A. Pengertian dan Jenis Kelompok
1.
Pengertian Kelompok
Istilah
kelompok merupakan istilah yang sudah dikenal secara luas dan umum digunakan
sehari-hari, misalnya kelompok belaja, bermain dan sebagainya. Pengertian
kelompok menurut Webster (dalam tatiek romlah, 1989:22) mengemukakan bahwa :
Kelompok adalah dua atau lebih benda
atau orang yang yang membentuk suatu pola atau suatu unit pola, suatu kesatuan
orang-orang atau benda-benda yang membentuk suatu unit yang terpisah, suatu
himpunan, suatu satuan, suatu satuan objek yang mempunyai hubungan, kesamaan,
atau sifat-sifat yang sama.
Kemp (1970) menyatakan bahwa
kelompok adalah dua atau lebih organisme yang saling berinteraksi dalam usaha
mencapai tujuan bersama untuk pemuasan kebutuhan masing-masing anggota
kelompok. Sedangkan Shaw (1981) mengemukakan bahwa kelompok adalah dua atau
lebih orang yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lain dalam
cara-cara tertentu yang seorang anggota mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
anggota yang lain.
Dari definisi-definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa kelompok adalah kumpulan dua atau lebih orang yang mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1)
Adanya interaksi yang dinamis antara anggota kelompok;
2)
Adanya saling ketergantungan yang positif diantara
sesama anggota kelompok;
3)
Adanya hubungan yang akrab diantara sesama anggota
kelompok;
4)
Adanya kemauan dan kesukarelaan dalam masing-masing
anggota kelompok;
5)
Adanya hubungan yang didasarkan atas peranan-peranan
dan norma-norma tertentu;
6)
Adanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi antar sesama
anggota kelompok.
Istilah
lain yang hampir sama dengan kelompok adalah kerumunan, namun keduanya
mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu. Untuk lebih memantapkan lagi pengertian
kelompok perlu dikemukakan pengertian kerumunan serta bedanya dengan kelompok.
Dalam
kehidupan sehari-hari terjadi peristiwa yang mengundan banyak orang misalnya
kecelakaan, kebakaran, ini merupakan peristiwa yang menarik perhatian orang.
Apa bila diamati satu-persatu orang-orang yang datang tersebut memiliki tujuan sendiri-sendiri, tujuan orang yang
satu terlepas dari tujuan orang yang lain.selain itu tujuan orang yang satu
dengan orang yang lain tidak saling berkaitan. Apa bila ada yang sama itu
hanyalah bersifat kebetulan saja.
Disamping
perkumpulan yang dijelaskan diatas ada pila perkumpulan sejumlah orang dengan
corak lain. Misalnya sejumlah siswa dengan tekun dan bersemangat mengerjakan
tugas yang diberikan guru. Ini merupakan contoh yang saling berkaitan dan tidak
berkaitan. Keadaan siswa tersebut lebih menggambarkan suatu kelompok.
Suatu kerumunan
dapat berubah menjadi kelompok begitu juga sebaliknya. Kerumunan akan berubah
menjadi kelompok kalao dalam pertemuan mereka itu dimasukan ikatan-ikatan
tertentu seperti tujuan bersama, sling berkaitan satu sama lain. Sejumlah orang
yang sedang berkerumun melihat peristiwa kebakaran bisa saja berubah menjadi
kelompok kalau diantara mereka ada gerakan untuk menolong orang yang mengalami
musibah tersebut. Para penonto sepak bola (yang semula kerumunan) dapat berubah
menjadi dua kelompok yang saling berjuang untuk memberi semangat kepada tim
sepak bola yang menjadi pujaannya. Begitu pula kelompok dapat berubah menjadi
kerumunan kalau ikatan-ikatan yang semula ada pada mereka lepas.
Begitu pula siswa
didalam kelas yang sedang asyik belajar bersama, tiba-tiba gurunya pergi tanpa
meninggalkan pesan. Akhirnya kelas akan gaduh dan masing-masing murid akan
melakukan kegiatan yang beraneka ragam. Mungkin ada yang membaca, keluar dan
brjalan keluar kesana kemari. Suasana kelas itu dapat menjadi tanpa arah dan
mereka asyik dengan kesendirian mereka masing-masing.
2. Jenis-jenis kelompok
Kelompok
dapat diklasifikasikan berdasarkan atas berbagai sudut pandang, misalnya:
besarnya, sifat hubungan sosialnya, tingkat keakraban hubungan antar
anggotanya, variasi kepentingan antar anggotanya, jangka waktu kebersamaannya,
organisasinya atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Dalam bagian ini akan
diuraikan empat jenis kelompok yang berdasarkan atas klasifikasi “dua” yaitu
kelompok primer dan sekunder, kelompok dalam dan luar, klompok pesikologis dan
sosial, kelompok tertutup dan terbuka.
a.
Kelompok primer dan sekunder
Kelompok primer,
kelompok primer adalah kelompok yang anggota-anggotanya bertemu secara langsung
untuk maksud-maksud tertentu; seperti persahabatan, saling tolong-menolong, dan
memecah akan masalah-masalah yang dihadapi oleh anggota kelompok. Beberapa
contoh dari kelompok primer adalah: keluarga, kelompok bermain, persekutuan dan
kelompok belajar. Kelompok ini ditandai oleh (1) jumlah anggotanya memiliki
latarbelakang yang relatif sama, (2) jumlah anggotanya relatif sedikit, (3)
anggotanya mempunyai kepentingan pribadi yang terbatas, (4) anggota berbagai kepentingan dengan intensif.
(5)tidak ada formalitas kepentingan dan keanggotaan, dan (6) pembagian tugas
terjadi atas dasar kesukarelaan.
Kelompok sekunder,Kelompok sekunder adalah kelompok yang
hubungan anggota-anggotanya tidak langsung, lebih bersifat formal,dan pertemuan
antar anggota-anggotanya berlangsung pada saat-saat tertentu saja. Kelompok
sekunder tidak didasarkan atas hubungan pribadi yang akrab, tetapi ditandai
oleh kepentingan-kepentingan tertentu; seperti kepentingan ekonomi, politik,
agama dan lain sebagainya. Contoh kelompok sekunder antara lain adalah
perkumpulan orang-orang yang seperti, perkumpulan orang-orang yang berdagang di
pasar, ikatan orang-orang yang seagama dan lain-lain.
b. Kelompok Psikologis dan Kelompok Sosial
Kelompok psikologis (psyce group) adalah kelompok yang
diwarnai oleh strukturnya tidak formal, hampir tidak mempunyai peraturan
peraturan keanggotaannya bersifat suka rela dan biasanya sangat homogen. Tujuan
dari kelompok adalah untuk pemuasan kebutuhan emosional para anggotanya. Contoh
dari kelompok ini adalah kelompok anak anak remaja atau praremaja yang dikenal
dengan istilah”gang” dan “klik”.
Kelompok sosial dapat dikatakan
kelompok kebalikan dari kelompok psikologis. Kelompok ini mempunyai ciri ciri :
(1) kanggotaan heterogen, baik dalam hal umur, kedudukan maupun pekerjaan; (2)
mempunyai tujusn tertentu yang ditetapkan oleh para anggotanya, dan biasanya
bersifat sosial; (3) kegiatannya berorientasi dari tugas dan atau pemecahan masalah;
(4) keanggotaan dapat bersifat suka rela.
c. Kelompok Dalam dan Kelompok Luar
Kelompok dalam
(in group) adalah kelompok dimana para anggotanya dengan sadar
mengidentifikasikan darinya,melibatkan dan mengikutsertakan dirinya dalam
kegiatan kegiatan kelompoknya. Keberadaan dan keterlibatan individu dalam
kegiatan ditentukan oleh sikap sikap sendiri seperti sikap membantu, memikirkan
dan bekerja sama.
Kelompok luar (out group)
merupakan kebalikan dari kelompok dalam yaitu individu dianggap sebagai kelompok
luar karena tidak melibatkan dirinya dengan kegiatan kegiatan kelompok dan
tidak diikutsertakan oleh kelompok. Biasanya individu tersebut dinyatakan
dengan sebutan “merka”, “orang lain” dan bukan dengan sebutan “kita”.
d. Kelompok Tertutup dan Kelompok Terbuka
Kelompok tertutup adalah kelompok yang jumlah anggotanya
tetap yaitu individu yang telah ada sejak semula kelompok itu dibentuk.
Kelompok terbuka adalah kelompok yang anggotanya dapat bertambah selama
kegiatan berlangsung.
B. Bimbingan Kelompok
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Ada berbagai pola pengertian bimbingan kelompok.
Depdikbud (1984) mengemukakan dua pola pengertian bimbingan kelompok, yaitu
pengertian dengan memakai pola sederhana dan pengertian dengan memakai pola
yang lebih mendalam.
Bimbingan kelompok yang memakai pola sederhana
dimaksudkan sebagai bimbingan yang diberikan kepada sekelompok individu yang
mengalami masalah yang sama. Pengertian bimbingan kelompok dengan memakai pola
ini memberikan arti bahwa kelompok dijadikan sebagai wadah untuk
penyelenggaraan kegiatan bimbingan, misalnya bimbingan terhadap sekelompok anak
anak suka membolos. Sedangkan bimbingan kelompok yang menggunakan pola lebih
mendalam mengandung pengertian sebagai bimbingan yang diberikan kepada sejumlah
individu dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Disamping memecahkan masalah
kelompok, bimbingan ini juga mengandung pengertian usaha membantu individu
dengan memanfaatkan suasana yang berkembang dalam kelompok itu.
2.
Jenis
– jenis bimbingan kelompok
Dalam penyelenggaraannya,
dikenal dua jenis bimbingan kelompok yaitu
bimbingan kelompok bebas dan bimbingan kelompok tugas.
a. Bimbingan Kelompok Bebas
Bimbingan kelompok bebas adalah salah satu bentuk
penyelenggaraan bimbingan kelompok. Dalam kegiatannya para anggota kelompok
bebas mengemukakan segala pikiran dan perasaannya dalam kelompok. Selanjutnya
apa yang disampaikan mereka dalam kelompok itulah yang menjadi pokok bahasan.
b. Bimbingan Kelompok Tugas
Bimbingan kelompok tugas adalah salah satu bentuk
penyelenggaraan bimbingan kelompok dimana arah dan isi kegiatan kelompk itu
tidak ditentukan oleh anggotanya melainkan diarahkan kepada penyelesaian tugas.
Tugas yang diselesaikan kelompok itu berasal dari kelompok pemimpin
3. Model Komunikasi dan Interaksi
Dalam Bimbingan Kelompok
a. Model Komunikasi dan Interaksi
Unsur
utama pada bimbingan sekelompok adalah adanya interaksi antar sesama anggota
kelompok. Dalam interaksi itu masing masing anggotanya mengemukakan pikiran,
perasaan, dan akhirnya bermuara pada pemecahan masalah.
Keberhasilan
bimbingan kelompok ditentukan oleh banyak hal. Dalam hal ini komunikasi dan
interaksi dalam kelompok memegang peran yang sangat penting, ada empat model
komunikasi dan iteraksiyang dapat terjadi didalamnya
·
Komunikasi satu arah
·
Komunikasi
dua arah
·
Komunikasi banyak arah
·
Komunikasi multi arah
b. Peranan Anggota dan Pemimpin Kelompok
1. Peranan Anggota Kelompok
Anggota
memegang peranan penting dalam bimbingan kelompok. Sebagian besar isi, arah,
dan tujuan bimbingan kelompok banyak ditentukan oleh peranan para anggotanya.
Beberapa peranan yang harus dijalankan oleh anggota kelompok adalah:
a.
Membantu terbinanya susasana keakraban
b.
Membantu tercapainya tujuan bersam
C.Tujuan Bimbingan Kelompok
1.
Tujuan Umum
Secara umum
bimbingan kelompok untuk membantu murid – murid yang mengalami masalah melalui
prosedur kelompok. Suasana kelompok yang berkembang dalam bimbingan kelopmpok
itu dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan dan berbagai reaksi teman –
temannya untuk kepentingan pemecahan masalah – masalah yang dihadapinya.
Di samping untuk
kepentingan pemecahan masalah, bimbingan kelompok juga bertujuan untuk
mengembangkan pribadi masing – masing anggota kelompok. Pengembangan pribadi
itu akan diperoleh kelompok melalui
berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan itu, baik suasana yang menyenangkan
atau pun suasana yang tidak menyenangkan.
2.
Tujuan Khusus
Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan :
a.
Melatih murid – murid untuk berani mengemukakan
pendapat dihadapan teman – temannya, yang pada giliranya dapat dimanfaatkan
untuk ruang lingkup yang lebih besar seperti berbicara di hadapan orang banyak,
di forum – forum resmi dan sebagainya.
b.
Melatih murid – murid untuk dapat bersikap terbuka di
dalam kelompok.
c.
Melatih murid – murid untuk dapat membina keakraban
bersama teman – teman dalam kelompok khususnya, dan dengan teman – teman lain
di luar kelompok pada umumnya.
d.
Melatih murid – murid untuk dapat mengendalikan diri
dalam kegiatan kelompok.
e.
Melatih murid – murid untuk dapat bersikap tenggang
rasa dengan orang lain.
f.
Melatih murid – murid untuk memperoleh keterampilan
social.
g.
Membantu murid – murid mengenali dan memahami dirinya
dalam berhubungan dengan orang lain.
Dalam memperhatikan tujuan khusus di atas,
dapat dikemukakan bahwa setelah murid – murid selesai mengikuti kegiatan kelompok, diharapkan pada diri murid
akan berkembang sikap dan keterampilan seperti berikut ini :
1.
Sikap
1.
Tidak mau menang
sendiri
2.
Tidak bermaksud menyerang orang lain
3.
Tidak gegabah dalam berbicara
4.
Ingin membantu orang lain
5.
Lebih melihat aspek posiiif dalam menanggapi pendapat
teman – temannya
6.
Sopan
7.
Bertenggang rasa
8.
Menahan dan mengendalikan diri
9.
Mau mendengar pendapat orang lain
10. Tidak
memaksakan pendapat sendiri
11. Tidak
mendengar pendapat orang lain walaupun dalam jangka waktu yang sama.
2.
Keterampilan
1.
Mengemukakan pendapat kepada orang lain
2.
Menerima pendapat orang lain
3.
Memberikan tanggapan terhadapa orang lain secara tepat
dan positif
D. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
Kegiatan bimbingan kelompok
berlangsung dalam beberapa tahap. Prayitno ( 1985) mengemukakan ada empat tahap
yang perlu dilalui dalam kegiatan bimbingan kelompok, yaitu (1) tahap
pembentukan, (2) tahap peralihan,(3) tahap kegiatan dan (4) tahap pengakhiran.
Berikut
ini akan dijelaskan secara ringkas masing – masing tahap yang dimaksudkan itu.
1. Tahap pembentukan
Tahap
ini merupakan tahap pengenalan dan pelibatan diri anggota ke dalam kelompok.
Tujuan tahap ini adalah agar anggota memahami maksud bimbingan kelompok. Dengan
pemahaman itu akan memungkinkan anggota kelompok mau berperan aktif dalam
kegiatan – kegiatan bimbingan kelompok. Pemahaman itu selanjutnya akan
menumbuhkan minat pada diri mereka untuk mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok.di samping itu, tahap ini juga bertujuan untuk menumbuhkan
suasana saling mengenal, percaya,
menerima dan membantu teman – teman yang ada dalam kelompok.
Untuk mencapai tujuan dalam tahap ini
dilakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut :
a.
Penjelasan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok
Pada kesempatan ini, pimpinan kelompok
menjelaskan pengertian dan tujuan . bimbingan kelompok. Misalnya pemimpin
kelompok mengemukakan; “ anak – anak!
Sekarang kita berkumpul di ruangan ini untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dapat membantu anak – anak dengan
memanfaatkan suasana yang yang berkembang dalam kelompok ini. Adapun tujuan
dari bimbingan kelompok ini adalah agar anak – anak nantinya terampil
mengemukakan pendapat di hadapan kawan – kawan, dapat membina keakraban satu sama lain serta dapat memecahkan masalah
– masalah yang akan anak – anak alami”.
b.
Penjelasan cara dan asas bimbingan kelompok
Setelah pengertian dan tujuan bimbingan
kelompok selesai dikemukakan,pemimpin kelompok menjelaskan cara pelaksanaan
asaa yang dipakai dalam kegiatan bimbingan kelompok. Misalnya pemimpin kelompok
mengemukakan; “ anak – anak, cara pelaksanaan kegiatan ini adalah anak – anak
nanti diminta mengemukakan pendapat, perasaan – perasaan, dan pengalaman –
pengalaman anak – anak kepada kawan – kawan, selanjutnya teman – teman lain
dipersilahkan memberikan tanggapan , saran dan pendapat berkenan dengan apa
yang anak – anak sampaikan itu. Dalam mengemukakan dan menanggapi berbagai
pendapat, persasaan, dan pengetahuan tadi, dipakai beberapa asas yaitu: pertama
, asas kerahasiaan; maksudnya adalah apa yang dibicarakan dalam kelompok tidak
boleh diungkapkan di luar kelompok, kecuali kalau kelompok menyepakati atau
mengizinkannya. Kedua, asas keterbukaan ; dalam arti segala pikiran, perasaan
dan pengalaman anak – anak diungkapkan tanpa ada dorongan untuk
menyembunyikannya sebagian. Ketiga, asas kesukarelaan; maksudnya pendapat dan
perasaaan dikemukakakn tanpa merasa dipaksa atau didesak melainkan atas dasar kesadaran
sendiri. Jadi jiak tidak merasa terpaksa dan kalau dapat tidak pula ditunjuk –
tunjuk. Bagaimana anak mengerti?”
c.
Penyelenggaraan acara perkenalan
Selain pemimpin kelompok menjelaskan cara
pelaksanaan dan asas bimbingan kelompok, langkah selanjutnya adalah menyelenggarakan
acara perkenalan. Pada kesempatan ini pemimpin kelompok mengusahakan terjadinya
proses saling berkenalan sesame anggota kelompok, sehingga mereka lebih akrab.
Acara perkenalan itu hendaknya tidak hanya sekedar berisi perkenalan nama
anggota saja tetapi lebih mendalam dam meluas lagi seperti memperkenalkan
keadaan diri secara lengkap. Tujuan cara perkenalan tersebut adalah supaya para
anggota menjadi akrab satu sama lain. Dalam kesempatan ini pemimpin kelompok
dapat mengemukakan antara lain: “ anak-anak! Untuk dapat menjalani kegiatan ini
secara akrab, akan leih baik kalau kita berkenalan telebih dahulu. Caranya
adalah, alamat, umur kelas dan segala sesuatu yang perlu diketahui teman-teman
disini. Kemudian perkenalan yang lain boleh mengajukan pertanyaan tentang diri
anak-anak. Untuk perkenalan yang pertama, bapak akan memulainya. Nama
bapak………., tempat dan tanggal lahir…………,hobbi………..,alamat………..,dst. Secara lengkap.
Setelah acara perkenalan selesai,pemimpin kelompok dapat
menutup acara perkenalan ittu dengan menyelenggarakan “ rangkaian nama “, yaitu
anggota kelompok diminta untuk merangkai namanya dengan nama teman-temanya.
Caranya, (dengan formal duduk melingkar), anggota pertama menyebutkan namanya, kemudian
anggota kedua menyebutkan nama anggota pertama, baru menyebutkan namanya pula.
d.
Permainan Keakraban
Kegiatan terakhir pada tahap pembentukan ini
adalah menyelenggarakan satu permainan keakraban. Permainan ini bertujuan untuk
lebih mengakraban hubungan antara anggota kelompok dengan teman-temannya
sekolompok dan dengan pemimpin kelompok. Di samping itu permaianan ini juga
dapat digunakan sebagai selingan pada tahap ketiga (tahap kegiatan”) sehingga
kegiatan kelompok tetap dalam suasana yang santai dan tidak menegangkan.
Ciri-ciri permainan yang dapat menciptakan suasana keakraban dan kesantaian itu
antara lain adalah
1)
Diikuti oleh seluruh peserta
2)
Menggembirakan
3)
Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
4)
Tidak memakan banyak waktu
5)
Tidak melelahkan
6)
Sederhana dan mudah
Beberapa contoh permainan yang dapat diselenggarakan pada
kesempatan ini adalah
(1) Permainan
dod kelipatan tiga
(2) Permainan
anak kembar
(3) Permainan
bisik berantai
(4) Permainan
bunyi binatang
(5) Permainan
siapakah saya
Contoh penerapan langkah ini oleh pemimpin
kelompok adalah sebagai berikut :
“ Anak-anak!” Kita sudah mengenal semua
teman-teman kita yang ada di dalam kelompok ini. Supaya kita dapat lebih akrab
lagi, kita akan melakukan suatu permainan, namanya permainannya adalah Dod
Kelipatan Tiga. Caranya adalah : “ Masing-masing kamu diminta untuk menyebutkan
nomornya dengan jalan berhitung (satu, dua, tiga, dan seterusnya) mulai dari
sebelah kiri bapak dan diteruskan ke kanan menurut putaran jarum jam. Apabila
kamu menemukan nomor atau hitungan kelipata ntiga, maka kamu harus menggantinya
dengan “dod”. Contoh satu (Amir), dua (Budi), dod (Siska). Murid yang salah
diminta menampilkan kebolehannya seperti menyanyi, membaca puisi, menari dan
sebagainya
2. Tahap
Peralihan
Tahap
peralihan merupakan tahap transisi dari tahap pembentukan ke tahap kegiatan.
Dalam tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a.
Penjelasan kegiatan kelompok
Kegiatan pertama
yang dilakukan pemimpin kelompok pada tahap ini adalah menjelaskan kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh anggota kelompok. Ada dua jenis kegiatan yang dapat
dilakukan kelompok yaitu : bimbingan kelompok bebas atau bimbingan kelompok
tugas.
Contoh penerapan
langkah ini dalam kegiatan bimbingan kelompok bebas adalah sebagai berikut :
“Anak-anak!” kita
sudah saling kenal, dan kita tampaknya sudah akrab satu sama lain. Sekarang
mari kita isi keakraban kita dengan suatu kegiatan yang bermanfaat bagi diri
kita masing-masing dalam kelompok ini. Anak-anak diminta untuk menyampaikan
pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau pengalaman yang anak-anak rasakan saat
ini. Selanjutnya, apa yang anak-anak sampaikan itu kita bahas bersama-sama”.
Untuk bimbingan kelompok tugas, pada
dasarnya kalimat pengantaranya sama dengan contoh di atas. Namun untuk
pengantar ke kegiatan yang akan dilakukan disesuaikan dengan topik yang telah
disiapkan pemimpin kelompok. Misalnya : “...Anak-anak ! saat ini ada suatu
masalah yang perlu kita pecahkan bersama dalam kelompok ini, yaitu: akhir-akhir
ini di kelas kita sering kita lihat teman-temanmu berkelahi. Sekarang mari kita
bahas hal-hal apa yang perlu dilakukan agar perkelahian semacam itu tidak
terulang lagi.
b.
Tanya jawab
Setelah menjelaskan
kegiatan apa yang harus dilaksanakan oleh kelompok, memberikan kesempatan
kepada anggota kelompok untuk menanyakan segala sesuatu yang masih belum mereka
pahami berkenaan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Bila ada yang kurang
jelas pemimpin kelompok berkewajiban menjelaskannya lagi.
c.
Pengenalan suasana
Dalam bagian ini pemimpin
kelompok berusaha mengenali suasana yang berkembang dalam kelompok untuk
mengetahui apakah anggota kelompok telah siap untuk melakukan kegiatan atau
belum. Jika belum siap ; seperti ragu-ragu, tidak mengetahui apa dan bagaimana
melakukan kegiatannya atau belum yakin akan kegunaannya, maka pemimpin kelompok
harus menjelaskan kembali hal-hal yang belum dimengerti oleh anggota kelompok.
3. Tahap
Kegiatan
Tahap
ini merupakan tahap inti dalam kegiatan bimbingan kelompok. Sasaran yang ingin
dicapai dalam tahap ini adalah terbahasnya secara tuntas permasalahan yang
dihadapi oleh anggota kelompok. Sasaran lain yang penting adalah terciptanya
suasana untuk mengembangkan diri anggota kelompok, baikyang menyangkut
pengembangan kemampuan berkomunikasi ( menjelaskan pendapat, menanggapi pendapat,
terbuka, sabar, tenggang rasa dan sebagainya ) maupun yang menyangkut dengan
pemecahan masalah yang dikemukakan dalam kelompok.
Pada
tahap inilah kegiatan bimbingan kelompok bebas atau bimbingan kelompok tugas
ditampilkan secara nyata. Rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap
ini tergantung kepada jenis bimbingan kelompok yang diselenggarakan apakah
bimbingan kelompok bebas atau bimbingan kelompok tugas.
a. Bimbingan Kelompok Bebas
Dalam
penyelenggaraan bimbingan kelompok bebas, rangkaian kegiatan yang perlu
diselenggarakan pemimpin kelompok adalah sebagai berikut:
(1)
Pengemukaan masalah
Pada langkah ini,
pemimpin kelompok menunjuk anggota untuk mengemukakan secara bebas masalah apa
saja yang dirasakan atau dipikirkannya pada saat itu dan patut dibahas dalam
kelompok. Dengan mengemukakan itu, diharapkan teman-temannya sekelompokmakan
ikut membantu memecahkan masalah yang dirasakan itu. Bila semua anggota
kelompok menyampaikan masalahnya, maka akan terkumpul berbagai masalah sebanyak
anggota kelompok. Semua masalah itu harus dibahas satu persatu. Untuk itu perlu
ditetapkan masalah mana yang harus didahulukan.
(2)
Pemilihan masalah yang akan dibahas
Setelah semua masalah dikemukakan, tugas
pemimpin kelompok berikutnya adalah mengajak anggota untuk menetapkan masalah
mana yang akan dibahas terlebih dahulu. Hal itu perlu dilakukan karena tidak
mungkin membahas semua masalah sekaligus. Pemimpin kelompok perlu mengajak
anggota kelompok untuk saling berargumentasi , saling tawar menawar dan saling
berkompromi untuk menetapkan masalah yang akan didahulukan pembahasannya.
Apabila penetapan
masalah yang akan dibahas belum juga disepakati oleh kelompok, maka pemimpin
kelompok dapat mengemukakan beberapa pertimbangan yang dapat dipakai untuk
mencapai kesepakatan. Prayitno (1985) mengemukakan beberapa bahan pertimbangan
yang dapat dipilih anggota untuk mencapai kesepakatan terhadap masalah mana
yang akan didahulukan pembahasannya.
a)
Masalah pribadi yang sangat berat
b)
Masalah yang menyangkut kepentingan kelompok
c)
Masalah yang menyangkut kepentingan umum
d)
Masalah yang paling hangat dibicarakan saat ini
e)
Masalah yang dikemukakan lebih dahulu yang didahulukan
f)
Beberapa masalah yang terkait satu sama lain dan
disatukan
g)
Dengan jalan undian
h)
Melalui pembicaraan bertingkat, berdua atau bertiga
(3)
Pembahasan masalah
Setelah anggota
kelompok menyepakati masalah mana yang akan dibahas terlebih dahulu, langkah
berikutnya ialah membahas masalah yang dimaksudkan itu secara tuntas.
Kegiatan
pembahasan dalam tahap ketiga itu pada prinsipnya untuk semua masalah yang
telah dikemukakan. Oleh karena itu, dapat saja kegiatan bimbingan kelompok itu
tidak selesai dalam satu kali pertemuan dan memerlukan beberapa kali pertemuan
lagi.
Hal lain yang perlu
diperhatikan pemimpin kelompok dalam tahap ini adalah lamanya waktu yang
digunakan dalam pembahasan masalah. Untuk menjaga agar kegiatan berkelompok
tetap bersemangat, santai dan tidak kaku, maka pemimpin kelompok perlu
melakukan kegiatan selingan seperti menyelenggarakan kegiatan bernyanyi,
melakukan permainan-permainan dan sebagainya.
b.
Kegiatan
Bimbingan Kelompok Tugas
Jika dibandingkan
dengan bimbingan kelompok bebas, kegiatan yang perlu dijalani dalam bimbingan
kelompok tugas lebih sederhana. Kegiatan yang perlu dilakukan oleh pemimpin kelompok
adalah sebagaimana berikut:
(1)
Mengemukkan tugas
Tidak seperti
bimbingan kelompok bebas, pada bimbingan kelompok masalah atau tugas yang akan
dibahas dikemukakan oleh pemimpin kelompok. Prayitno (1985) mengemukakan
sejumlah criteria yang harus dipedomani pemimpin kelompok dalam mengemukakan
masalah atau tugas:
a)
Relevan dengan yang dialami anggota kelompok
b)
Cukup hangat, baru dan banyak dibicarakan
c)
Penting untuk dibicarakan karena akan menghasilkan
dampak yang cukup besar pada anggota
d)
Sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
anggota
e)
Dikemukakan dengan bahasa yang jelas
(2)
Tanya jawab tentang permasalahan yang diajukan
Setelah masalah
atau tugas selesai dikemukakan, pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada
anggota untuk menanyakan segala sesuatu yang belum jelas berkenaan dengan
masalah atau tugas yang dikemukakan itu. Pembicaraan kesempatan Tanya jawab
bertujuan agar tugas yang akan dikerjakan menjadi jelas bagi peserta, baik
tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana cara melakukannya, hasil yang akan
dicapai dan (bila diperlukan) cara melaporkannya.
(3)
Kegiatan pembahasan
Setelah segala
sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas itu dipahami oleh
anggota kelompok, kegiatan selanjutnya adalah membahas masalah itu secara
tuntas seperti pemahasan pada bimbingan kelompok terdahulu.
Untuk kelompok yang
khusus, seperti yang berhubungan dengan penyelesaian langsung dibawah arahan
pemimpin kelompok. Dalam hal ini pemimpin kelompok dapat menunjuk salah seorang
anggota unuk memimpin kegiatan itu.
4. Tahap Pengakhiran Tahap ini merupakan
tahap penutup dalam satu atau seluruh rangkaian pertemuan kegiatan bimbingan
kelompok. Kegiatan-kegiatan yang perlu di lakukan oleh pemimpin kelompok pada
tahap ini adalah:
a. Penyampaian
pengakhiran kegiatan
Pada langkah ini
pemimpin kelompok mengemukakan kepada anggota bahwa kegiatan bimbingan kelompok
sudah dapat diakhiri sesuai dengan waktu, selesainya pembahasan, atau telah
berakhirnya semua kegiatan bimbingan kelompok.
b. Pengemukaan kesan-kesan
Pada kesempatan
ini pemimpin kelompok meminta kesan-kesan anggota kelompok selama kegiatan
tersebut berlangsung. Kesan-kesan itu dapat berupa kemajuan yang diperoleh
anggota atau hal-hal yang mereka rasakan selama kegiatan itu, baik ditinjau
dari segi pemecahan masalah mereka maupun dari
segi pengembangan pribadi masing-masing anggota.
c.
Penyampaian
tanggapan-tanggapan
Selanjutnya
pemimpin kelompok memberikan tanggapan berupa penguatan, penjelasan, dan
komentar sehubungan dengan kesan- kesan yang disampaikan anggota kelompok di atas.
d. Pembahasan kegiatan lanjutan
Bila
kelompok belum sepenuhnya
selesai menjalani kegitan bimbingan kelompok, pada ksempattan itu pemimpin
kelompok mengajak anggota untuk
membicarakan kapan dan di mana pertemuan selanjutnya diselenggarakan. Di samping itu pada langkah ini
pemimpin kelompok juga
dapat meminta pesan-pesan
anggota guna kelancaran
dan keberhasilan pertemuan
yang akan datang.
e. Penutupan
Setelah semua
aspek pengakhiran dan kegiatan di
bicarakan, pemimpin kelompok dapat melakukan acara penutupankegiatan kelompok.
Acara ini terlebih dahulu diisi dengan ucapan teerima kasih dan
penghargaan dari kelompok atas terselenggaranya kegiatan itu dengan
baik. Selanjutnya pemimpin kelompok baru menutp pertemuan sambil menyanyikan
lagu-lagu perpisahan dan beersalam-salaman dengan para anggota kelompok.
Thank's Infonya Bray .. !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id