itu dimasukan ikatan-ikatan tertentu seperti tujuan bersama, sling berkaitan satu sama lain. Sejumlah orang yang sedang berkerumun melihat peristiwa kebakaran bisa saja berubah menjadi kelompok kalau diantara mereka ada gerakan untuk menolong orang yang mengalami musibah tersebut. Para penonto sepak bola (yang semula kerumunan) dapat berubah menjadi dua kelompok yang saling berjuang untuk memberi semangat kepada tim sepak bola yang menjadi pujaannya. Begitu pula kelompok dapat berubah menjadi kerumunan kalau ikatan-ikatan yang semula ada pada mereka lepas.
Begitu pula siswa didalam kelas yang sedang asyik belajar bersama, tiba-tiba gurunya pergi tanpa meninggalkan pesan. Akhirnya kelas akan gaduh dan masing-masing murid akan melakukan kegiatan yang beraneka ragam. Mungkin ada yang membaca, keluar dan brjalan keluar kesana kemari. Suasana kelas itu dapat menjadi tanpa arah dan mereka asyik dengan kesendirian mereka masing-masing.

2. Jenis-jenis kelompok

                        Kelompok dapat diklasifikasikan berdasarkan atas berbagai sudut pandang, misalnya: besarnya, sifat hubungan sosialnya, tingkat keakraban hubungan antar anggotanya, variasi kepentingan antar anggotanya, jangka waktu kebersamaannya, organisasinya atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Dalam bagian ini akan diuraikan empat jenis kelompok yang berdasarkan atas klasifikasi “dua” yaitu kelompok primer dan sekunder, kelompok dalam dan luar, klompok pesikologis dan sosial, kelompok tertutup dan terbuka.

a.         Kelompok primer dan sekunder
                        Kelompok primer, kelompok primer adalah kelompok yang anggota-anggotanya bertemu secara langsung untuk maksud-maksud tertentu; seperti persahabatan, saling tolong-menolong, dan memecah akan masalah-masalah yang dihadapi oleh anggota kelompok. Beberapa contoh dari kelompok primer adalah: keluarga, kelompok bermain, persekutuan dan kelompok belajar. Kelompok ini ditandai oleh (1) jumlah anggotanya memiliki latarbelakang yang relatif sama, (2) jumlah anggotanya relatif sedikit, (3) anggotanya mempunyai kepentingan pribadi yang terbatas, (4) anggota berbagai kepentingan dengan intensif. (5)tidak ada formalitas kepentingan dan keanggotaan, dan (6) pembagian tugas terjadi atas dasar kesukarelaan.
Kelompok sekunder,Kelompok sekunder adalah kelompok yang hubungan anggota-anggotanya tidak langsung, lebih bersifat formal,dan pertemuan antar anggota-anggotanya berlangsung pada saat-saat tertentu saja. Kelompok sekunder tidak didasarkan atas hubungan pribadi yang akrab, tetapi ditandai oleh kepentingan-kepentingan tertentu; seperti kepentingan ekonomi, politik, agama dan lain sebagainya. Contoh kelompok sekunder antara lain adalah perkumpulan orang-orang yang seperti, perkumpulan orang-orang yang berdagang di pasar, ikatan orang-orang yang seagama dan lain-lain.

b. Kelompok Psikologis dan Kelompok Sosial
Kelompok psikologis (psyce group) adalah kelompok yang diwarnai oleh strukturnya tidak formal, hampir tidak mempunyai peraturan peraturan keanggotaannya bersifat suka rela dan biasanya sangat homogen. Tujuan dari kelompok adalah untuk pemuasan kebutuhan emosional para anggotanya. Contoh dari kelompok ini adalah kelompok anak anak remaja atau praremaja yang dikenal dengan istilah”gang” dan “klik”.
                        Kelompok sosial dapat dikatakan kelompok kebalikan dari kelompok psikologis. Kelompok ini mempunyai ciri ciri : (1) kanggotaan heterogen, baik dalam hal umur, kedudukan maupun pekerjaan; (2) mempunyai tujusn tertentu yang ditetapkan oleh para anggotanya, dan biasanya bersifat sosial; (3) kegiatannya berorientasi dari tugas dan atau pemecahan masalah; (4) keanggotaan dapat bersifat suka rela.
c. Kelompok Dalam dan Kelompok Luar
                        Kelompok dalam (in group) adalah kelompok dimana para anggotanya dengan sadar mengidentifikasikan darinya,melibatkan dan mengikutsertakan dirinya dalam kegiatan kegiatan kelompoknya. Keberadaan dan keterlibatan individu dalam kegiatan ditentukan oleh sikap sikap sendiri seperti sikap membantu, memikirkan dan bekerja sama.
          Kelompok luar (out group) merupakan kebalikan dari kelompok dalam yaitu individu dianggap sebagai kelompok luar karena tidak melibatkan dirinya dengan kegiatan kegiatan kelompok dan tidak diikutsertakan oleh kelompok. Biasanya individu tersebut dinyatakan dengan sebutan “merka”, “orang lain” dan bukan dengan sebutan “kita”.
d. Kelompok Tertutup dan Kelompok Terbuka
Kelompok tertutup adalah kelompok yang jumlah anggotanya tetap yaitu individu yang telah ada sejak semula kelompok itu dibentuk. Kelompok terbuka adalah kelompok yang anggotanya dapat bertambah selama kegiatan berlangsung.

   B. Bimbingan Kelompok
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Ada berbagai pola pengertian bimbingan kelompok. Depdikbud (1984) mengemukakan dua pola pengertian bimbingan kelompok, yaitu pengertian dengan memakai pola sederhana dan pengertian dengan memakai pola yang lebih mendalam.
Bimbingan kelompok yang memakai pola sederhana dimaksudkan sebagai bimbingan yang diberikan kepada sekelompok individu yang mengalami masalah yang sama. Pengertian bimbingan kelompok dengan memakai pola ini memberikan arti bahwa kelompok dijadikan sebagai wadah untuk penyelenggaraan kegiatan bimbingan, misalnya bimbingan terhadap sekelompok anak anak suka membolos. Sedangkan bimbingan kelompok yang menggunakan pola lebih mendalam mengandung pengertian sebagai bimbingan yang diberikan kepada sejumlah individu dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Disamping memecahkan masalah kelompok, bimbingan ini juga mengandung pengertian usaha membantu individu dengan memanfaatkan suasana yang berkembang dalam kelompok itu.
2.    Jenis – jenis bimbingan kelompok
Dalam penyelenggaraannya, dikenal dua jenis bimbingan kelompok yaitu bimbingan kelompok bebas dan bimbingan kelompok tugas.
a. Bimbingan Kelompok Bebas
Bimbingan kelompok bebas adalah salah satu bentuk penyelenggaraan bimbingan kelompok. Dalam kegiatannya para anggota kelompok bebas mengemukakan segala pikiran dan perasaannya dalam kelompok. Selanjutnya apa yang disampaikan mereka dalam kelompok itulah yang menjadi pokok bahasan.
b. Bimbingan Kelompok Tugas
Bimbingan kelompok tugas adalah salah satu bentuk penyelenggaraan bimbingan kelompok dimana arah dan isi kegiatan kelompk itu tidak ditentukan oleh anggotanya melainkan diarahkan kepada penyelesaian tugas. Tugas yang diselesaikan kelompok itu berasal dari kelompok pemimpin
3. Model Komunikasi dan Interaksi Dalam Bimbingan Kelompok
a. Model Komunikasi dan Interaksi
                                    Unsur utama pada bimbingan sekelompok adalah adanya interaksi antar sesama anggota kelompok. Dalam interaksi itu masing masing anggotanya mengemukakan pikiran, perasaan, dan akhirnya bermuara pada pemecahan masalah.
               Keberhasilan bimbingan kelompok ditentukan oleh banyak hal. Dalam hal ini komunikasi dan interaksi dalam kelompok memegang peran yang sangat penting, ada empat model komunikasi dan iteraksiyang dapat terjadi didalamnya
·         Komunikasi satu arah
·         Komunikasi  dua arah
·         Komunikasi banyak arah
·         Komunikasi multi arah
b. Peranan Anggota dan Pemimpin Kelompok
1. Peranan Anggota Kelompok
                                    Anggota memegang peranan penting dalam bimbingan kelompok. Sebagian besar isi, arah, dan tujuan bimbingan kelompok banyak ditentukan oleh peranan para anggotanya. Beberapa peranan yang harus dijalankan oleh anggota kelompok adalah:
a.       Membantu terbinanya susasana keakraban
b.      Membantu tercapainya tujuan bersam

C.Tujuan Bimbingan Kelompok
1.      Tujuan Umum
            Secara umum bimbingan kelompok untuk membantu murid – murid yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Suasana kelompok yang berkembang dalam bimbingan kelopmpok itu dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan dan berbagai reaksi teman – temannya untuk kepentingan pemecahan masalah – masalah yang dihadapinya.
            Di samping untuk kepentingan pemecahan masalah, bimbingan kelompok juga bertujuan untuk mengembangkan pribadi masing – masing anggota kelompok. Pengembangan pribadi itu akan diperoleh kelompok  melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan itu, baik suasana yang menyenangkan atau pun suasana yang tidak menyenangkan.
2.      Tujuan Khusus
Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan :
a.       Melatih murid – murid untuk berani mengemukakan pendapat dihadapan teman – temannya, yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk ruang lingkup yang lebih besar seperti berbicara di hadapan orang banyak, di forum – forum resmi dan sebagainya.
b.      Melatih murid – murid untuk dapat bersikap terbuka di dalam kelompok.
c.       Melatih murid – murid untuk dapat membina keakraban bersama teman – teman dalam kelompok khususnya, dan dengan teman – teman lain di luar kelompok pada umumnya.
d.      Melatih murid – murid untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.
e.       Melatih murid – murid untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang lain.
f.       Melatih murid – murid untuk memperoleh keterampilan social.
g.      Membantu murid – murid mengenali dan memahami dirinya dalam berhubungan dengan orang lain.
Dalam memperhatikan tujuan khusus di atas, dapat dikemukakan bahwa setelah murid – murid selesai mengikuti  kegiatan kelompok, diharapkan pada diri murid akan berkembang sikap dan keterampilan seperti berikut ini :
1.      Sikap
1.      Tidak  mau menang sendiri
2.      Tidak bermaksud menyerang orang lain
3.      Tidak gegabah dalam berbicara
4.      Ingin membantu orang lain
5.      Lebih melihat aspek posiiif dalam menanggapi pendapat teman – temannya
6.      Sopan
7.      Bertenggang rasa
8.      Menahan dan mengendalikan diri
9.      Mau mendengar pendapat orang lain
10.  Tidak memaksakan pendapat sendiri
11.  Tidak mendengar pendapat orang lain walaupun dalam jangka waktu yang sama.
2.      Keterampilan
1.      Mengemukakan pendapat kepada orang lain
2.      Menerima pendapat orang lain
3.      Memberikan tanggapan terhadapa orang lain secara tepat dan positif
D. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
            Kegiatan bimbingan kelompok berlangsung dalam beberapa tahap. Prayitno ( 1985) mengemukakan ada empat tahap yang perlu dilalui dalam kegiatan bimbingan kelompok, yaitu (1) tahap pembentukan, (2) tahap peralihan,(3) tahap kegiatan dan (4) tahap pengakhiran.
Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas masing – masing tahap yang dimaksudkan itu.
1.      Tahap pembentukan
           Tahap ini merupakan tahap pengenalan dan pelibatan diri anggota ke dalam kelompok. Tujuan tahap ini adalah agar anggota memahami maksud bimbingan kelompok. Dengan pemahaman itu akan memungkinkan anggota kelompok mau berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan bimbingan kelompok. Pemahaman itu selanjutnya akan menumbuhkan minat pada diri mereka untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.di samping itu, tahap ini juga bertujuan untuk menumbuhkan suasana  saling mengenal, percaya, menerima dan membantu teman – teman yang ada dalam kelompok.
Untuk mencapai tujuan dalam tahap ini dilakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut :
a.       Penjelasan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok
Pada kesempatan ini, pimpinan kelompok menjelaskan pengertian dan tujuan . bimbingan kelompok. Misalnya pemimpin kelompok mengemukakan;  “ anak – anak! Sekarang kita berkumpul di ruangan ini untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dapat membantu anak – anak dengan memanfaatkan suasana yang yang berkembang dalam kelompok ini. Adapun tujuan dari bimbingan kelompok ini adalah agar anak – anak nantinya terampil mengemukakan pendapat di hadapan kawan – kawan, dapat membina keakraban  satu sama lain serta dapat memecahkan masalah – masalah yang akan anak – anak alami”.
b.      Penjelasan cara dan asas bimbingan kelompok
Setelah pengertian dan tujuan bimbingan kelompok selesai dikemukakan,pemimpin kelompok menjelaskan cara pelaksanaan asaa yang dipakai dalam kegiatan bimbingan kelompok. Misalnya pemimpin kelompok mengemukakan; “ anak – anak, cara pelaksanaan kegiatan ini adalah anak – anak nanti diminta mengemukakan pendapat, perasaan – perasaan, dan pengalaman – pengalaman anak – anak kepada kawan – kawan, selanjutnya teman – teman lain dipersilahkan memberikan tanggapan , saran dan pendapat berkenan dengan apa yang anak – anak sampaikan itu. Dalam mengemukakan dan menanggapi berbagai pendapat, persasaan, dan pengetahuan tadi, dipakai beberapa asas yaitu: pertama , asas kerahasiaan; maksudnya adalah apa yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh diungkapkan di luar kelompok, kecuali kalau kelompok menyepakati atau mengizinkannya. Kedua, asas keterbukaan ; dalam arti segala pikiran, perasaan dan pengalaman anak – anak diungkapkan tanpa ada dorongan untuk menyembunyikannya sebagian. Ketiga, asas kesukarelaan; maksudnya pendapat dan perasaaan dikemukakakn tanpa merasa dipaksa atau didesak melainkan atas dasar kesadaran sendiri. Jadi jiak tidak merasa terpaksa dan kalau dapat tidak pula ditunjuk – tunjuk. Bagaimana anak mengerti?”
c.       Penyelenggaraan acara perkenalan
Selain pemimpin kelompok menjelaskan cara pelaksanaan dan asas bimbingan kelompok, langkah selanjutnya adalah menyelenggarakan acara perkenalan. Pada kesempatan ini pemimpin kelompok mengusahakan terjadinya proses saling berkenalan sesame anggota kelompok, sehingga mereka lebih akrab. Acara perkenalan itu hendaknya tidak hanya sekedar berisi perkenalan nama anggota saja tetapi lebih mendalam dam meluas lagi seperti memperkenalkan keadaan diri secara lengkap. Tujuan cara perkenalan tersebut adalah supaya para anggota menjadi akrab satu sama lain. Dalam kesempatan ini pemimpin kelompok dapat mengemukakan antara lain: “ anak-anak! Untuk dapat menjalani kegiatan ini secara akrab, akan leih baik kalau kita berkenalan telebih dahulu. Caranya adalah, alamat, umur kelas dan segala sesuatu yang perlu diketahui teman-teman disini. Kemudian perkenalan yang lain boleh mengajukan pertanyaan tentang diri anak-anak. Untuk perkenalan yang pertama, bapak akan memulainya. Nama bapak………., tempat dan tanggal lahir…………,hobbi………..,alamat………..,dst. Secara  lengkap.
Setelah acara  perkenalan selesai,pemimpin kelompok dapat menutup acara perkenalan ittu dengan menyelenggarakan “ rangkaian nama “, yaitu anggota kelompok diminta untuk merangkai namanya dengan nama teman-temanya. Caranya, (dengan formal duduk melingkar), anggota pertama menyebutkan namanya, kemudian anggota kedua menyebutkan nama anggota pertama, baru menyebutkan namanya pula.
d.      Permainan Keakraban
Kegiatan terakhir pada tahap pembentukan ini adalah menyelenggarakan satu permainan keakraban. Permainan ini bertujuan untuk lebih mengakraban hubungan antara anggota kelompok dengan teman-temannya sekolompok dan dengan pemimpin kelompok. Di samping itu permaianan ini juga dapat digunakan sebagai selingan pada tahap ketiga (tahap kegiatan”) sehingga kegiatan kelompok tetap dalam suasana yang santai dan tidak menegangkan. Ciri-ciri permainan yang dapat menciptakan suasana keakraban dan kesantaian itu antara lain adalah
1)      Diikuti oleh seluruh peserta
2)      Menggembirakan
3)      Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
4)      Tidak memakan banyak waktu
5)      Tidak melelahkan
6)      Sederhana dan mudah
Beberapa contoh permainan yang dapat diselenggarakan pada kesempatan ini adalah
(1)   Permainan dod kelipatan tiga
(2)   Permainan anak kembar
(3)   Permainan bisik berantai
(4)   Permainan bunyi binatang
(5)   Permainan siapakah saya

Contoh penerapan langkah ini oleh pemimpin kelompok adalah sebagai berikut :
“ Anak-anak!” Kita sudah mengenal semua teman-teman kita yang ada di dalam kelompok ini. Supaya kita dapat lebih akrab lagi, kita akan melakukan suatu permainan, namanya permainannya adalah Dod Kelipatan Tiga. Caranya adalah : “ Masing-masing kamu diminta untuk menyebutkan nomornya dengan jalan berhitung (satu, dua, tiga, dan seterusnya) mulai dari sebelah kiri bapak dan diteruskan ke kanan menurut putaran jarum jam. Apabila kamu menemukan nomor atau hitungan kelipata ntiga, maka kamu harus menggantinya dengan “dod”. Contoh satu (Amir), dua (Budi), dod (Siska). Murid yang salah diminta menampilkan kebolehannya seperti menyanyi, membaca puisi, menari dan sebagainya
2.  Tahap Peralihan
                                    Tahap peralihan merupakan tahap transisi dari tahap pembentukan ke tahap kegiatan. Dalam tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a.       Penjelasan kegiatan kelompok
Kegiatan pertama yang dilakukan pemimpin kelompok pada tahap ini adalah menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh anggota kelompok. Ada dua jenis kegiatan yang dapat dilakukan kelompok yaitu : bimbingan kelompok bebas atau bimbingan kelompok tugas.
Contoh penerapan langkah ini dalam kegiatan bimbingan kelompok bebas adalah sebagai berikut :
“Anak-anak!” kita sudah saling kenal, dan kita tampaknya sudah akrab satu sama lain. Sekarang mari kita isi keakraban kita dengan suatu kegiatan yang bermanfaat bagi diri kita masing-masing dalam kelompok ini. Anak-anak diminta untuk menyampaikan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau pengalaman yang anak-anak rasakan saat ini. Selanjutnya, apa yang anak-anak sampaikan itu kita bahas bersama-sama”.
            Untuk bimbingan kelompok tugas, pada dasarnya kalimat pengantaranya sama dengan contoh di atas. Namun untuk pengantar ke kegiatan yang akan dilakukan disesuaikan dengan topik yang telah disiapkan pemimpin kelompok. Misalnya : “...Anak-anak ! saat ini ada suatu masalah yang perlu kita pecahkan bersama dalam kelompok ini, yaitu: akhir-akhir ini di kelas kita sering kita lihat teman-temanmu berkelahi. Sekarang mari kita bahas hal-hal apa yang perlu dilakukan agar perkelahian semacam itu tidak terulang lagi.
b.      Tanya jawab
Setelah menjelaskan kegiatan apa yang harus dilaksanakan oleh kelompok, memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk menanyakan segala sesuatu yang masih belum mereka pahami berkenaan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Bila ada yang kurang jelas pemimpin kelompok berkewajiban menjelaskannya lagi.

c.       Pengenalan suasana
Dalam bagian ini pemimpin kelompok berusaha mengenali suasana yang berkembang dalam kelompok untuk mengetahui apakah anggota kelompok telah siap untuk melakukan kegiatan atau belum. Jika belum siap ; seperti ragu-ragu, tidak mengetahui apa dan bagaimana melakukan kegiatannya atau belum yakin akan kegunaannya, maka pemimpin kelompok harus menjelaskan kembali hal-hal yang belum dimengerti oleh anggota kelompok.
3.  Tahap Kegiatan
                  Tahap ini merupakan tahap inti dalam kegiatan bimbingan kelompok. Sasaran yang ingin dicapai dalam tahap ini adalah terbahasnya secara tuntas permasalahan yang dihadapi oleh anggota kelompok. Sasaran lain yang penting adalah terciptanya suasana untuk mengembangkan diri anggota kelompok, baikyang menyangkut pengembangan kemampuan berkomunikasi ( menjelaskan pendapat, menanggapi pendapat, terbuka, sabar, tenggang rasa dan sebagainya ) maupun yang menyangkut dengan pemecahan masalah yang dikemukakan dalam kelompok.
                  Pada tahap inilah kegiatan bimbingan kelompok bebas atau bimbingan kelompok tugas ditampilkan secara nyata. Rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap ini tergantung kepada jenis bimbingan kelompok yang diselenggarakan apakah bimbingan kelompok bebas atau bimbingan kelompok tugas.
a.       Bimbingan Kelompok Bebas
Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok bebas, rangkaian kegiatan yang perlu diselenggarakan pemimpin kelompok adalah sebagai berikut:
(1)   Pengemukaan masalah
Pada langkah ini, pemimpin kelompok menunjuk anggota untuk mengemukakan secara bebas masalah apa saja yang dirasakan atau dipikirkannya pada saat itu dan patut dibahas dalam kelompok. Dengan mengemukakan itu, diharapkan teman-temannya sekelompokmakan ikut membantu memecahkan masalah yang dirasakan itu. Bila semua anggota kelompok menyampaikan masalahnya, maka akan terkumpul berbagai masalah sebanyak anggota kelompok. Semua masalah itu harus dibahas satu persatu. Untuk itu perlu ditetapkan masalah mana yang harus didahulukan.
(2)   Pemilihan masalah yang akan dibahas
      Setelah semua masalah dikemukakan, tugas pemimpin kelompok berikutnya adalah mengajak anggota untuk menetapkan masalah mana yang akan dibahas terlebih dahulu. Hal itu perlu dilakukan karena tidak mungkin membahas semua masalah sekaligus. Pemimpin kelompok perlu mengajak anggota kelompok untuk saling berargumentasi , saling tawar menawar dan saling berkompromi untuk menetapkan masalah yang akan didahulukan pembahasannya.
Apabila penetapan masalah yang akan dibahas belum juga disepakati oleh kelompok, maka pemimpin kelompok dapat mengemukakan beberapa pertimbangan yang dapat dipakai untuk mencapai kesepakatan. Prayitno (1985) mengemukakan beberapa bahan pertimbangan yang dapat dipilih anggota untuk mencapai kesepakatan terhadap masalah mana yang akan didahulukan pembahasannya.
a)      Masalah pribadi yang sangat berat
b)      Masalah yang menyangkut kepentingan kelompok
c)      Masalah yang menyangkut kepentingan umum
d)     Masalah yang paling hangat dibicarakan saat ini
e)      Masalah yang dikemukakan lebih dahulu yang didahulukan
f)       Beberapa masalah yang terkait satu sama lain dan disatukan
g)      Dengan jalan undian
h)      Melalui pembicaraan bertingkat, berdua atau bertiga
(3)   Pembahasan masalah
Setelah anggota kelompok menyepakati masalah mana yang akan dibahas terlebih dahulu, langkah berikutnya ialah membahas masalah yang dimaksudkan itu secara tuntas.
Kegiatan pembahasan dalam tahap ketiga itu pada prinsipnya untuk semua masalah yang telah dikemukakan. Oleh karena itu, dapat saja kegiatan bimbingan kelompok itu tidak selesai dalam satu kali pertemuan dan memerlukan beberapa kali pertemuan lagi.
Hal lain yang perlu diperhatikan pemimpin kelompok dalam tahap ini adalah lamanya waktu yang digunakan dalam pembahasan masalah. Untuk menjaga agar kegiatan berkelompok tetap bersemangat, santai dan tidak kaku, maka pemimpin kelompok perlu melakukan kegiatan selingan seperti menyelenggarakan kegiatan bernyanyi, melakukan permainan-permainan dan sebagainya.
b.      Kegiatan Bimbingan Kelompok Tugas
Jika dibandingkan dengan bimbingan kelompok bebas, kegiatan yang perlu dijalani dalam bimbingan kelompok tugas lebih sederhana. Kegiatan yang perlu dilakukan oleh pemimpin kelompok adalah sebagaimana berikut:
(1)   Mengemukkan tugas
Tidak seperti bimbingan kelompok bebas, pada bimbingan kelompok masalah atau tugas yang akan dibahas dikemukakan oleh pemimpin kelompok. Prayitno (1985) mengemukakan sejumlah criteria yang harus dipedomani pemimpin kelompok dalam mengemukakan masalah atau tugas:
a)      Relevan dengan yang dialami anggota kelompok
b)      Cukup hangat, baru dan banyak dibicarakan
c)      Penting untuk dibicarakan karena akan menghasilkan dampak yang cukup besar pada anggota
d)     Sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan anggota
e)      Dikemukakan dengan bahasa yang jelas
(2)   Tanya jawab tentang permasalahan yang diajukan
Setelah masalah atau tugas selesai dikemukakan, pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada anggota untuk menanyakan segala sesuatu yang belum jelas berkenaan dengan masalah atau tugas yang dikemukakan itu. Pembicaraan kesempatan Tanya jawab bertujuan agar tugas yang akan dikerjakan menjadi jelas bagi peserta, baik tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana cara melakukannya, hasil yang akan dicapai dan (bila diperlukan) cara melaporkannya.
(3)   Kegiatan pembahasan
Setelah segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas itu dipahami oleh anggota kelompok, kegiatan selanjutnya adalah membahas masalah itu secara tuntas seperti pemahasan pada bimbingan kelompok terdahulu.
Untuk kelompok yang khusus, seperti yang berhubungan dengan penyelesaian langsung dibawah arahan pemimpin kelompok. Dalam hal ini pemimpin kelompok dapat menunjuk salah seorang anggota unuk memimpin kegiatan itu.
4. Tahap Pengakhiran                                                                                                          Tahap ini merupakan tahap penutup dalam satu atau seluruh rangkaian pertemuan kegiatan bimbingan kelompok. Kegiatan-kegiatan yang perlu di lakukan oleh pemimpin kelompok pada tahap ini adalah:                         
a.  Penyampaian pengakhiran kegiatan                                                    
Pada langkah ini pemimpin kelompok mengemukakan kepada anggota bahwa kegiatan bimbingan kelompok sudah dapat diakhiri sesuai dengan waktu, selesainya pembahasan, atau telah berakhirnya semua kegiatan bimbingan kelompok.                                                              
b.   Pengemukaan kesan-kesan                                                                   
Pada kesempatan ini pemimpin kelompok meminta kesan-kesan anggota kelompok selama kegiatan tersebut berlangsung. Kesan-kesan itu dapat berupa kemajuan yang diperoleh anggota atau hal-hal yang mereka rasakan selama kegiatan itu, baik ditinjau dari segi pemecahan masalah mereka maupun dari  segi pengembangan pribadi masing-masing anggota.
c.    Penyampaian tanggapan-tanggapan
           Selanjutnya pemimpin kelompok memberikan tanggapan berupa penguatan, penjelasan, dan komentar sehubungan dengan kesan- kesan yang disampaikan  anggota kelompok di atas.                              
d.                  Pembahasan kegiatan lanjutan                                                          
            Bila  kelompok  belum  sepenuhnya  selesai menjalani kegitan bimbingan kelompok, pada ksempattan itu pemimpin kelompok mengajak anggota untuk  membicarakan kapan dan di mana pertemuan selanjutnya diselenggarakan.         Di samping itu pada langkah ini pemimpin  kelompok  juga  dapat  meminta  pesan-pesan  anggota  guna  kelancaran  dan  keberhasilan  pertemuan  yang akan  datang.
e.       Penutupan
            Setelah  semua  aspek  pengakhiran dan kegiatan di bicarakan, pemimpin kelompok dapat melakukan acara penutupankegiatan kelompok. Acara ini terlebih dahulu diisi dengan ucapan teerima kasih  dan   penghargaan  dari kelompok  atas terselenggaranya kegiatan itu dengan baik. Selanjutnya pemimpin kelompok baru menutp pertemuan sambil menyanyikan lagu-lagu perpisahan dan beersalam-salaman dengan para anggota kelompok.

1 komentar: